Sabtu, 02 Oktober 2010

Arini kurniawati K7109034 / 3A / 12

Log kelima 29 september 2010
Bagaimana cara belajar dan membelajarkan,menjadikan siswa berfikir kreatif dan pembelajaran terbuka.

Yuni rahmawati, K7109216,kelas 3B, Belajar Itu Butuh Proses

Sukses merupakan dambaan setiap manusia. Namun, untuk mewujudkannya diperlukan sebuah proses melalui usaha yang disebut belajar. Belajar tidak hanya dilakukan di lembaga-lembaga formal seperti sekolah dan berpusat antara siswa terhadap guru, melainkan juga dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Dimanapun seseorang berada, jika dia memiliki kemauan dia bisa belajar, entah itu di sekolah, di rumah, di jalan, atau bahkan di setiap tempat yang memiliki unsur-unsur kehidupan.

Saat seseorang baru lahir dan masih sangat tergantung pada orang lain, dia pun akan belajar seperti tengkurap, merangkak, duduk, berjalan, bicara hingga berlari. Hal itu tak dapat dilakukan seketika tanpa proses. Tatkala seseorang mulai memasuki bangku sekolah, dia akan melalui sebuah proses. Dimulai dari pendidikan di Playgroup, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Jadi untuk memperoleh kesuksesan diperlukan kerja keras, keuletan, ketelatenan, serta kesabaran yang cukup tinggi.

Tantangan dunia semakin berat, persaingan makin ketat, dimana setiap orang menginginkan sebuah kesuksesan, berlomba-lomba merebut kekuasaan, kedududukan, dan mengeruk harta kekayaan secara cepat, makhluk terkutuk pun mulai beraksi. Yaah….melalui bisikan-bisikan yang dapat melelapkan manusia dengan kesenangan-kesenangan sesaat, pikiran manusia mulai dicemari oleh syetan. Tak sedikit dari manusia-manusia itu yang menggunakan kecurangan untuk mendapatkan segalanya secara cepat. Contoh kecil saja yang kini telah merebak di kalangan pelajar Indonesia yaitu budaya belajar yang keliru. Belajar untuk memperoleh nilai dan ijazah. Jika nilai ijazah mereka bagus, tentu akan mudah untuk mencari pekerjaan. Dari keliruan persepsi tersebut maka berlomba-lombalah seseorang untuk memperoleh nilai yang bagus bahkan tak jarang dari mereka menggunakan segala cara untuk mendapatkannya. Mereka tak peduli cara tersebut salah atau benar. Salah satu cara yang telah membudaya itu adalah mencontek. Sadarkah mereka bahwa sebenarnya mereka telah menipu banyak pihak termasuk dirinya sendiri????????? Jika hal ini ditanyakan, mereka dengan simple dan santai akan menjawab,”Untuk memperoleh nilai bagus dan membanggakan orangtua.” Begitulah pikiran lugu mereka. Faktor yang melandasi jawaban tersebut mungkin karena orang tua yang terlalu sibuk dan jarang atau bahkan tak pernah membimbing untuk sekadar menemani saat belajar. Yang orangtua tahu adalah mencari banyak uang untuk masa depan anak-anaknya, untuk pendidikannya dan ketika anaknya lulus ujian dengan nilai bagus, mereka akan bangga tanpa peduli benarkah nilai itu hasil dari kemampuan belajar anak itu sendiri?? Hemmmm…sungguh memprihatinkan. Bisa dibilang anak-anak seperti itu adalah korban kurang kasih sayang dan bimbingan dari orangtua. Padahal, orangtua merupakan sponsor sekaligus motivator utama bagi sang anak. Jangan terlalu memaksakan kehendak seperti,”sekolah harus mendapatkan nilai bagus” tapi tanpa bekal moral yang cukup sehingga membuat sang anak nekat melakukan segala cara untuk mewujudkan keinginan orangtuanya dan melupakan sebuah proses yang sangat berguna untuk memperkaya pengalaman belajarnya.

Seorang guru juga tidak berhak mengatakan bahwa siswa yang nilainya jelek itu bodoh. Secara tak langsung itu akan membuat siswa down atau patah semangat. Ingat! Belajar itu butuh proses. Setiap anak memiliki kecepatan proses yang berbeda-beda. Ada yang cepat, ada pula yang lambat. Guru yang bijak akan lebih bangga pada siswa yang nilainya belum bagus tapi mau terus belajar, daripada siswa yang mendaptkan nilai bagus hasil mencontek. Mungkin si pencontek akan mendapatkan nilai yang bagus, namun dia takkan pernah memperoleh kepuasan dan tak pernah bisa mengukur kemampuannya sendiri. Pada saatnya nanti dia akan menuai apa yang dia lakukan karena kecurangan tak akan pernah menang. Mencontek adalah tindakan mematikan proses yang hannya akan melahirkan manusia troublemaker, bukan manusia kritis sang pemecah masalah. Kalau hal ini terus dibiarkan, kualitas pendidikan di Indonesia susah meningkat. Kesadaran dari berbagai pihak baik dari orangtua, pemerintah, guru, maupun pelajar itu sendiri merupakan kunci untuk menghentikan rayuan syetan tersebut. Terutama untuk guru yang akan mencetak para pelajar menjadi seorang ahli. Seorang guru harus berusaha menghindarkan para siswanya dari perbutan tak senonoh itu. Bagaimana caranya? Latihlah siswa untuk berpikir kritis, menganalisis, sehingga mampu memecahkan masalah. Jangan biasakan siswa belajar hanya menerima (mernghafal), tetapi biasakan mencari melalui analisis untuk mencapai sebuah pemahaman itu lebih penting. Dengan begitu, proses akan mengiringi keberhasilannya. Jadi, menilai sesuatu bukan hanya dari output yang kadang menipu, tapi lihat bagaimana prosesnya.

DIEN PUSPITAWARTI K7109059 3A

LOG 5

3 OKTOBER 2010

Belajar hanya pada tingkat memorizing yaitu dengan cara menghafat dengan demikian belum bisa dikatakan berfikir, itulah metode belajar yang masih banyak diterapkan di Indonesia. Sehingga ilmu yang masuk ke dalam otak tidak akan bertahan lama karena tidak di sertai pemahaman. Sebelum siswa memahami materi belajar maka alangkah baiknya sebagai seorang pendidik kita hendaknya mengarahkan siswa agar memahami dirinya sendiri, sehingga akan terbentuk suatu kesatuan (minat) dengan tujuan pembelajaran.

Sulatul Ma'wadah K7109181/IIIB

Log Pertemuan ke 5 Rabu 29 September 2010
.Seorang guru bertugas mencetak seorang ahli bukan seorang peniru yang ahli.
.Menilai diri sendiri sangatlah mudah.

Jumat, 01 Oktober 2010

Lu'lu Ngaqilah/ 3A / K7109123

Log pertemuan ke-5, Rabu, 29 September 2010

Dalam belajar harus menjadi satu kesatuan. Belajar tidak hanya dengan buku.

Kamis, 30 September 2010

WIDURI TYAS A. /K7109203/3B

Keluarga di Mata Remaja
Baik di sadari maupun tidak oleh kita semua bahwa sang motivator terbesar kita di dunia adalah keluarga. Di sana semua orang bisa meluapkan semua perasaan yang berada dalam benaknya baik yang timbul dari pengaruh luar dirinya ataupun dari konflik batin yang ia alami.Kita kupas sekilas partisipasi keluarga dalam membentuk hidup kita.

Dari sejak kita lahir,keluargalah yang pertama menawarkan kita kasih sayang dan tempat nyaman di dunia.Beranjak kita mulai mengenal lingkungan sekitar,keluargalah yang memandu kita untuk mengenal lebih dekat lingkungan kita dan menanamkan nilai hidup sebagai bekal kita dalam menjalani kehidupan selanjutnya.

Dan sekarang apa generasi muda kita mencerminkan bahwa keluarga adalah hal yang utama dalam hidupnya??? Mungkin banyak jawaban “belum” yang terlempar dari mulut-mulut mereka. Generasi muda sekarang lebih senang menghabiskan waktunya untuk mencoba hal baru yang membuat ia puas dan terhibur tanpa pertimbangan panjang akal sehat dan memungut partisipasi keluarga dalam faktor pertimbangan tiap langkahnya. Tidak heran bila kasus-kasus tabu banyak di lakukan oleh remajanya, seperti sex bebas, pacaran sejak usia dini, pudarnya rasa hormat orang tua dan tidak patuhnya mereka terhadap norma-norma masyarakat kita. Itu adalah remaja yang tidak memanfaatkan pentingnya keluarga dan masa depan gemilangnya.

Padahal remaja seharusnya menjadi tumpuan keluarga setelah orang tua tidak mampu lagi memberi kehidupan yang lebih baik dan lebih lama untuk keluarganya. Keluarga rela membanting tulang demi menyekolahkan kita untuk mendapatkan ilmu. Seharusnya kita sebagai remaja memanfaatkan waktu sekolah untuk benar-benar menyerap ilmu sebagai balas budi kita terhadap keluarga, lebih luasnya terhadap negara kita. Tapi apa bukti yang banyak remaja pamerkan terhadap keluarganya dari hasil sekolah mereka? ternyata nilai dari hasil mencontek…,Banggakah kita? sadarkah juga kita? bahwa perbuatan itu justru menampar secara tidak langsung terhadap keluarga kita dan korupsi terhadap keuangan keluarga. Harusnya kita buktikan kalau kita terlahir tidak hanya untuk merepotkan keluarga. Mulai saat ini bukalah lebar otak dan mata kita terhadap perbuatan yang akan kita lakukan, minimal melakukan kejujuran terhadap diri kita dan keluarga. Jangan sakiti keluarga kita sekecil apapun dengan segala perbuatan yang akan kita lakukan.Jadi lah kita remaja yang waras!!!

WIDURI TYAS A. /K7109203/3B

Log 4 (22 september 2010)
Dalam pendidikan terdapat tipe guru baik yang mengajar dengan rajin, guru super yang mengajar dengan disertai memperbaiki diri, dan guru super yang mengajar dengan car-cara baru yang memberi semangat anak untuk belajar.
Log 5 (29 september 2010)
Pendidikan kita ternyata masih tahap low order thinking yang hanya meniru dan menghafal teri yang sudah ada tetapi belum sampai tahap membuat

SUTARMI/K7109182/3B

LOG 4 (pertemuan 4, 22 september 2010)
pembelajaran seharusnya lebih menekankan pengembangan potensi otak anak, kreativitas dan keterampilan bukan sekedar mengerti dan menghafal mengenai materi yang disampaikan.
log 5 (pertemuan 5, 29 september 2010)
pendidikan di Indonesia masih menerapkan model berfikir tingkat rendah dimana masih meniru yang hanya berpusat pada pemahaman dan mempelajari teori-teori yang sudah ada, dan menghafalkanya (belum berfikir pada tingkat tinggi)

log 5 Prasetya Y (K7109151)(IIIB)

Belajar berbasis otak merupakan inovasi yang menuntut seseorang untuk berpikir tingkat tinggi(high order thinking),
dalam pembelajarang berbasis otak seharusnya guru tidak lagi memberikan pertanyaan dalam bentuk benar/salah, sebutkan dan jelaskan tetapi siswa diberi soal yang berbentuk menganalisis masalah dan menciptakan sesuatu hal yang baru agar otak peserta didik berpikir tingkat tinggi.

Ika Yuliastuti/K7109098/28/3A

Log 5
Pembelajaran seharusnya berbasis otak sehingga dapat memahami kinerja otak, dan dapat memaksimalkan kinerja otak untuk meningkatkan kecerdasan, ketrampilan dan kreatifitas peserta didik.

Yuni Rahmawati, k7109216, kls 3b,Ketika Guru Tersaingi

Di muka umum, guru merupakan sesosok yang dijunjung dan disanjung-sanjung hingga terkadang membuatnya terlambung-lambung bangga tak terkira. Seolah tak ada lagi yang mampu menyaingi kemampuannya. Namun justru rasa yang terlalu bangga karena sanjungan tersebut akan membuatnya sangat kesakitan ketika dia harus mangalami masa-masa tatkala seorang manusia cilik berotak cerdas meluncurkan sebuah pertanyaan yang sama sekali tak dapat dijawabnya. Yahh………..manusia cilik tersebut adalah “siswa”. Lantas, pantaskah sikap seorang guru kemudian sakit hati lantaran menanggapi hal tersebut? Jawaban yang seharusnya terkuak oleh bibir sesosok guru adalah….. TIDAK!!! Justru saya merasa bangga telah berhasil mendidiknya. Dia akan menjadi seseorang yang besar.

Memang itulah yang sering terjadi dalam sebuah fenomena kehidupan dunia ketika siswa lebih pandai dari seorang guru. Itu merupakan suatu kewajaran yang seharusnya malah membanggakan guru. Setiap siswa memiliki potensi untuk sukses. Lalu bagaimana dengan siswa lambat belajar?? Siswa yang lambat dalam belajar bukan berarti bodoh. Hal tersebut menjadi tantangan bagi guru untuk memberikan perhatian berupa pencerahan untuk kembali menumbuhkan potensi yang sebenarnya siswa punya. Sang guru memberika cahaya agar siswa mau dan mampu melihat sehingga dapat membangun masa depannya secara mandiri dan percaya diri. Melalui kemauan dan kepercayadirian yang tinggi akan melahirkan kemampuan dan menghilangkan ketakutan yang menikam dirinya dan menjerumuskannya dalam sebuah jurang yang bernama “kebodohan”!!!!!

Seorang guru tak boleh menyamakan perkembangan kemampuan siswa yang satu dengan yang lainnya. Mengapa??? Karena setiap siswa memiliki perkembangan dan potensi yang berbeda-beda dan kebebasan untuk berpikir. Setiap siswa memiliki intensitas perkembangan tersendiri. Ada yang lebih cepat, ada yang lambat. Namun, guru tidak boleh langsung memfonis bahwa siswa yang berkembang lebih cepat adalah yang lebih pintar. Itu sebuah kekeliruan yang harus diperbaiki. Terkadang atau malah sering, siswa yang dulunya lambat dalam berpikir malah lebih unggul. Lho, ko’ bisa??? Tentu saja, karena saat itu pola berpikirnya sudah mulai berkembang pesat dan diasah dengan ketekunannya untuk menuju perkembangan yang optimal. Sementara siswa yang sebelumnya lebih unggul, kini bisa saja jauh tertinggal di bawahnya. Jadi…….seorang guru itu, jangan bertindak seenaknya lho terhadap siswanya. Jangan takut jika siswanya lebih berhasil dari dirinya. Justru guru akan disebut berhasil jika mampu membuat siswanya lebih pandai dan lebih berhasil darinya. Yakinlah guru yang berjiwa kesatria tersebut tak akan dilupakan oleh siswanya. Tak usah itung-itung berapa pahala yang akan diperoleh, Insya Allah besar asal ikhlas dalam menjalaninya dan jangan suka memaksakan siswa dalam belajar…itu sama saja dengan pembunuhan. Hiiiii…..serem! Tak mau kan disebut pembunuh? Jadi, pahami apa yang siswa inginkan. Jika itu positif beri dukungan, tapi kalau itu negatif, beri siswa arahan untuk ke arah kebaikan dan menjadi guru yang selalu SIAP ( Semangat, Inisiatif, Aktif, dan Produktif) pasti bermanfaat. By ^-^ Rahma^-^

Retno Megawati K7109158 Log 4&5

Log 4 (22 September 2010)
Menjadi seorang guru tidak hanya berhenti menjadi guru yang baik tetapi berusaha menjadi guru super yang bisa membuat orang lain jadi lebih maju syukur-syukur menjadi guru exelent yang bisa memperbaiki diri sendiri.

Log 5 (29 September 2010)
Belajar berbasis otak merupakan inovasi pembelajaran yang menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi, guru tidak lagi memberikan pertanyaan seperti sebutkan dan jelaskan tetapi siswa disuruh menganalisis suatu masalah agar otak bagus yang dimiliki manusia terbiasa berpikir tingkat tinggi.

Yuni Rahmawati_log 5

Pertemuan tanggal 29 September 2010, kembali aku mendapat sebuah gugahan yang menggetarkan hati, sadar betapa selama ini aku terlalu percaya diri mengatakan bahwa aku sudah berpikir secara maksimal....ternyata aku, dan masih banyak masyarakat Indonesia lainnya masih berpikir tingkat rendah, yang hanya meniru, memfotocopy pengetahuan yang membuat budaya belajar ambles, kini sudah saatnya belajar berbasis otak,memancing otak untuk berpikir kritis,memanfaatkan intelek,kreatifitas,dan ketekunan untuk menciptakan masyarakat berkualitas tinggi melalui mendengar, melihat, bicara, dan membaca.^rahma^

Rabu, 29 September 2010

Lu'lu Ngaqilah/3A/K7109123

log pertemuan ke-4, Rabu, 22 September 2010
Guru yang baik adalah guru yang mampu memberikan pembelajaran dengan baik. Guru yang exelent adalah guru yang bisa membawa muridnya dalam proses pembelajaran.sedangkan guru yang super adalah guru yang di manapun beliau berada jiwanya tetap guru.
Sebagai guru hendaknya harus SIAP( Semangat, Inisiatif, Aktif dan Produktif) dan mampu menyesuaikan pembelajaran anak di SD.

DIEN PUSPITAWARTI K7109059 3A

LOG 4
Guru yang baik adalah guru yang bisa membawa orang lain atau siswa menjadi orang yang lebih baik. Guru hendaknya mampu menggali potensi dalam diri siswa sehingga pembelajaran tidak hanya meniru apa yang kita ajarkan tetapi juga dapat menciptakan pemikiran yang baru. Siswa bergerak bukan karena teriakan kita tetapi dengan motifasi dan penguatan yang bermuara pada rasa semangat dan rasa percaya diri, dengan kata lain mereka mampu jika ada kemauan. Guru hendaknya SIAP ( semangat, inisiatif, aktif dan produktif)

TOFIYAH/K7109186/3B

Log Pertemuan ke 5, 29 September 2010
Dalam menulis kunci utama yang di perlukan adalah membaca, membaca tidak harus buku yang penting fenomena/keadaan.

Novi Tri Kurniasih (K7109137) (IIIB)

Log Pertemuan 5 Tgl 29 September 2010

Pembelajaran yang baik adalah ketika kita mampu mengenal dan memahami peserta didik.Pahamilah peserta didik kita agar tujuan pembelajaran dapat tercapai!!!!!

log 5 RIZKA VITASARI (K7109167/3B/14)

log 5
Mempelajari tentang materi belajar berbasis otak dengan memberikan stimulus ke otak, apabila kurang cerdas mencoba dengan need for achievment atau kreativitas.

Ulfi Rahmatikasari/ K7109193/ IIIB

Log pertemuan 5
29 September 2010

Guru harus mampu melakukan pembelajaran berbasis otak, mencetak ahli, dan membuat alternatif pembelajaran lain.Dimana pun tempatnya harus mampu menerapkan inovasi.

Yuni Ambarsari / K7109215 / III B

Log pertemuan ke 5
tanggal 29 september 2010

membahas mengenai sistem pembelajaran berbasis otak, bagaimana berfikir dari low order thingking ke pembelajaran inovatif yaitu belajar dengan berbasis otak yang memanfaatkan perkembangan berbagai belahan otak.

NOVIANA TRI LESTARI/K7109139/05/III B

LOG PERTEMUAN 5 (29 September 2010)
Apakah kita pernah berfikif bagaimana otak kita bekerja?Apakah sampai hari ini kita belajar sudah berbasis otak?Pertanyaan inilah yang harus kita cermati sebagai calon guru yang akan merubah pembelajaran biasa menjadi luar biasa.

Zahro S Tanjung / K7109218/ III B

Log pertemuan ke 5
Tanggal 29 SEPTEMBER 2010

Membicarakan tentang pembelajaran berbasis otak yang merupakan pembelajaran dimana seorang guru dapat mengenal situasi, kondisi serta karakter peserta didiknya sehingga dapat menciptakan inovasi baru yang sebenarnya.

Agus Hadi Saputro/K7109006/3A

Dalam pembelajaran, otak perlu dimaksimalkan kinerjanya dengan memberikan stimulus-stimulus yang mendukung.

MITANINGTYAS FITRIANA / K7109129 / IIIB / O1 / Log 5

Orang sukses mempunyai tingkat intelektual tinggi, kreatif, dan berfikir ke arah prestasi. Pembelajaran tersebut hendaknya memaksimalkan kemampuan otak.

Anggriawan Nova P/ K7109018/5/3A

29 September 2010
Log V
SAVI (Somatis Audio Visual Intelektual)
Gelombang Masyarakat Agraris, Industri, Respitualisasi

Astuti Prasetyaningsih/K7109037/15/kelas A

Log pertemuan 5/ 29 september 2010
Proses pembelajaran saat ini belum berbasis otak, karena proses pembelajaran belum dapat menemukan hal-hal baru yang mengasak otak.

Ika Windy Pratiwi/K7109097/27

LOG PERTEMUAN 5
29 SPTEMBER 2010
pembelajaran pada saat ini belum sepenuhnya berbasis pada otak.

Woro Rukmi Estiningtyas/ K7109207/ IIIB

log pertemuan ke 5 / 29 sep 2010

Pembelajaran berbasis otak yaitu pembelajaran yang dirancang dengan konsep memaksimalkan kemampuan otak. Namun setiap otak memiliki kemampuan berbeda- beda, sehingga sebagai seorang guru harus mampu membantu peserta didik untuk dapat memaksimalkan kemampuan otak masing-masing..

Yunita Lailati Husna / K7109217 B (35)

Pertemuan ke-5. Rabu, 29 September 2010

Kunci keberhasilan seseorang ada 3, yaitu jika seseorang tersebut mampu mencapai kriteria sebagai intelek, memiliki kerangka berpikir berprestasi, serta kreativitas. Dalam hal ini seseorang harus mampu menyerap dan mengapresiasikan ilmu yang diterima, bukan hanya memenuhi formalitas mendapatkan ijazah.

NUR LAILA K7109222/3B

Pertemuan 5/29-09-2010
Menerapkan pembelajaran berbasis otak,mengeksplor kemampuan otak untuk belajar dan berkreatifitas. Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda-beda maka guru harus secara terus-menerus memberikan stimulus untuk mengoptimalkan kerja otak.

NOVIANA TRI LESTARI/K7109139/05/III B

GURU SEPERTI KOKI

Perkembangan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju pesat menghasilkan inovasi di berbagai bidang. Perkembangan inovasi di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan dirasakan lebih pesat dibandingkan dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan pada saat ini menjadi perhatian. Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya inoivasi pendidikan, dan inovasi pendidikan salah satunyainovasi dalam pelaksanaan pembelajaran.
Inovasi pembelajaran adalah ide, media, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru yang digunakan oleh seorang guru untuk mengajar sebagai usaha mencapai tujuan pembelajaran dan memecahkan masalah-masalah pembelajaran. Inovasi pembelajaran merupakan upaya dasar dalam memperbaiki aspek-aspek pendidikan dalam praktiknya. Proses pembelajaran dituntut selalu menyesuaikan dengan tuntutan dan dinamika kehidupan masyarakat, agar pembelajaran tidak membosankan maka harus ada inovasi yang dilakukan oleh seorang guru.
Dari berbagai aspek dalam pendidikan, aspek pembelajaran merupakan elemen yang memiliki pengaruh sangat signifikan untuk mewujudkan kualitas lulusan atau output pendidikan. Proses pembelajaran dapat diibaratkan meramu masakan nenjadi masakan yang enak dan lezat. Kelezatan suatu masakan tidak cukup ditentukan oleh kengkapan bumbunya, justru yang amat penting adalah kemampuan seorang koki dalam meramu bumbu masakan dan pintar-pintar seorang koki memberikan sentuhan inovasi yang baru pada masakan agar masakan menarik dan penikmat masakan menyukainya. Berdasarkan analog ini, maka pembelajaran adalah proses meramu bumbu, sedangkan guru adalah kokinya.

Dewi Masitoh/k7109051/IIIA/17

LOG 5 Rabu,29 September 2010

Belajar yang sering kita lakukan cenderung masih berada pada tingkat memorizing (tingkat menghafal)saja. Tak jarang seorang guru yang mengajar hanya berdasar teori semata, sehingga dapat dikatakan guru hanya memproduk siswa berteori bukan berkreasi ataupun berimajinasi. Untuk itu seorang guru perlu melakukan pengajaran imijinatif atau pengajaran yang telah memanfaatkan alat-alat berfikir (alat-alat kognisi)

NOVIANA TRI LESTARI/K7109139/05/III B

Efisienkah Guru Dalam Pembelajaran?

Istialah efisien dalam pembelajaran tentunya tidak sama dengan kata efisien dalam ilmu menejemen. Efisien sering kali disandingkan dengan kata efektif. Dalam ilmu menejemen, efektif berarti berdaya guna. Secara terminologis, efisien berarti sedikit biaya atau waktu tetapi memperoleh hasil secara optimal, biaya minimal, hasil maksimal.
Istilah efisien dalam pembelajaran bukan berarti biaya dan waktu sedikit tetapi menghasilkan siswa yang cerdas dan pintar. Pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mampu memberikan atau menambah informasi atau pengetahuan baru bagi siswa. Sedangkan pembelajaran yang efisien adalah pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan dan mampu menggerakan siswa dalam belajar. Sebenarnya materi pelajaran tidak ada yang sulit atau mudah, tetapi karena suasana pembelajaran yang menakutkan, mencemaskan bagi siswa akhirnya materi seakan-akan terasa sulit. Suasana pembelajaran yang menakutkan dan mencemaskan biasanya disebabkan oleh gaya guru dalam menyampaikan materi, karakter guru dalam melakukan komunikasi atau pergaulan dengan siswa serta cara atau pendekatan gueu dalam memberikan hukuman kepada siswa berlebihan.
Guru dan proses pembelajaran adalah dua hal yang memiliki keterkaitan sangat erat dan mutlak. Artinya guru akan lebih memiliki makna secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang baik, tepat, akurat, serta relevan dengan prinsip pendidikan itu sendiri.
Apa yang dipraktekan guru tidak secara langsung sangat berpengaruh negative bagi siswa dalam mempelajari dan mengembangkan pengetahuan serta kedewasaan pribadi siswa. Oleh sebab itu pembelajaran dalam konteks sekarang tidak cukup pembelajaran yang efektif, tetapi justru yang amat penting adalah pembelajaran yang amat penting adalah pembelajaran yang efisien yaitu pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan, penuh keakraban dan saling menghargai antara guru dan siswa.
Akibatnya siswa menjadi betah dan bersemangat dalam memahami dan mempelajari pelajaran. Memotivasi membaca buku tidak hanya untuk mengerjakan soal tetapi memiliki keinginan tinggi untuk menanbah pengetahuan dan pemahaman tentang pelajaran.

NUR LAILA K7109222/3B

ertemuan 5/29-09-2010
Menerapkan sistem pembelajaran berbasis otak, mengeksplor kemampuan otak untuk belajar dan berkreatifitas.

RITA RETNOSARI (K7109165/13)

log pertemuan tanggal 29 Sept 2010

Brain-Based Learning
Setiap manusia memiliki otak yang unik... Otak anak berkembang luar biasa. Otak kanan yang bekerja dg sft kreatifitas sedangkan otak kiri bekerja dg intelektual.
otak antara kita dg orang lain tentu berbeda-beda. kita optimalkan otak kita untuk berkembang dan berfikir.

Tri Rahayuningsih/K7109188/21/3B

Log Pertemuan 5
Rabu, 29 September 2010
Inovasi yang diharapkan dari seorang guru adalah membuat sesuatu yang benar-benar baru yang belum pernah terfikirkan sebelumnya. Guru adalah pencetak ahli bukan seorang peniru yang hanya menurun dari apa yang pernah tercipta tetapi berusaha untuk menciptakan. Murid harus selalu haus atau benar-benar merasa butuh akan prestasi. Sekolah adalah untuk pintar, bukan untuk ijasah.

Tri Rahayuningsih/K7109188/21/3B

Log Pertemuan 4
Rabu, 22 September 2010
Guru yang baik adalah guru yang mempu memberikan teladan. Guru yang excellent adalah yang mampu memperbaiki diri dan professional. Sedangkan guru yang super adalah guru yang mampu memberikan inspirasi.
Dalam suatu belajar kelompok, anak yang pandai jangan dicampur dengan anak yang kurang pandai, karena yang kurang pandai hanya sebagai “mesin fotocopy” yang tidak memberikan pendapat kepada yang lain dan hanya menelan mentah-mentah apa yang dilakukan oleh yang pintar.

pawit khotibin k7109150/08 3b

log 5

inovasi yang terbaik adalah inovasi yang membangun pola pikir dan kebudayaan yang bersifat menunjang, bukan inovasi dalam bentuk kehancuran. menjadi seorang guru hendaknya mampu mengiptimalkan seluruh potensi baik dari siswa, lingkungan, media, perkembangan IPTEK,
serta potensi guru itu sendiri, sukukur2 mampu mengoptimalkan pola pikir otak kanan

Log 4 & Log 5

Winarsih
K7109204/3B

Log 4

Guru itu seharusnya memahami keadaan peserta didiknya, baik fisik maupun psikis. Guru juga mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar keegiatan pembelajaran berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Log 5

Inovasi pembelajaran itu dapat dilaksanakan jika guru memahami keadaan yang ada di kelas.

pawit khotibin k7109150/08 3b

log 4

menjadinseworang guru hendaknya adalah panggilan jiwa, bukan sekedar mencari pekerjaan, karena tugas utamanya adalah membuat inovasi dalam segala bidang. dan memanusiakan manusia, bukan menciptakan manusia robot, atau para pekerja.
untuk menghasilkan inovasi tersebut seorang guru hendaknya memiliki sikap

1. siap
2. intelek
3. cerdas
4. taqwa
5. dan trampil

Selasa, 28 September 2010

sutarno k7109183 IIIB

log 5
Alat berfikir manusia ( alat kognitif )setiap orang berbeda beda. kebanyakan orang pemikirannya masih low order thingking yaitu pemikiran tingkat rendah.

niken septiasih/K7109131/IIIB/LOG 5

LOG: Otak manusia dibagi enjadi 3 bagian. intelektual sebelah kiri, kreatifitas sebelah kanan, yang ketiga gabungan untuk motifasi.

RANI DAROJAH/10/K7109156/3B

lOG PERTEMUAN 5, Rabu 29 September 2010
Inovasi sangat diperlukan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang baik adalah bagaimana kita dapat lebih mengenal dan memahami siswa, bagaimana kita dapat membuat anak berpikir kreatif dan cerdas.

Fitria Ningsih/ 3A/ K7109084

Log pertemuan 4, 22 September 2010
Guru yang baik yaitu mencakup tiga kriteria yaitu guru yang baik, guru yang excelent, dan guru yang supel.Guru yang baik yaitu guru yang menyenangkan, guru yang yang excellent yaitu guru yang baik dan mampu membawa muridnya kearah yang lebih baik, guru yang supel yaitu guru yang mampu memotivasi dan juga disenangi oleh muri- muridnya. Guru juga harus SIAP( Semangat, Inovatif, Aktif, dan Produktif). Semangat dalam artian dalam melaksanakan kewajiban seorang guru harus berjuang dalam mencerdakan peserta didiknya, tanpa ada penyesalan dan pantang menyerah dalam menghadapi peserta didiknya. Inovatif merupakan kemampuan interpersonal seorang guru dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik agar mereka tidak mengalami kejenuhan dalam proses belajar. Aktif disini yaitu seorang guru harus aktif memberikan motivasi kepada peserta didik agar dan juga aktif dalam pelaksanaan pembelajaran tetapi bukan berarti peserta didik tidak aktif atau hanya guru saja yang aktif, tetapi harus mampu mengaktifkan peserta didiknya juga. Produktif dalam hal ini yaitu seorang guru harus berusaha memproduksi generasi yang cerdas dan juga berakhlak.

indah amalia u.m.

log pertemuan 4
tanggal 22 september 2010

guru yang berkarakter baik,kuat dan cerdas adalah guru super (excellent) yang mampu mengarahkan cita-cita anak dengan tepat dan memberikan motivasi kepada anak untuk belajar serta membimbing dalam mengembangkan potensinya.

Log Undi Eka Wati_K7109194_25_3B

Log Pertemuan 3, tgl 22 sept 2010

Mendidik anak harus melihat perkembangan mereka, jangan dengan keegoisan diri sendiri.

Irma Nangima Sari/K7109105/30

Log 4(22 September 2010)

Pada intinya menjadi guru yang baik atau guru yang excelent atau guru yang super adalah dimana seorang guru mampu membawa anak termotivasi dalam menggapai cita-citanya dan menganggap anak sebagai subjek bukan objek dan juga menganggap anak sebagai seorang yang memiliki kreasi bukan tukang foto copy.

Yuni Rahmawati,k7109216,34, log 4

log 3
Dari pertemuan pada tanggal 22 September 2010 lalu, aku mendapatkan satu pelajaran kembali yaitu sikap seorang guru dalam menularkan ilmu kepada peserta didik haruslah mampu menginspirasi atau memotifasi ke arah kemajuan, peduli pada perkembangannya,namun tetap rendah hati dan selalu memperbaiki diri.^rahma^

Ika Windy Pratiwi / K7109097 / 27

LOG PERTEMUAN 4
22 SEPTEMBER 2010
pada pertemuan ini, membahas tentang guru yang baik, yaitu guru yang mampu mrngetahui secara langsung karakteristik siswa, sehingga mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan siswa.

Dian Wahyuni/K7109058/19

Log 4 (22 September 2010)

Guru harus dapat memahami anak, mengetahui perbedaan masing-masing anak dan menjadikan anak sebagai diri mereka sendiri (anak bukan robot) serta guru harus memiliki sifat baik,excellent, dan super supaya anak dapat berkembang secara optimal.

Ika Yuliastuti/ K7109098/28/3A

Log 4 22 September 2010

Pandangan dan tantangan guru saat ini dan dimasa yang akan datang semakin berat, sehingga seorang calon pendidik harus bisa menjadi guru yang super, excellent dan baik.

Arini Kurniawati K7109034 / 12 /3A

LOG 4 22 September 2010

Menjadi seorang guru hendaknya bisa menjadi guru yang excellent, baik dan super. Bisa membawa anak atau peserta didik kearah yang positif, bukan dipaksa untuk meniru kita dan apa yang kita lakukan dan bisa menjadi guru yang siap untuk memajukan bangsa.

LILIS SAPUTRI H. ( IIIA / K7109120 )

Log 4
Memahami peran guru sebagai guru masa depan. Guru memiliki tiga kategori yaitu guru yang baik, guru exelent, dan guru super. Guru yang baik yaitu guru yang mampu mengajar dengan baik. Guru exelent yaitu guru yang mampu membawa muridnya. Guru super adalah guru yang mempunyai jiwa guru.

Senin, 27 September 2010

Belajar dan Pembelajaran/ NOVA SILVIANI N/K7109136/03

Belajar merupakan penambahan, perluasan, dan pendalaman pengetahuan, nilai, sikap serta keterampilan. Merupakan suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Perubahan perilaku tersebut merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungan dan perilaku tersebut bersifat relatif tetap.
Belajar memiliki ciri-ciri yaitu: pertama, belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada individu. Kedua, perubahan itu harus buah dari pengalaman. Ketiga, perubahan tersebut relatif tetap.
Belajar juga terdapat beberapa jenis diantaranya, yaitu: belajar isyarat (Signal Reaning), belajar stimulus-respon (Stimulus-Response Learning), belajar asosiasi verbal (Verbal Asosiation Leraning), belajar konsep (Concept Learning), belajar hukum atau aturan (Rule Learning), belajar pemecahan masalah (Problem solving learning).
Pembelajaran dalam pendidikan formal yakni pendidikan disekolah, sebagisn besar terjadi di sekolah dan lingkungan.Juga pembelajaran terjadi lingkungan masyarakat yaitu pada saat kegiatan ko-kurikuler, ekstrakurikuler dan ekstramular.
Konsep dasar pembelajaran seperti dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu: Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, sumber pelajar, lingkungan belajar.
Model-model pembelajaran, antara lain: model pengkondisian operant dari B.F Skinner, model kondisi belajar dari Robert Gagne-Briggs, model pemrosesan informasi, model perkembangan kognitif dari Jean Piaget dan model belajar sosial dari Albert Bandura.
Pembelajaran yang harus kita kembangkan, seperti:
1.Pembelajaran berorientasi pada proses belajar isyarat.
2.Pembelajaran berorientasi pada proses belajar rangkain.
3.Pembelajaran berorientasi pada proses beljar stimulus respon.
4.Pembelajaran berorientasi pada proses belajar asosiasi verbal.
5.Pembelajaran berorientasi pada proses belajar membedakan.
6.Pembelajaran berorientasi pada proses belajar konsep.
7.Pembelajaran berorientasi pada proses belajar aturan.
8.Pembelajaran berorientasi pada proses belajar pemecahan masalah.
Belajar dan pembelajaran merupakan suatu kompenen yang sangat penting dalam pencapain tujuan pembelajaran baik formal maupun informal.

TOFIYAH/k7109186/3B

Hubungan Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. Keduanya saling berkaitan satu sama lain. Belajar merupakan proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan (competencies), ketrampilan (skills), dan sikap ( attitudes).Sedangkan Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar. Oleh karena pembelajaran merupakan upaya untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan hakikat, jenis, dan hasil belajar. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar tidak hanya terjadi di sekolah saja,tetapi juga bisa terjadi dalam interaksi sosial dalam lingkungan masyarakat. Proses belajar dan pembelajaran bisa terjadi dimana saja, dan kapan saja tidak dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu. Untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan dalam proses pembelajaran selain memperhatikan pendidik, peserta didik, dan sumber belajar, juga harus memperhatikan proses interaksi antara pendidik da peserta didik, dan juga lingkungan belajar. Semuanya saling berkaitan satu sama lain. Proses pembelajaran merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ulfi Rahmatikasari/ K7109193/ IIIB

Log pertemuan 4
22 September 2010

Membicarakan tentang guru yang baik yaitu guru yang mengetahui karakteristik siswanya, guru excelent dapat memperbaiki dirinya sendiri, dan guru super adalah guru yang dapat mengubah siswanya ke arah yang lebih baik.

Zahro Sri Tanjung / K7109218 / III B

Log pertemuan ke 4

Membicarakan tentang karakteristik menjadi guru yang baik, bahwa seorang guru yang baik dapat mengerti dan memberi apa yang dibutuhkan peserta didiknya dan dapat membangun karakter sisiwa dari dasar.

Dewi Masitoh/k7109051/17/IIIA

LOG pertemuan 4 rabu,22 September 2010

Dalam kegiatan pembelajaran tidak ada istilah kebetulan, tetapi segala sesuatu perlu direncanakan dengan baik supaya kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Sebagai seorang guru harus selalu SIAP (Semagat, Inisiatif,Aktif dan Produktif) supaya kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan mengugah semangat siswa dalam belajar.Ada 3 macam kriteria seorang guru yaitu:
a.guru yang baik: guru yang mampu menyampaikan materi pelajaran dengan baik kepada siswanya
b.guru excelen: guru yang mampu membawa siswanya ke dalam situasi dan kondisi yang ada
c. guru super : guru yang selalu memiliki jiwa sebagai seorang guru dalam segala kondisi,waktu,dan tempat yang ada

niken septiasih;LOG 4 (K7109131/IIIB)

LOG 4: Guru yang baik adalah guru yang selalu SIAP(Semangat, Inisiatif, Aktif, dan Produktif)

log 4 rizka vitasari (K7109167/IIIB/14)

log 4: Guru yang excelent adalah guru yang bisa memperbaiki dirinya sendiri tanpa menunggu kritikan dari orang lain dan selalu melakukan persiapan yang matang.

Minggu, 26 September 2010

ROVEY WIDIANTO / K7109169 / IIIB / 15

Kadang kita bosan dengan hal-hal yang monoton termasuk dalam belajar. Bagi pelajar, setiap hari berangkat ke sekolah merupakan hal yang biasa dan kadang membosankan. Hal ini dapat menurunkan semangat belajar. Berikut beberapa tips untuk meningkatkan motivasi dan semangat belajar kita:

1. Bergaullah denganorang-orang yang senang belajar.

Bergaul denganorang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi. Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.

2. Belajar apapun

Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, memainkan alat musik, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya. Belajar dari internet, Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu website yang dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri adalah kompasiana.com.

3. Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif.

Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

4. Cari motivator.

Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

Apa motivasi belajar anda?

Dyah Pratiwi / IIIA / K7109066

LOG 4

Dalam pembelajaran yang paling penting didapatkan siswa adalah experience curiculum yaitu pengalaman belajar dibanding dengan materi yang hanya diberikan oleh pendidik.
Guru memiliki beberapa kategori yaitu guru baik, guru exelent dan guru super. Seorang guru dapat dikatakan baik apabila guru tersebut dapat menyampaikan materi dengan baik kepada siswa dan siswa juga mampu menerima pelajaran yang diberikan dengan mudah. Guru dapat dikatakan exelent apabila guru tersebut mampu membawa siswanya. Dan guru dapat dikatakan super apabila guru tersebut mempunyai "jiwa guru", jadi dimanapun ia berada jiwa gurunya akan selalu tertanam dalam pikiran dan hatinya. Mungkin di Indonesia masih sedikit dan mungkin dapat dihitung guru yang benar-benar mempunyai jiwa sebagai seorang guru. Untuk menjadi guru super memang tidak mudah tetapi bukan berarti mustahil untuk dilakukan selama kita memiliki kemauan dan benar-benar ikhlas serta menikmati profesi kita sebagai seorang guru. Semoga kelak kita calon-calon guru bisa menjadi guru yang benar-benar mempunyai jiwa sebagai seorang guru (guru super).Amiin....

Log 4 ERNAWATI (K7109073/IIIA/24)

LOg 4

Kita semua mahasiswa PGSD FKIP UNS KAMPUS VI KEBUMEN adalah calon-calon guru. Kelak kita akan dituntut untuk menjadi guru yang baik.Bagaimanakah karakteristik guru yang baik itu???
Guru yang baik paling tidak harus super dan exelent. Dikatakan super jika guru itu  bisa benar-benar menjiwai dirinya sebagai guru, dan exelent jika guru itu bisa masuk ke dalam dunia anak didiknya dan kemudian membawa muridnya ke dalam dunia guru untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Guru harus bisa membuang prasangka buruk tentang anak karena dasarnya perkembangan anak dapat diprediksi sehingga proses menjadi guru yang baik dimulai dengan memahami perkembangan anak sesuai umur mereka. Guru selalu S.I.A.P (Semangat, Inisiatif, Aktif, dan Produktif)

Log 4 (Dwi Rahmanto/ K7109062/ 3A/ 21)

Untuk menjadi seorang guru memang cukup mudah, yaitu dengan menempuh jenjang pendidikan guru atau dengan mengajar saja. Tapi apakah semua guru itu termasuk guru yang baik? tentu saja tidak, karena guru yang baik adalah mereka yang mampu memotivasi siswanya dan mampu menyalurkan minat serta bakat siswa.
Sesuatu yang perlu diperhatikan oleh para guru adalah :
  • anak adalah anak dan bukan kita, jadi biarkanlah mereka belajar dengan cara mereka sendiri.
  • anak akan semangat jika mendapat motivasi dan akan malas jika dipaksa.
Dengan demikian, guru seharusnya tidak seenaknya saja dalam mengajar tapi gunakanlah stategi dan inovasi dalam pembelajaran agar siswa mampu berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

ROVEY WIDIANTO / K7109169 / IIIB / 15

BELAJAR

Robert. M. Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning mengemukakan bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth ; Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Dalam teori psikologi konsep belajar Gagne ini dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan aliran instrumentalisme.

Pengertian Belajar Cronbach (1954) berpendapat : Learning is shown by a change in behaviour as result of experience ; belajar dapat dilakukan secara baik dengan jalan mengalami.

Menurut Spears : Learning is to observe, to read, to imited, to try something themselves, to listen, to follow direction ; pengalaman dapat diperoleh dengan menggunakan panca indra.

Lester.D. Crow and Alice Crow mendefinisikan : Learning is the acuquisition of habits, knowledge and attitudes ; Belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaankebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap.

Hudgins Cs. (1982) berpendapatHakekat belajar secara tradisional belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku, yang mengakibatkan adanya pengalaman .

Jung , (1968) mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh pengalaman.

Ngalim Purwanto, (1992 : 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

MENGAJAR

Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

Tyson dan Caroll (1970) mengemukakan bahwa mengajar ialah : a way working with students … A process of interaction . The teacher does something to student, the students do something in return ; sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.

Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya danmenghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.

Tardif (1989) mendefinisikan, mengajar adalah . any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.

Biggs (1991), seorang pakar psikologi membagi konsepmengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu
1. Pengertian Kuantitatif dimana mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebai-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar.

2. Pengertian institusional yaitu mengajar berarti . the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siapmengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat , kemampuan dan kebutuhannya.

3. Pengertian kualitatif dimana mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri.

Nah.. dari berbagi definisi di atas, saya paling setuju dengan pendapat Cronbach dan Spears. Cronbach (1954) berpendapat bahwa belajar dapat dilakukan secara baik dengan jalan mengalami. Spears berpendapat bahwa pengalaman dapat diperoleh dengan menggunakan panca indra. Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar dilakukan dengan menggunakan panca indera dalam semua hal yang kita alami.

Sedangkan dalam definisi mengajar, saya lebih setuju denga pendapat Arifin (1978) yaitu, mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

Silahkan berkomentar, definisi siapa yang sejalan dengan pemikiran anda?. Atau mungkin anda memiliki pendapat pribadi mengenai definisi belajar dan mengajar.

Nur Khasanah (K7109142 / III B)

Log Pertemuan ke 4
Menguraikan tentang bagaimana menjadi guru yang baik, guru super, dan guru exelent, serta upaya yang harus kita lakukan agar kita mampu merealisasikan hal tersebut. Sebagai seorang pendidik, hendaknya kita memahami bahwa karakteristik dari peserta didik berbeda-beda dan masing-masing individu memiliki tingkat kemampuan yang berbeda pula.

Wahyu Widayanti/ K7109200/ 26/ IIIB

Log Pertemuan ke 4 Rabu, 22 September 2010

Salah satu ciri sebagai guru yang baik ialah memberikan selalu kesempatan kepada peserta didik dalam mengembangkan potensinya.