Kamis, 30 September 2010

Yuni Rahmawati, k7109216, kls 3b,Ketika Guru Tersaingi

Di muka umum, guru merupakan sesosok yang dijunjung dan disanjung-sanjung hingga terkadang membuatnya terlambung-lambung bangga tak terkira. Seolah tak ada lagi yang mampu menyaingi kemampuannya. Namun justru rasa yang terlalu bangga karena sanjungan tersebut akan membuatnya sangat kesakitan ketika dia harus mangalami masa-masa tatkala seorang manusia cilik berotak cerdas meluncurkan sebuah pertanyaan yang sama sekali tak dapat dijawabnya. Yahh………..manusia cilik tersebut adalah “siswa”. Lantas, pantaskah sikap seorang guru kemudian sakit hati lantaran menanggapi hal tersebut? Jawaban yang seharusnya terkuak oleh bibir sesosok guru adalah….. TIDAK!!! Justru saya merasa bangga telah berhasil mendidiknya. Dia akan menjadi seseorang yang besar.

Memang itulah yang sering terjadi dalam sebuah fenomena kehidupan dunia ketika siswa lebih pandai dari seorang guru. Itu merupakan suatu kewajaran yang seharusnya malah membanggakan guru. Setiap siswa memiliki potensi untuk sukses. Lalu bagaimana dengan siswa lambat belajar?? Siswa yang lambat dalam belajar bukan berarti bodoh. Hal tersebut menjadi tantangan bagi guru untuk memberikan perhatian berupa pencerahan untuk kembali menumbuhkan potensi yang sebenarnya siswa punya. Sang guru memberika cahaya agar siswa mau dan mampu melihat sehingga dapat membangun masa depannya secara mandiri dan percaya diri. Melalui kemauan dan kepercayadirian yang tinggi akan melahirkan kemampuan dan menghilangkan ketakutan yang menikam dirinya dan menjerumuskannya dalam sebuah jurang yang bernama “kebodohan”!!!!!

Seorang guru tak boleh menyamakan perkembangan kemampuan siswa yang satu dengan yang lainnya. Mengapa??? Karena setiap siswa memiliki perkembangan dan potensi yang berbeda-beda dan kebebasan untuk berpikir. Setiap siswa memiliki intensitas perkembangan tersendiri. Ada yang lebih cepat, ada yang lambat. Namun, guru tidak boleh langsung memfonis bahwa siswa yang berkembang lebih cepat adalah yang lebih pintar. Itu sebuah kekeliruan yang harus diperbaiki. Terkadang atau malah sering, siswa yang dulunya lambat dalam berpikir malah lebih unggul. Lho, ko’ bisa??? Tentu saja, karena saat itu pola berpikirnya sudah mulai berkembang pesat dan diasah dengan ketekunannya untuk menuju perkembangan yang optimal. Sementara siswa yang sebelumnya lebih unggul, kini bisa saja jauh tertinggal di bawahnya. Jadi…….seorang guru itu, jangan bertindak seenaknya lho terhadap siswanya. Jangan takut jika siswanya lebih berhasil dari dirinya. Justru guru akan disebut berhasil jika mampu membuat siswanya lebih pandai dan lebih berhasil darinya. Yakinlah guru yang berjiwa kesatria tersebut tak akan dilupakan oleh siswanya. Tak usah itung-itung berapa pahala yang akan diperoleh, Insya Allah besar asal ikhlas dalam menjalaninya dan jangan suka memaksakan siswa dalam belajar…itu sama saja dengan pembunuhan. Hiiiii…..serem! Tak mau kan disebut pembunuh? Jadi, pahami apa yang siswa inginkan. Jika itu positif beri dukungan, tapi kalau itu negatif, beri siswa arahan untuk ke arah kebaikan dan menjadi guru yang selalu SIAP ( Semangat, Inisiatif, Aktif, dan Produktif) pasti bermanfaat. By ^-^ Rahma^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar