Rabu, 10 November 2010

Woro Rukmi Estiningtyas/K7109207/30/IIIB

Teori Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan

Saat ini kita ketahui bahwa terdapat berbagai macam teori pembelajaran, antara lain yaitu teori behavioristik, teori kognitivisme, teori konstruktivisme, dan teori humanistik. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dalam pembelajaranpun selalu mengalami inovasi, tentunya inovasi ini merupakan inovasi yang bersifat positif dalam dunia pendidikan.
Banyak sekali para ahli yang memaparkan mengenai teori behavioristik,seperti Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut mengenai teori behavioristik, secara umum dapat dikatakan bahwa teori behavouristik lebih melihat sosok atau kualitas manusia dari aspek kinerja atau perilaku yang dapat dilihat secara empirik. Perilaku dalam pandangan behavioristik dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan melalui proses mental. Teori kognitivisme berpendapat bahwa pembelajaran ialah suatu proses pendalaman yang berlaku dalam akal pikiran, dan tidak dapat diperhatikan secara langsung dengan tingkah laku. Ahli-ahli psikologi kognitif seperti Bruner dan Piaget menjelaskan kajian kepada berbagai jenis pembelajaran dalam proses penyelesaian masalah dan akal berdasarkan berbagai peringkat umur dan kecerdasan pelajar. Teori-teori pembelajaran mereka adalah bertumpu kepada cara pembelajaran seperti pemikiran cerdik, penyelesaian masalah, penemuan dan pengkategorian. Menurut teori ini, manusia memiliki struktur kognitif, dan semasa proses pembelajaran, otak akan menyusun segala pernyataan di dalam ingatan. Selanjutnya yaitu mengenai Teori Konstruktivisme. Dalam teori konstruktivisme, penekanan diberikan pada peserta didik lebih daripada guru. Ini karena peserta didiklah yang bertindak dengan bahan dan peristiwa sehingga memperoleh kepahaman tentang bahan dan peristiwa tersebut. Justru, peserta didik yang membina sendiri konsep dan membuat penyelesaian kepada masalah. Pada teori ini menekankan pada peserta didik untuk mencari cara sendiri untuk setiap penyelesaian masalah. Sehingga dapat ditemukan cara yang sesuai dengan dirinya. Teori yang terakhir yang akan dibahas yaitu Teori humanistik yaitu dimana pembelajaran manusia bergantung kepada emosi dan perasaannya. Seorang ahli teori ini, Carl Rogers menyatakan bahwa setiap individu itu mempunyai cara belajar yang berbeda dengan individu yang lain. Oleh karena itu, strategi dan pendekatan dalam proses pengajaran dan pembelajaran hendaklah dirancang dan disusun mengikuti kehendak dan perkembangan emosi peserta didik. Selain itu juga dijelaskan bahwa setiap individu mempunyai potensi dan keinginan untuk mencapai aktualisasi diri. Maka, para pendidik hendaknya menjaga psikologi peserta didik dan memberi bimbingan supaya potensi mereka dapat berkembangkan secara maksimal.
Dalam setiap teori memiliki sisi trsendiri, baik kelemahan maupiun kelebihan. Dalam teori behavioristik adanya pencapaian target tertentu membuat peserta didik tidak kreatif dan tidak produktif inilah yang menjadi kelemahan teori tersebut, selain itu teori ini seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak hal yang berkaitan dengan pendidikan dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon. Sedangkan dalam teori kognitivisme dalam proses belajar sangat berpengaruh terhadap kemajuan intelektual siswa, tapi disisi lain perkembangan moral kepribadian siswa tidak diperhatikan. Semestinya, prosese pembelajaran dappat menyeimbangankan antara peran kognisi dengan peran afeksi sehingga peserta didik dapat memiliki kualitas intelektual dan moral kepribadian yang seimbang. Selanjutnya teori konstruktivisme, teori ini memberikan kebebasan ruang gerak secara luas kepada peserta didik untuk belajar sehingga memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin. Di sini peserta didik dituntut agar selalu aktif agar informasi dan pengetahuan yang di dapatkan tidak terbatas. Untuk itu pendidik perlu memfasilitasi dalam proses belajar mengajar. Analisis yang terakhir adalah mengenai teori Humanistik. Teori ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan, karena berpikir dan merasakan saling beriringan. Mengabaikan pendidikan emosi sama dengan mengabaikan salah satu potensi terbesar manusia. Penedekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif serta berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Cakupan teori Humanistik mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Serta berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Dari pemaparan diatas mengenai berbagai teori pembelajaran yang beraneka ragam dapat dikatakan semua teori tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing sehingga tidak dapat diputuskan mana teori yang baik maupun teori yang buruk dalam dunia pendidikan. Tinggal bagaimana para pemeran didalam dunia pendidikan menggunankan teori tersebut. Seiring berkembangngya IPTEK diharapkan dapat terjadi inovasi pembelajaran secara maksimal sehingga dapat terwujud tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar