Jumat, 22 Oktober 2010

Astuti Prasetyaningsih/ K7109037/ IIIA

Log Pertemuan 8
20 Oktober 2010
Pengetahuan yang harus didapat anak adalah suatu pengetahuan yang bersifat kebenaran bukan pembenaran, menjadi tanggung jawab guru dalam membangun diri hingga membentuk kebenaran itu.

Kamis, 21 Oktober 2010

Amanah_K7109010_IIIA

Log Pertemuan 8
20 Oktober 2010

Tugas guru yang paling berat adalah PLAN... Bagaimana guru menyiapkan dan merencanakan pembelajaran...

Rabu, 20 Oktober 2010

Nur Hidayah, K7109141/ IIIB

Pertemuan ke-8, 20 Oktober 2010

Belajar merupakan mencari informasi kemudian megolah informasi tersebut untuk menjadi sebuah pengetahuan yang lebih luas.

LOG NUR LAILA K7109222/3B

Pertemuan 8, 20-10-2010
Hakekat mengajar adalah membuat orang lain belajar, mengeksplor pengetahuan yang sudah ada dengan yang baru agar tercipta pengetahuan yang lebih kompleks.

Ulfatun Rohmah_K7109192_23_3B

log 8
Guru hebat tidak hanya mengajarkan materi saja, namun bagaimana guru itu dapat membuat peserta didik belajar.

sutarmi/k7109182/18/3B. log 8, 20 oktober 2010

log 8, 20 oktober 2010
guru yang baik adalah guru yang mampu membuat muridnya belajar bukan untuk membuatnya disanjung. presentasi mengenai konsep belajar.

NUR KHASANAH / K7109142 / III B

LOG PERTEMUAN KE-8
Melanjutkan kembali presentasi dan diskusi KD 1 yang lebih menekankan pada proses belajar dan pembelajaran, yakni pada proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

ANITA SYAFITRI/ K7109025/ III A/ 07

LOG 6
Presentasi Kelompok 2 mengenai Teori belajar dan pembelajaran masa lalu, kini dan masa yang akan datang.

ANITA SYAFITRI/ K7109025/ III A/ 07

LOG 8
Pembelajaran berbasis otak itu dinamis.
Inovasi Pembelajaran meminta kita mencari atau memperbaharui belajar sesuai konteks pembelajaran.
Guru harus bisa membuat siswa senang belajar karena siswa yang belajar, kita yang mengajar dan bagaimana kita sebagai pendidik yang melaksanaannya.
Metode pembelajaran tidak ada yang terbaik, yang ada yang cocok dengan situasi yang ada.
Berikan siswa kebenaran bukan pembenaran!
• Membangun Konstruk
Membaca adalah kunci, Menangkap makna, Makna yang ditangkap adlah ide,Elabiorasi ide,Umpamakan saja,Sajikan perlahan

Winarsih/3B/K7109204

log 8 20 Oktober 2010

Tahap-tahap belajar yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi merupakan tahap pencarian materi untuk pembelajaran, elaborasi adalah tahap pengolahan materi untuk disimpan, dan konfirmasi ialah tahap penggalian kembali materi yang telah disimpan.

LOG 8 (EVA RESTU CAHYA GUMELAR/K7109076/3A)

Pembelajaran berbasisi otak itu dinamis… bukan statis dan dipaksa…
CTL, koop lerning hanya acsesori
Perubahan yang ememilih bungkus itu lebih mengarah pada eksistensi diri bukan eksistensi pekerjaan.
Inovasi menyuruh kita untuk membaharui yang ada dan disesuaikan dengan konteks lapangan.
Belajar adalah proses yang ditentukan berdasarkan pada siapa yang di ajar bukan berdasarkan gurunya.
Metode pembelajaran tidak ada yang terbaik, yang ada yang cocok dengan situasi yang ada.
Berikan siswa kebenaran bukan pembenaran!
• Membangun Konstruk
1. Membaca adalah kunci
2. Menangkap makna
3. Makna yang ditangkap adlah ide
4. Elabiorasi ide
5. Umpamakan saja
6. Sajikan perlahan

Log 8/ Dian Permana Sari/ K7109057/ 3A

sebagai calon pendidik kita harus memahami tugas guru dimasa depan bukanlah untuk mengajar materi didepan kelas tetapi bagaimana menggali kemauan anak untuk belajar sesuai dengan gaya mereka sendiri sehingga mereka dapat belajar sacara mandiri.

Novi Tri Kurniasih (K7109137) (IIIB)

Log pertemuan 8, tgl 20 Okt 2010

Setiap individu itu unik. Mereka memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, oleh karena itu seorang guru harus dapat mengenal, memahami apa yang diinginkan oleh anak didiknya, sehingga tercapai perkembangan yang optimal...

Anggriawan Nova Prasetyo/K7109018/05/IIIA

Log Pertemuan 8, 20 Oktober 2010

Tugas guru yang sangat berat adalah ketika guru harus merencanakan suatu kegiatan yang akan diajarkan kepada peserta didiknya karena dalam merencanakan kegiatan memerlukan waktu yang banyak serta menguras kerja otak.
Pembenaran dan kebenaran dalam pengetahuan akan membangun pondasi untuk berfikir lebih maju dan mengembangkan diri.

NOVIANA TRI LESTARI/ K7109139/ IIIB/ 05

LOG PERTEMUAN 8, 20 OKTOBER 2010

Pengungkapan konsep belajar dan pembelajaran dan mengkaitkannya dengan tahap-tahap belajar yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, dan bagaimana mengoptimalisasikan kebutuhan gaya belajar.

niken septiasih;LOG 8 (K7109131/IIIB)

LOG 8:
Belajar adalah berinteraksi dengan berbagai sumber. untuk mendapatkan ilmu setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

Rizka Vitasari (3B/K7109167/14) log 8

log 8
belajar yang bagus bukan dari gurunya yang baik, tetapi belajar itu bagaimana kita berinteraksi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Lilis Saputri H. ( K7109120 / IIIA )

Log 7
Presentasi kelompok 1 mengenai kemengapaan inovasi pembelajaran, apa itu inovasi pembelajaran, serta tanya jawab mengenai materi tersebut.

Log 8
Presentasi kelompok 1 mengenai konsep belajar dan pembelajaran yang merupakan lanjutan dari presentasi sebelumnya, serta tanya jawab mengenai materi tersebut.
Sebagai seorang pendidik, guru harus mampu membuat siswanya belajar sesuai dengan gayanya masing-masing agar siswa memperoleh kebenaran bukan pembenara.

Selasa, 19 Oktober 2010

Amrih Setyowati (3A/K7109013/04)

Log Pertemuan 7
Presentasi kelompok 1 tentang inovasi pembelajaran dan tanya jawab mengenai materi yang dipresentasikan.

Log pertemuan 8
melanjutkan presentasi kelompok 1 tentang konsep belajar dan pembelajaran serta implikasinya dalam pembelajaran dilanjutkan tanya jawab mengenai materi yang dipresentasikan.

sutarno k7109183 inovasi pembelajaran

log pertemuan ke 8

Belajar merupakan bagaimana kita dalam berinteraksi dan seperti apa kita dalam memehami suatu materi. Menjadi guru yang baik dalam belajar bukan berati hanya memandaikan dirinya sendiri melainkan bagaimana guru itu dapat membuat muridnya belajar, ( dapat membelajarkan siswa ) bagaiamana kita dapaat membelajarkan siswa??? Tentunya harus ada plening, pelaksanaaan, dan simpulan.

Sulatul Ma'wadah k7109181/III B

.Log pertemuan ke 8 tanggal 20 Oktober 2010

. Presentasi Bab I tentang Konsep belajar dan pembelajaran.

. Belajar yang baik bagaimana bisa membuat orang lain untuk belajar.

YANTI RAKHMAWATI / K7109209 / 31

Log Pertemuan ke 08
Rabu, 20 Oktober 2010

1. Presentasi Kelompok 1 tentang konsep belajar dan pembelajaran.
2. Belajar yang baik adalah bagaimana membuat peserta didik mau belajar, dan haus akan pengetahuan.

Ruly Rakhmawati/ kelas 3B (16) / K7109171

Log pertemuan 20 Oktober 2010
Presentasi KD 1, bahasan mengenai konsep belajar dan pembelajaran. Pada proses pembelajaran terdapat tahapan-tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Eksplorasi (mencari) meliputi fase memotivasi dan konsentrasi, elaborasi (memperdalam) meliputi fase menyimpan dan mengolah, konfirmasi (menyatakan kembali) meliputi fase mengulang, fase prestasi dan fase umpan balik.

Arum Tri Subarkah (3A/K7109035/13)

Log pertemuan 8
Melanjutkan presentasi KD 1 tentang konsep dan pembelajaran. Konsep pembelajaran adalah bagaimana seharusnya anak belajar dan apa yang seharusnya dipelajari oleh anak.

Arum Tri Subarkah (3A/K7109035/13)

Log pertemuan 7
Presentasi KD 1 tentang inovasi pembelajarn,kajian post modern teori otak dan implementasinya dalam pembelajaran.

Deviana Yulianti (K7109049)

Log Pertemuan 8 (20 Oktober 2010)
Presentasi Kelompok 1 (Konsep Belajar dan Pembelajaran)
Belajar merupakan mengkonfirmasi dan menumpuk informasi sehingga otak belajar dinamis.
belajar yang benar adalah belajar sesuai dan cocok dengan siapa yang melakukan belajar itu sendiri. Kemudian bagaimana cara belajar yang berbeda? belajar mancari, menemukan, memperbaharui stragegi pembelajaran baru atau optimalisasi gaya belajar.
Guru paling berat dalam planing pembelajrannya.
Bukan bagaimana guru mengajar, tetapi bagaimana murid belajar.
Pembenaran: keyakinan yang dipelajrai secara benar
Kebenaran: memperoleh informasi yang bersifat deduktif.

Mira Tri Utami (3A /K7109128 /36)

Log Pertemuan 8
Melanjutkan presentasi kelompok 1 tentang konsep belajar dan pembelajaran serta implikasinya dalam pembelajaran agar siswa tertarik dalam belajar.

Mira Tri Utami (3A /K7109128 /36)

Log Pertemuan 7
Presentasi kelompok pertama tentang konsep inovasi pembelajaran serta bagaimana konsep belajar dan pembelajaran dan implikasinya dalam pembelajaran.

Retno Megawati K7109158 3B LOG 8

LOG 8 (20 Oktober 2010)
Seorang guru yang hebat  memikirkan bagaimana agar siswanya belajar atau lebih maju karena itulah yang terpenting dalam pembelajaran bukannya memikirkan bagaimana penampilannya dalam mengajar.

widuri tyas/K7109203/28/3B. log 8

Log 8 (20 Oktober 2010)
Seorang guru haruslah berfikir bagaimana dapat membuat murid belajar bukan mengutamakan dirinya untuk belajar supaya di puji murid.Kemudian di lanjutkan presentasi konsep belajar dan pembelajaran.

RANI DAROJAH/K7109156/10/3B

KD 1 INOVASI PEMBELAJARAN

Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru tidak perlu lagi menjadi penceramah kepada peserta didik. Peserta didik dituntut untuk aktif dan peran guru dalam proses pembelajaran hanyalah sebagai fasilitator dan motivator saja. Peserta didik perlu diperlakukan secara utuh sebagai manusia-manusia pembelajar.
Guru memiliki peran yang amat vital dalam proses pembelajaran di kelas. Guru yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan melakukan tindak lanjut. Dengan demikian, gurulah yang akan menjadi aktor penentu keberhasilan peserta didik dalam menunut ilmu.
Para peserta didik perlu lebih banyak diajak untuk berdiskusi, berinteraksi, dan berdialog sehingga mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah keilmuan sendiri, buka. Para murid juga perlu dibiasakan untuk berbeda pendapat sehingga mereka menjadi individu yang cerdas dan kritis.
Apabila proses pembelajaran berlangsung monoton, upaya penyemaian nilai-nilai luhur hakiki akan sulit berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk itu, guru perlu mengambil langkah dan inisiatif untuk mendesain proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta melakukan inovasi dalam pembelajaran.
Secara epistemologi, inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju ke arah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat. Maka inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran, untuk itu guru hendaknya dapat memotivasi siswa.

Pembahasan mengenai pembelajaran tentu tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan mengenai otak sebagai pusat berbagai aktifitas mental mulai dari pengambilan, pemrosesan hingga penyimpanan informasi. Otak merupakan bagian dari Sistem Saraf Pusat (Central Nervous System). Sistem ini sangat erat kaitannya dengan pembelajaran. Bahkan, Sistem Saraf Pusat (SSP) berkenaan dengan pengaturan bagaimana satu makhluk merespon stimulus dari lingkungan sekitar.

Panca indra dan seluruh otot di tubuh terhubung dengan saraf, sekelompok neuron yang menghantarkan sinyal. Neuron dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, namun pada dasarnya semua neuron memiliki fungsi yang sama di mana pun letaknya di tubuh, yaitu membawa aliran listrik dan bertindak sebagai penghubung (relay), melanjutkan informasi dari satu neuron ke neuron lain. Demikianlah mekanisme pengantaran informasi yang dibawa dari pemukaan di kulit, sebagai sinyal elektrik, dan juga bagaimana otot diberitahu untuk bergerak, menggunakan informasi. Saraf yang ada di tulang belakang berada dalam kondisi berpasangan. Pasangan saraf tersebut ada yang bertindak sebagai reseptor (menerima sinyal seperti sensasi sentuhan, cahaya, audio dan lainnya) dan effector, yang memicu munculnya aktivitas pada otot dan berbagai kelenjar. Pada tulang belakang tidak terdapat kecerdasan namun demikian telah ada suatu bentuk mekanisme pengambilan keputusan seperti berbagai penarikan yang dilakukan secara reflek terhadap berbagai sensasi. Sinyal yang darurat, seperti sinyal panas (yang sangat), dapat memicu effector untuk memberikan respon (seperti menggerakan otot) sebelum sinyal tersebut sampai di otak.
Otak merupakan suatu konsep yang abstrak, sehingga untuk memahaminya perlu dibuatkan suatu model. Dalam mengumpulkan, memproses dan menyimpan informasi, otak manusia bekerja dalam dua modus, modus sadar dan modus luar sadar. Sederhananya kedua modus ini dapat dianggap sebagai pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah luar sadar (non-conscious mind). Pikiran sadar merupakan pikiran yang dialokasikan hanya untuk menangani aktifitas yang tengah terjadi saat ini sehingga proses yang terjadi dapat dilakukan secara lebih efisien.
Sementara segala sesuatu yang berada di luar jangkauan pikiran sadar, itu disebut sebagai pikiran bawah sadar. Kapasitas pikiran luar sadar lebih besar dibandingkan kapasitas pikiran sadar. Pikiran luar sadar menyimpan berbagai pengalaman dan pemahaman yang telah anda kumpulkan dari masa lalu. Hal ini dapat dipahami melalui fenomena mimpi saat tidur di malam hari. Berbekal berbagai pemahaman dari masa lalu inilah kita dapat memahami dunia sekitar, menentukan apa dan bagaimana cara kita belajar.
Otak dibagi menjadi tiga bagian, Tiga bagian otak juga dibagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri. Kini dua belahan ini lebih dikenal sebagai "otak kanan" dan "otak kiri". Dua belahan ini telah menunjukkan bahwa masing-masing belahan bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan masing-masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada beberapa persilangan dan interaksi antara kedua sisi.
Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun berdasarkan realitas, ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Cara berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Cara berpikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan, kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi.
Orang yang memanfaatkan kedua belahan otak ini juga cenderung "seimbang" dalam setiap aspek kehidupan mereka. Belajar terasa sangat mudah bagi mereka karena mereka mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang dihadapi. Karena sebagian besar komunikasi diungkapkan dalam bentuk verbal atau tertulis, yang keduanya merupakan spesialisasi otak kiri, bidang-bidang pendidikan, bisnis, dan sains cenderung berat ke otak kiri. Sesungguhnya, jika seseorang termasuk kategori otak kiri dan dia tidak melakukan upaya tertentu memasukkan beberapa aktivitas otak kanan dalam hidupnya, ketidak-seimbangan yang dihasilkannya dapat mengakibatkan stres, juga gangguan kesehatan mental dan fisik. Untuk menyeimbangkan kecenderungan masyarakat terhadap otak kiri, perlu dimasukkan musik dan estetika dalam pengalaman belajar mereka, dan memberikan umpan balik yang positif. Semua itu menimbulkan emosi positif, yang membuat otak lebih efektif. Emosi yang positif mendorong ke arah kekuatan otak, yang mengarah pada keberhasilan, emosi yang positif, dan siklus aktif.
Ada beberapa fungsi otak, yaitu neokortek (berpikir), limbik (merasa), dan reptil (bertahan). Bila dikaitkan dengan pembelajaran, fungsi reptil diwujudkan dalam bentuk kegiatan menghafal, mengikuti rutinitas dan contoh yang ditetapkan oleh hierarki, sistem yang digerakkan oleh semangat mempertahankan diri (takut akan kegagalan), tanpa perhatian pada perasaan dan pada ikatan sosial di lingkungan pendidikan, tanpa usaha untuk mengajar murid cara berkreasi, memecahkan masalah, dan berpikir sendiri.
Pembelajaran harus memanfaatkan kekuatan seluruh pikiran dan seluruh diri untuk belajar (pikiran, tubuh, emosi, dan semua indra). Memanfaatkan seluruh otak merupakan kunci untuk membuat belajar lebih cepat, lebih menarik, dan lebih efektif. Kepatuhan pada contoh dan kebiasaan itu penting dan positif. Dalam belajar fungsi limbik harus dilibatkan. Emosi mempunyai berpengaruh yang sangat besar pada kualitas dan kuantitas belajar.
Pada hakikatnya belajar adalah aktivitas sepanjang hidup, dan ini berarti belajar adalah sama dengan hidup itu sendiri. Otak dapat terus menumbuhkan dendrit dan jaringan saraf hingga usia sangat lanjut jika dirangsang dengan tantangan-tantangan belajar yang baru.
Guru hendaknya dapat mendorong pembelajar untuk bekerja sama, bukannya bersaing sehingga pembelajaran akan meningkat pesat. Setiap orang harus melatih sepenuhnya fungsi neokorteks otak jika ingin mengoptimalkan pembelajaran dan prestasinya. Hal ini dilakukan dengan mengajar cara berpikir sendiri, mengolah (bukannya menyimpan) informasi, belajar, berkhayal, dan menciptakan makna serta nilai bagi dirinya sendiri dari informasi dan pengalaman yang didapat. Pembelajaran semakin cepat dan mendalam jika seluruh otak terlibat.

RANI DAROJAH/K7109156/10/3B

LOG PERTEMUAN 8,RABU 20 OKTOBER 2010
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yangdiakibatknpengalaman dan merupakan proses yangberlangsung seumur hidup.

RIRIH DWI WAHYUNINGSIH/13/`K7109161

Kemengapaan Inovasi Pembelajaran

Pembelajaran memang selalu memerlukan inovasi, karena jika pembelajaran hanya menggunakan metode-metode yang lama tanpa ada pembaharuan sedikitpun maka pembelajaran akan terasa menjadi begitu monoton. Manusia saja jika hanya makan dengan lauk yang itu-itu saja pasti akan merasa sangat bosan dan ingin mencoba menu yang baru. Mungkin dalam melakukan inovasi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, telapak tangan saja jika sedang cidera juga akan susah untuk dibalikkan, namun jika itu tidak dicoba maka kapan pembelajaran di negara ini akan maju. Untuk mencoba saja tidak berani, bagaimana akan bisa mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas pendidikan, artinya pembelajaran dapat menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah, tapi juga dapat menjadikan kualitas pendidikan yang unggul. Anak-anak adalah harapan bagi masa yang akan datang, dan secercah sinar bagi hari esok. Bila guru melalaikan pelayanan pendidikan bagi anak-anak maka bangsa ini pasti akan kekurangan generasi penerus. Ini berarti pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan guru didalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi para guru untuk pandai-pandai berinovasi sehingga pembelajaran tidak terasa membosankan dan dapat membawa perubahan yang positif serta kualitas pendidikan yang baik. Bagaimanapun juga pembelajaran merupakan elemen yang mempunyai peranan penting dan dominan dalam mewujudkan kualitas proses dan lulusan pendidikan yang baik dan tetunya cerdas, dalam artian dapat menggunakan kemampuan otaknya secara alami untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal. Otak memang merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat berharga karena tanpa otak maka manusia tidak akan bisa berpikir, bahkan tidak akan bisa hidup, selain itu juga otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks yang dimiliki manusia. Tidak hanya orang dewasa saja yang dapat menggunakan otak untuk berpikr, tapi anak-anak juga. Bahkan memang kemampuan otak sebaiknya dikembangkan sejak dini. Mengapa demikian? Karena jika otak tidak dilatih sejak dini untuk berpikir maka ketika dewasapun akan enggan untuk mendayagunakan kemampuan otak. Sekarang ini telah dikembangkan modern teori otak, yaitu pendekatan pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar. Pendekatan menekankan sifat alamiah otak dalam membuat keputusan sehingga diharapkan dengan menggunakan teori ini maka pembelajar atau peserta didik dapat membuat keputusan yang lebih baik. Otak memang merupakan mesin alamiah yang dimiliki manusia yang sangat menakjubkan. Semua informasi yang diterima akan diolah, diseleksi, diproses secara efisien, bahkan sangat efisien. Pengalaman hidup sehari-hari akan diseleksi oleh otak kemudian diolah menjadi sebuah pola yang bermakna. Selama ini mungkin tidak disadari bahwa kehidupan individual dan kebutuhan otak siswa telah terabaikan dengan pendekatan konvensional. Guru sebaiknya mampu memberikan rangsangan kepada siswa sehingga siswa dapat menggunakan kemampuan otaknya untuk mengeksplor potensi dirinya. Siswa perlu diberi kesempatan untuk dapat berekspresi dan berinteraksi satu sama lain. Musik, role play, teater dan lain sebagainya sangat dianjurkan dalam pembelajaran agar otak siswa menjadi fresh. Terkait dengan gaya belajar, setiap anak pasti mempunyai gaya belajar sendiri-sendiri, sehingga mungkin otak siswa akan menolak ketika guru memaksakan pendekatan pembelajaran tertentu, maka dari itu guru sebaiknya tidak memaksa anak untuk menggunakan gaya belajar yang diinginkan gurunya belajar, tapi justru membicarakan hal tersebut dengan siswa secara baik-baik, karena nanti siswa pasti akan menyadari cara belajar yang terbaik untuk dirinya sendiri.

Otak memang unik sehingga anakpun menjadi pribadi yang unik. Keunikan tiap individu anak berbeda-beda, ada anak yang cepat dalam menangkap materi, namun ada juga yang lambat, ada anak yang dalam belajar lebih suka menghafal, tapi ada juga yang hanya mendengarkan teman yang membaca materi justru lebih paham, sehingga guru tidak boleh menyamaratakan, karena memang sudah seharusnya guru itu melayani perbedaan individual siswanya. Seorang guru harus mampu memahami perkembangan otak anak, jiwa anak, karena anak memiliki cirikhas yang unik yang bersifat umum dalam usia mereka masing-masing, baik dalam pertumbuhan jasmani, cirikhas mental mereka, keadaan emosi dan pergaulan anak.

Pengertian Inovasi Pembelajaran

Selama ini inovasi demi inovasi dalam pembelajaran telah dilakukan. Pada hakikatnya inovasi adalah perubahan atau pembaharuan. Pembelajaran memang perlu perubahan, tidak menggunakan metode konvensional terus menerus karena zaman juga sudah berubah menjadi modern, sehingga pembelajaranpun memerlukan inovasi yang modern. Meski inovasi sering disama artikan dengan discovery dan invention karena memang sama-sama merupakan penemuan, namun sebenarnya berbeda. Discovery merupakan sebuah penemuan akan sesuatu yang sebenarnya sesuatu tersebut sudah ada sebelumnya, hanya saja belum diketahui oleh orang lain, contohnya penemuan bunga raflesia arnoldi oleh Rafless, penemuan planet pluto oleh C.W Tombough, penemuan buah majapahit oleh hayam wuruk. Sedangkan invention adalah penemuan yang benar-benar hasil karya asli pemikiran atau kreativitas manusia, contohnya penemuan tentang teori-teori, hukum-hukum, seperti hukum newton, teori phytagoras. Jadi dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa jika discovery digabungkan denagn invention maka akan diperoleh suatu kebaruan tau inovasi dalam pembelajaran.

Konsep Belajar dan Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2001:28), belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku yang dimaksud yaitu pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Namun selama ini masih banyak yang menganggap bahwa belajar hanya sebuah proses menerima dan menyerap materi pelajaran, sehingga ketika seorang sudah dapat menguasai materi pelajaran maka belajar siswa tersebut sudah berhasil. Padahal hal tersebut akan menciptakan sebuah gaya belajar yang dogmatis, dimana guru tetap menjadi sumber satu-satunya dalam belajar dan siswa hanyalah sebuah botol kecil yang siap untuk diisi air terus menerus tanpa dapat mengolah kesempatan untuk berkreativitas. Setiap hari siswa hanya duduk mendengarkan, mencatat materi dari guru kemudian menghafalnya. Untuk apa jika siswa hafal semua materi tapi tidak dapat menerapkan dalam kehidupan, untuk apa siswa menguasai materi tapi tidak menunjukkan perubahan tingkahlaku yang positif. Belajar sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, karena pembelajaran dirancang untuk memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada siswa. Pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha guru untuk mendorong siswanya belajar. Tujuan pembelajaran yang akif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dapat tercapai jika guru mampu mengelola pembelajaran secara kreatif dan dinamis sehingga suasana kondusif bagi siswa dapat tercapai.

RITA RETNOSARI (K7109165/13/3B)

KD 1 INOVA

Ini awal!!Pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan memang sangat dibutuhkan oLeh siswa dan akan membuat siswa menjadi lebih semangat untuk belajar. Terkadang seorang guru tidak mengerti bagaimana cara mengajar siswa yang menyenangkan dan tidak membosankan, kebanyakan dari mereka masih menggunakan sistem beljar DDCH(duduk,dengar, catat, hafal).
Sebenarnya inovasi pembelajaran itu apa ya??? kok banyak sekali orang yang membahas serta memperbincangkan inovasi pembelajaran? Inova, pertama kita mendengar kata-kata itu, kita sontak berpikir ke merk mobil kijang, terus kita berasumsi kalo inovasi itu pembaruan teknologi. Ternyata, inovasi itu bukanlah pembaruan yang ada pada teknologi saja, inovasi juga ada pada sistem pembelajaran. Sebelum kita mengartikan inovasi pembelajaran, apa sih inovasi itu? Kata inovasi dapat diartikan sebagai "proses" dan "hasil" pengembangan atau pemanfaatan mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang atau jasa), proses, sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Inovasi sebagai suatu "obyek" juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial. Biasanya, beragam tingkat kebaruannya dapat dibedakan, bergantung pada konteksnya: suatu inovasi dapat bersifat baru bagi suatu perusahaan, baru bagi pasar, atau negara atau daerah, atau baru secara global. Sementara itu, inovasi sebagai suatu "aktivitas" merupakan proses penciptaan inovasi, seringkali diidentifkasi dengan kmersialisasi suatu invensi. Istilah inovasi memang sering didefinisikan secara berbeda, walaupun pada umumnya memiliki pemaknaan serupa. Sedangkan inovasi belajar menurut saya adalah suatu cara atau metode baru dalam pembelajaran dimana dalam praktik belajar mengajar menggunakan sistem yang praktis, efisien, dan tentunya lebih menyenangkan bagi peserta didik. metode baru belum tentu baru dipakai oleh seseorang, tapi bisa saja mengaplikasikan dari pembelajaran yang lama setelah di lakukan perbaikan atau dimodifikasi istilah kerennya. Sesuatu yang dimodifikasi pastilah memiliki nilai yang lebih tinggi. Begitu pula dam pembelajaran, apabila seorang guru berani melakukan sesuatu lain dari pada yang lain cara belajarnya, tentu tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut akan menjadi motivasi kepada murid untuk mau belajar. Karena seorang murid lebih tertarik untuk menerima pelajaran jika gurunya mengajar dengan cara yang berbeda dan mengasyikan, tidak terus monoton dalam kelas dan hanya mendengakan guru berbicara seperti mendengarkan radio.
Individu sebagai pribadi yang unik
Awalnya, setiap individu memang dilahirkan ke dunia ini dengan unik. Mereka memiliki akal yang sehat lain dengan binatang atau pun tumbuhan. Pada tubuh manusia juga terdapat otak yang begitu hebat yang mampu menyimpan berbagai memori yang diserap oleh dirinya. Seperti halnya komputer, otak kita juga bekerja tanpa henti dalam memproses data. Berdasarkan buku yang ditulis oleh Eric Jensen,,,bahwa otak kita beroprasi secara simultan pada banyak tingkat kesadaran, memproses semua hal seperti dunia warna, gerakan, emosi, bentuk, bau, bunyi, rasa, perasaan, dan masih banyak lagi. Setiap otak itu unik. mengapa demikian??? Sel-sel dalam otak kita tercipta sebagai hasil dari pengalaman kita yang meembentuk peta kognitif personal kita. Dalam sistem visual kita saja, kita memiliki lebih dari 30 pusat interkoneksi otak, yg masing2 memiliki petanya sendiri. Wah sungguh bnr2 luar biasa…itulah sebabnya kita bisa mengingat data-data yang tlah berlalu, mampu menyimpan memory yang sangat kuat. Ibarat flasdisk, otak kita bekerja berdasarkan perintah yang di stimulin oleh mata, hidung, indra kita lalu memproses apa yang dilihat, dirasakan, didengar dan kemudian menyimpannya. Bila kita ingin membuka data-data yang tersimpan di otak kita, kita cukup merangsangnya dg stimulin yang memudahkan data itu teringat kembali
Otak kita bekerja full setiap hari, sangat jarang sekali otak kita bisa tidur. Ketika kita tidur, belum tentu otak kita juga bisa ikut tdr. Apa buktinya??? Misal ketika kita tidur, kita bermimpi atau dalam mimpi itu kita tanpa sadar mengeluarkan kata(mengigau)..Itu salah satu bukti yang cukup simple bahwa otak kita memang jarang sekali tidur!!!!! Untuk merangsang kekuatan otak kita dalam belajar ada banyak sekali hal yang bisa dilakukan, salah satunya dengan cara menulis, membca, mendengarkan musik, dan melakukan aktifitas yang melibatkan otak kita untuk berpikir. Semakin kita sering mengasah otak kita, maka semakin tinggilah pengetahuan kita dan kuat memory kita. Seperti halnya pisau, apabila sering digunakan dan diasah pasti lebih tajam, tetapi sebaliknya jika pisau tidak pernah dipakai dan diasah maka akan semakin tumpul. Otak kita juga sifatnya seperti itu, semakin banyak memakainya untuk berpikir maka akan kuat daya ingatnya karena terbiasa untuk menyimpan memory.
Belajar dan Pembelajaran
Kalau kita mendengarkan orang berbicara, melihat orang bejalan, melihat cara orang lain ketika makan, apakah hal tersebut bisa dikatakan belajar???Banyak orang yang mengartikan bahwa belajar itu terjadi hanya di dalam ruang kelas atau dalam sekolahan, dan ada pula bahwa belajar itu diartikan sebagai kegiatan formal untuk mencapai tujuan atau cita-cita seseorang dalam kehidupannya. Namun menurut saya, belajar itu tidak hanya terjadi di dalam sekolah saja dan bersifat formal dalam kelas yang sangat menjenuhkan bagi seorang siswa. Belajar itu biasa dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Ketika kita mendapatkan pengetahuan baru atau sesuatu yang menurut kita baru, itulah yang disebut dengan belajar. Jika kita membahas arti “belajar” dalam konteks yang lebih formal atau dalam kelas misalnya,-belajar adalah suatu interaksi antara guru dengan murid, murid dengan murid yang mendalami pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan pendidikan serta mata pelajaran kelas tersebut. Apakah belajar itu bisa berjalan tanpa adanya pembelajaran?Lalu apa itu pembelajaran?Pembelajaran adalah suatu proses membuat siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, memotivasi siswa untuk menjadi “mau” belajar, dan upaya untuk merangsang siswa bagaimana caranya agar siswa itu ketagihan belajar, menjadikan suatu kegiatan belajar menjadi sebuah kebiasaan dan kebutuhan siswa. Jadi intinya bahwa belajar itu memang perlu dukungan dari pembelajaran, belajar tanpa pembelajaran sama saja bohong karena dalam belajar memiliki minimal dua komponen yaitu pebelajar dan si pengajar agar tercipta suasana yang kondusif. Semoga dengan kita mau belajar dan selalu berusaha menjadi lebih baik kita bisa mencapai hasil dari belajar tersebut. Hasil belajar tersebut bukan hanya untuk saat ini tetapi juga dalam jangka waktu yang panjang.Semangat^^

LOG 8_YUNI RAHMAWATI_3B_K7109216

Pertemuan pada tanggal 20 Oktober 2010 menambah satu pelajaran baru bagiku, yakni ilmu yang hebat dapat dilihat dari siapa yang menggunakannya.

LOG 8_UNDI EKA WATI_3B_K7109194

Membaca adalah awal dari munculnya ide-ide untuk menulis sesuatu. Dari membaca kita dapat mengetahui apapun itu.

indah amalia u.m./k7109101/3a/29

log 8, Rabu, 20 oktober 2010

belajar adalah konfirmasi informasi.
tidak ada pembelajaran terbaik. Pembelajaran terbaik adalah yang variatif dan cocok dengan kondisi.

Belajar Lagi…

Widiayu Septiani/K7109202/27

Semester 3B

Log 8 (20102010)

Seorang guru yang baik adalah guru yang mampu membuat peserta didiknya belajar. Belajar adalah bagaimana kita berinteraksi untuk mendapatkan sesuatu.

Mitaningtyas Fitriana / K7109129 / IIIB / 01

Log Pertemuan 8, Rabu 20 Oktober 2010

Dalam pembelajaran terdapat juga tahapan dalam pembelajaran, eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

Woro Rukmi Estiningtyas/K7109207/30/IIB

log pertemuan ke 8 tgl 20 oktober 2010


Belajar yaitu bagaimana kita dapat berinteraksi dengan sesama, maupun lingkungan. Belajar itu dapat terjadi dimanapun, kapanpun, dan dengan media apapun.

tya pranita/INOVASI PEMBELAJARAN BELAJAR

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perlunya Inovasi Pembelajaran
Pada proses belajar mengajar inovasi pembelajaran sangatlah dibutuhkan. Karena pada proses belajar yang monoton akan menimbulkan kejenuhan pada siswa saat belajar, dan karena kejenuhan itu dapat mengakibatkan siswa tidak akan dapat menyerap pengetahuan-pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu dalam proses belajar harus ada inovasi agar proses belajar dapat lebih menyenangkan dan anak-anak akan lebih semangat dan lebih dapat memahami apa yang disampaikan pada saat belajar.
Paradigma baru yang dragmatis ini, dikenal dengan pembelajaran brain-compatible atau brain base. Dengan sidasarkan pada disiplin-displin dalam ilmu syaraf, bilogi, psikologi, pemahaman kita tentang hubungan antara pembelajaran dengan otak kini mengantarkan kita kepada peran emosi, pola, pemaknaan, lingkungan, ritme tubuh sikap, stres, trauma, penilaian musik, gerakan, gender, dan pengayaan. Kemudian Quantum Brain Teori merupakan sebuah teori yang falid dan akurat mengherankan fungsi otak. Klasik, realitas harus selalu berubah, bahkan oleh sedikit gagasan, dan otak harus menyadari perubahan yang terjadi. Pembelajaran berbasis kemampuan otak merupakan pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar.
Pembelajaran berbasis kemampuan otak dengan pembelajar bukan kontennya. Pelajarannya didasarkan pada menciptakan kondisi optimal untuk terjadinya pembelajaran yang alami. Pembelajaran yang kompleks merupakan sebuah proses yang merefleksikan dengan lebih baik cara otak manusia dirancang secara alami untuk belajar. Setiap otak manusia juga berkembang secara unik. Salah satu dari tujuan pembelajran berbasis kemampuan otak adalah untuk mengenali fakta ini dan memperhitungkannya.
Gaya pembelajran setiap orang berbeda-beda. Gaya pembelajaran ini didasarkan pada pengamatan perilaku atau psikologi. Richard Restak, Ph.D. (1994) mengatakan bahwa”interaksi yang dinamis dari aktivitas neural di dalam dan diantara system merupakan fungsi otak yang sangat penting.” Karl Pribram,Ph.D.(1979) mengatakan bahwa otak mempunyai “kecenderungan holografik antara fungsi-fungsinya, termasuk input sensori, yang bekerja dalam kombinasi yang paralel”. Dengan demikian, otak kita adalah multiprosesor; dan meskipun seorang pembelajar memiliki preferensi pada gaya belajar tertentu, penelitian tentang otak mengemukakan bahwa otak memproses informasi pada berbagai tingkatan dan dari berbagai sumber.
Fakta otak begitu terstimulasi oleh kebaruan mungkin adalah sebuah respon untuk menyelamatkan diri. Segala sesuatu yang baru mungkin mengancam bagi status quo, sehingga mengandung bahaya potensial. Akan tetapi, begitu kita menumbuhkan kebiasaan pada sebuah lingkungan atau situasi, maka ia akan menjadi rutinitas dan formasi yang berjejaring di dalam otak kita mulai beroperasi pada level yang lebih rendah. Begitu stimuli yang baru dan menyegarkan diperkenalkan kembali, formasi jaringan menjadi disiagakan kembali dan otak terstimulasi untuk tumbuh.
Lingkungan yang diperkaya (baik mental maupun fisik) memang penting, tetapi ada hal lain yang sama pentingnya. Otak memburuhkan umpan balik dari aktivitasnya sendiri untuk pembelajaran yang optimal. Umpan balik memang penting tapi tidak harus selalu berasal dari guru. Salah cara terbaik untuk mendorong umpan balik dari diri sendiri dan memacu kegiatan berpikir adalah dengan membuat supaya para pembelajar merefleksikan dan merekam persepsi mereka sendiri pada kaset atau audio visual lainnya. Mengkaji pada proses pemikiran perasaan, dan pengorganisasian dapat menjadi sarana yang sangat bermanfaat bagi perkembangan otak kita sebagai makhluk penyelesai masalah dan pemikir. Umpan balik yang paling baik adalah yang bersifat langsung, positif, dramatis, spesifik dan langsung.


B. Pengertian Inovasi
Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Inovasi merupakan perubahan sistem dari yang kurang baik ke arah yang lebih baik. Sedangkan pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Pembelajaran merupakan sesuatu yang kompleks, artinya segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran harus merupakan sesuatu yang sangat berarti baik ucapan, pikiran maupun tindakan.
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan. inovasi pembelajaran yaitu proses belajar pada siswa yang dirancang, dikembangkan dan dikelola secara kreatif, dinamis, dengan menerapkan pendekatan multi kearah yang lebih baik, untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi siswa.
Menurut Miles karakteristik inovasi adalah Deliberate, Novel, Specific dan Direction to goal attaintment. Aspek pokok yang mempengaruhi inovasi adalah Struktur, Prosedur, dan Personal. Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Macam-Macam Inovasi dalam Pembelajaran:
1. Inovasi pembelajaran kuantum
Pembelajaran kuantum sebagai salah satu model, strategi, dan pendekatan pembelajaran khususnya menyangkut keterampilan guru dalam merancang, mengembangkan dan mengelola system pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan suasanapembelajaran yang efektif, menggairahkan, dan memiliki keterampilan hidup (Kaifa, 1999). Pembelajaran kuantum dikembangakan oleh Bobby Deporter (1992) yang beranggapan bahwa metode belajar ini sesuai dengan cara kerja otak manusia dan cara belajar manusia pada umumnya. Pembelajaran kuantum merupakan salah asatu pembaharuan pembelajaran, menyajikan petunjuk praktis dan spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, bagaimana merancang pembelajaran, menyampaikan bahanpembelajaran dan bagaimana menyederhanakan proses belajara sehingga memudahkan belajar siswa.
Asas utama pembelajaran kuantum adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Subjek belajar adalah siswa yang memiliki modalitas yang harus di fasilitasi oleh guru, sehingga guru harus berupaya terlebih dahulu untuk memahami potensi siswasebagai subjek belajar.
Prinsip model belajar kuantum terdiri dari segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan merupakan konsep utama pembelajaran kuantum untuk mewujudkan energi guru dan siswa dalam pencepatan belajar, mempermudah belajar dan mengikis hambatan belajar tradisional.
2. Inovasi Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual meliputi tiga prinsip utama, yaitu: saling ketergantunagan (interdependence), deferensiasi (differentiation), dan pengorganisasian diri (self organization).. pembelajaran kontekstual dapat dikaji dalam tiga pemahaman yaitu
1. pembelajran kontekstual menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajra berorientasi pada proses pengalaman secara langsung
2. pembelajaran kontekstual mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata.
3. pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan.
3.Inovasi Pembelajaran Kompetensi
Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang dapatdilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan, keterampilan dan bersikap. Prinsip-prinsip pembelajaran kompetensi bertitik tolak pada pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan suatu kondisi dapat terjadi proses belajar pada siswa dengan melibatkan berbagai aspek yang mempengaruhinya baik yang terdapat dalam diri siswa maupun sesuatu yang berada pada lingkungan sekitarnya serta peranan guru. Untuk pengelolaan kegiatan pembelajaran kompetensi harus dipertimbangkan pengelolaan ruangan kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan pembelajaran, srategi kegiatan belajara mengajar, sarana dan sumber belajar.
4. Inovasi Pembelajaran Elektronik Learning
Terdapat beberapa pandangan yang mengarah kepada definisi E-Learning diantaranya, E-Learning adalah konvergensi antara belajar dan internet (Bank of America Securities).E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja, terutama dapat terjadi dalam tekhnologi internet, tetapi juga dapat terjadi dalam jalinan kerja satelit dan pemuasan digital untuk keperluan pembelajaran (Ellit Tronsen). E-Learning adalah dinamik, beroperasi pada waktu yang nyata, kolaborasi, individu, konprehensif (Greg Priest). E-Leraning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja untuk pembelajaran di manapun dan kapanpun (Arista Knowledge System).E-Leraning adalah pembelajaran yang dapat terjadi di internet.
Pada akhirnya E-Learning dapat diartikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (siswa dengan sumber belajar), (data base, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan yang daoat dilakukan langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).
Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, di sini ada unsure keputusan yang mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi dapat dimaknai sebagai proses keputusan Inovasi (Innovation decision Process). Menurut Everett M Rogers proses keputusan inovasi adalah the process through which abn individual (or other decision making unit) passes from first knowledge of an innovation,to forming an attitude toward the innovation, to a decision to adopt or reject, to implementation of the new ide, and to confirmation of this decision

Prinsip-prinsip Komunikasi dalam proses inovasi
1. Mass media lebih penting/efektif pada tahap Knowledge
2. Komunikasi interpersonal lebih penting/efektif pada tahap Persuasion
3. Mass media lebih penting/efektif untuk adopter pemula

C. Konsep Belajar dan Pembelajaran
Belajar pada esensinya dilakukan oleh semua makhluk hidup, mulai dari bentuk kehidupan yang paling simpel sampai dengan yang paling kompleks. Bagi manusia, belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan, ketrampilan, dan sikap. Manusia belajar dimulai sejak bayi, seorang bayi mengusai ketrampilan-ketrampilan yang sederhana, seperti mengenal orang di sekelilingnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti " berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu " . definisi ini mempunyai pengertian, bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, bahwa kegiatan belajar adalah usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu guna memenuhi kebutuhan mendapatkan ilmu pengetahuan yang belum mereka kuasai atau peroleh sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksana dan memiliki tentang sesuatu. para ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi di dalam diri seseorang.
Ciri-ciri belajar :
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
2. Perubahan perilaku relative permanent.
3. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut besifat potensial
4. Perubahan tingkah laku/sikap dihasilkan dari pengalaman atau latihan. Pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan, dengan adanya penguatan melahirkan motivasi dan semangat.
Menurut Al-Ghazali Konsep belajar dalam mencari ilmu dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu ta’lim insani dan ta’lim robbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan manusia. Konsep ini biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya, dan biasanya dilakukan dengan menggunkan alat - alat indrawi.
Studi secara sistematis tentang belajar relatif baru. Sampai abad 19, belajar masih dianggap masalah dalam dunia keilmuan. Dengan menggunakan teknologi yang digunakan oleh ilmu fisika , para peneliti mencoba menghubungkan pengalaman untuk memahami bagaimana manusia belajar. Beberapa peneliti yang melakukan studi tentang belajar, antara lain menurut Ivan paviov Konsep belajar yang ditawarkan oleh ivan pavlov adalah proses perubahan tingkah laku manusia atau hewan disebabkan adanya stimulus atau ransangan diberikan secara kontinyu serta terus menerus. Woolfolk mengatakan Konsep belajar yang lebih efektif dan tepat agar siswa dapat menyerap semua materi pelajaran yang telah diajarkan. Edward mengatakan bhawa prilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada dilingkungan sehingga menimbulkan respon secara reflek. Stimulus yang terjadi setelah sebuah prilaku terjadi akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Konsep Belajar Kognitivisme merupakan Kegiatan belajar tidak hanya sekedar stimulus dan respon tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan sikap mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunkan pengetahuan. Sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan dan keyakinan. Konsep Pembelajaran kontekstual merupakan sistem pembelajaran yang holistik ( menyeluruh ).
Pembelajaran ini terdiri atas komponen - komponen yang saling terkait, yang apabila dilaksanakan masing-masing memberikan dampak sesuai dengan peranannya. Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Makna pembelajaran tersebut mengandung isyarat bahwa proses pembelajaran tidak terbatas dilaksanakan dalam ruangan saja, melainkan dapat dilaksanakan disembarang tempat dengan cara membaca buku, informasi melalui film, surat kabar, televisi, internet atau bahkan lingkungan tergantung kepada organisasi dan interaksi berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan. Pembelajaran yang dilakukan di lingkungan, misalnya untuk lebih mengenal lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Dari pengertian di atas ciri utama pembelajaran adalah adanya inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Ciri lain dari pembelajaran adalah adanya komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi, kegiatan dan evaluasi pembelajaran.

Yunita Lailati Husna / K7109217 / IIIB / 35

Log Pertemuan ke-8. Rabu, 20 Oktober 2010

Belajar dapat dilakukan di mana saja asal ada usaha dan kemauan. Pengalaman juga merupakan acuan dari belajar untuk menjadi yang lebih baik.

ROVEY WIDIANTO / K7109169 / 15

log 8, 20 oktober 2010

belajar dapat dilakukan dimanapun, salah satunya di kompasiana.

Yunita Lailati Husna / K7109217 / IIIB / 35

Otak sebagai Media Belajar

Pada kesempatan kali ini mari kita bersama mengkaji mengenai inovasi pembelajaran yang berisi mengenai pengertian inovasi serta konsep belajar dan pembelajaran. Tantangan pendidikan di masa depan disadari akan semakin berat. Hal tersebut merupakan konsekuensi kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Pertumbuhan penduduk dan peningkatan taraf hidup dengan sendirinya berdampak terhadap dunia pendidikan. Pengembangan dan inovasi pendidikan dipandang sangat penting. Memahami hal tersebut guru harus mampu menciptakan terobosan baru yang dirasa menciptakan perkembangan yang signifikan dan sesuai dengan kemajuan jaman.

Sejak semula manusia berpikir secara berbeda serta menjalani kehidupan dengan perbedaan pula antara satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan secara fisik otak manusia dan perbedaan secara non fisik otak manusia. Otak memegang peranan yang sangat penting dalam struktur tubuh manusia. Otak adalah organ yang unik dan dahsyat, tempat diaturnya proses berpikir, berbahasa, kesadaran emosi dan kepribadian. Pikiran adalah fungsi otak atau kerja otak.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran, otak sangat berperan dalam output karena otak merupakan pusat koordinasi dan pemikiran yang berguna dalam proses belajar. Belajar berbasis otak merupakan proses pelatihan otak agar dapat belajar secara alamiah, berfikir dan berkembang. Otak memiliki struktur yang sangat unik, tersusun dari jutaan syaraf otak yang masing-masing memiliki penggerak dan fungsi agar dapat bekerja sesuai pemikiran. Dalam kemampuan berfikir setiap individu berbeda, sehingga otak harus dilatih secara cuntinue agar dapat berkembang secara maksimal.

Berbicara mengenai inovasi yaitu secara etimologi, inovasi berasal dari kata innovation yang bermakna pembaharuan, perubahan (secara) baru. Rogers dan Shoemaker mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktik-praktik baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran. Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi, tetapi juga mencakup sikap hidup, perilaku, atau gerakan-gerakan menuju proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat. Jadi, secara umum, inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan / diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. Discoveri merupakan penemuan sesuatu yang sebelumnya sudah ada, namun belum diketahui olen orang lain, misalnya benua yang belum bernama. Sedangkan Invention merupakan sebuah penemuan baru atas hasil karya manusia yang sebelumnya belum ada sebelum si penemu itu menemukan karyanya. Misalnya penemu-penemu hukum fisika dan sebagainya. Antara inovasi, diskoveri dan invensi ketiganya memiliki keterkaitan yaituk memiliki makna “penemuan.” Inovasi dalam pembelajaran berarti adanya perkembangan yang kompleks dalam kegiatan belajar mengajar yang menuju ke arah perbaikan demi terwujudnya tujuan pendidikan yang sesuai dengan kurikulum yang ada.

Kemudian kaitannya dengan belajar dan pembelajaran, inovasi merupakan syarat utama dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Crow & Crow (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”. Dari pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar tidak hanya dilakukan secara formal dalam ruang lingkup sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana saja, kapan saja serta dengan siapa saja. Jadi belajar merupakan suatu hal yang fleksibel dan menguntungkan serta membuahkan hasil. Dalam belajar dikenal adanya istilah pembelajaran. (Oemar Hamalik,1995:57) : “ Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.” Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar dalam lingkungan tertentu sehingga peserta didik yang semula tidak tahu menjadi tahu akan suatu hal yang baru. Pendidik harus memiliki kiat khusus dimana peserta didik akan memiliki rasa ketertarikan dalam belajar sehingga pembelajan akan berjalan kondusif dengan hasil maksimal.

Belajar dan pembelajaran merupakan proses yang dilakukan sepanjang hayat yang berlaku secara terus-menerus dan merupakan suatu keterkaitan yang sangat kompleks. Untuk itu diperlukan adanya inovasi agar tercipta hal-hal baru yang akan membawa perubahan dalam mengikuti tantangan pendidikan di masa yang akan datang. Mari kita bersama melakukan inovasi dan menggunakan pembelajaran berbasis otak agar dapat menakhlukkan tantangan pendidikan di masa yang akan datang. Semangat dan terus maju....

Wahyu Widayanti/K7109200/26

Semester 3B

Log 8 (20102010)

Apa sih belajar?

Belajar pada intinya adalah bagaimana kita berinteraksi untuk mendapatkan sesuatu.

Agus Hadi Saputro/ 3A/ K7109006

Log 5, (29 September 2010)
Pembelajaran seharusnya berbasis otak sehingga dapat memaksimalkan kinerja otak, dan dapat meningkatkan kecerdasan, ketrampilan dan kreatifitas peserta didik.

LOG 6, (6 Oktober 2010)

Mengembangkan potensi otak dan implementasinya dalam pembelajaran.

LOG 7

Otak manusia mempunyai short-term and long-term memory. Short-term memory berhubungan dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang ketika menerima stimulus dari lingkungan. Long-term memory merupakan memory penyimpanan yang relatif permanen, yang dapat menyimpan informasi/ingatan secara permanen meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi.

YENI NUR FQTIAH/K7109210(IIIB)/32 KD1 INOVASI PEMBELAJARAN

Pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting sebagai modal untuk merajai dunia. Namun, terkadang manusia hanya terlelap dengan iming-iming tersebut tetapi lemah dalam kesadaran untuk berusaha. Sebagai pendidik, kita harus bisa menjadi guru yang profesional karena bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi, dan fasilitas perlengkapan, kalau tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas guru-gurunya tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, peningkatan mutu tenaga-tenaga pengajar untuk membina tenaga-tenaga guru yang profesional adalah unsur yang penting bagi pembaruan dunia pendidikan. Dengan adanya inovasi, diharapkan mutu pendidikan di Indonesia akan lebih baik dan meningkat dari sebelumnya. Dengan demikian anak-anak bangsa selain cerdas juga memiliki benteng moral yang tangguh.
Anak yang cerdas tentu akan mampu menggunakan benar-benar otaknya untuk berpikir secara alami untuk mengembangkan segala potensinya. Saat proses pembelajaran melibatkan seluruh bagian tubuh, otak bertindak sebagai pos perjalanan untuk stimuli yang datang. Semua input sensori disortir, diprioritaskan, diproses, disimpan, atau dibuang ke dalam ruang bawah sadar sembari diproses oleh otak. Semakin baru dan menantang stimulinya akan semakin baik otak mengaktifasi jalur barunya. Namun, jika stimuli tersebut dipertimbangkan sebagai sesuatu yang tidak berarti bagi otak, maka informasi tersebut akan mendapatkan prioritas rendah dan hanya menyisakan jejak yang lemah. Jika otak menganggap sesuatu yang cukup penting untuk ditempatkan dalam long therm memory, maka potensi memory pun terjadi. Tidak semua orang yang dilahirkan dari gen jenius selalu berkempatan menjadi sesosok yang jenius tanpa ada lingkungan yang mendukung dan menstimulasi secara intelektual. Di sisi lain, seseorang yang dilahirkan dari gen rata-rata, bisa saja menjadi manusia luar biasa disebabkan adanya dukungan dari lingkungan yang diperkaya. Sebagai seorang guru harus sering melatih siswa untuk bereksplorasi melalui rangsangan intelektual yang mampu memperdalam pemahaman dan memperkaya pengalaman sebagai modal untuk berpikir tingkat tinggi dalam rangka menggapai potensinya.

Inovasi secara sederhana artinya perubahan. AInovasi pembelajaran bisa diartikan sebagai upaya melakukan perubahan dalam cara mengajar sehingga menghasilkan cara belajar yang baru. Sebagai seorang guru di zaman modern ini dituntut untuk mampu melakukan kegiatan pembelajaran yang inovatif. Sudah bukan saatnya lagi guru berpentas di hadapan siswa layaknya selebritis yang sedang berbagi cerita sementara siswanya hanya dianggap sebagai tong sampah yang mau menampung semua ceritanya.Siswa bukanlah tong sampah yang selalu dijejali ilmu yang tak berperasaan banyaknya atau bahkan sama sekali tak mereka pahami.Itu sama saja dengan merongrong kebebasannya untuk berimajinasi. Sudah waktunya seorang guru memanusiakan siswanya dengan menjadikannya sebagai manusia- manusia pembelajar yang akan menggali ilmu melalui pengalaman dalam sebuah proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Apalagi kini sudah ada KTSP yang sangat leluasa memberikan kesempatan kepada guru untuk menerapkan berbagai gaya dan kreatifitasnya dalam kegiatan pembelajaran yang inovatif. Melalui kegiatan pembelajaran yang inovatif, atmosfer kelas tak terpasung dalam suasana yang kaku dan monoton. Para siswa akan lebih banyak diajak berdiskusi, berinteraksi, berdialog, sehingga mereka akan lebih konsisten dengan jalan pikirannya tanpa menyimpang kaidah- kaidah keilmuan sehingga akan menjadi sosok yang cerdas dan kritis. Guru harus memberi motivasi dan arahan agar pikiran mereka selaras dengan nilai- nilai kebenaran. Tentu saja disertai dengan sikap kelembutan, kasih sayang, dan tanpa paksaan, sehingga tercipta kondisi belajar yang menyenangkan dan membangkitkan kecintaan siswa terhadap belajar.
Belajar pada esensinya dilakukan oleh semua makhluk hidup, mulai dari bentuk kehidupan yang paling simpel sampai dengan yang paling kompleks. Bagi manusia, belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan, ketrampilan, dan sikap. Manusia belajar dimulai sejak bayi, seorang bayi mengusai ketrampilan-ketrampilan yang sederhana, seperti mengenal orang di sekelilingnya, mengucapkan dua suku kata. Menginjak masa kanak-kanak dan remaja, sejumlah sikap, nilai dan ketrampilan berinteraksi sosial dicapai sebagai kompetensi. Saat dewasa, individu diharapkan telah mahir dengan tugas-tugas kerja tertentu dan ketrampilan fungsional lain. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai faedah dan manfaat bagi individu manusia itu sendiri maupun bagi masyarakat lingkungannya. Bagi individu. Kemampuan untuk belajar secara terus menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang sangat vital dalam mentranfer budaya dan nilai moral serta pengetahuan pada generasi ke generasi. Belajar merupakan aktivitas manusia tanpa mengenal waktu dan tempat, tanpa mengenal usia, bahkan aktivitas belajar tanpa mengenal situasi dan keadaan (long life education) dalam undang-undang no 20 tahun 2003 dengan gamblang mencetuskan dengan statement belajar sepanjang hayat. Sehingga dapat dipahami bahwa hakekat belajar merupakan kebutuhan manusia yang paling esensial untuk mencapai kemampuan, ketrampilan, ketentraman, kebahagian menjalani sendi hidup dan kehidupan sehari-hari, serta dapat berinterkasi dengan masyarakat sekitarnya. Dengan belajar pula manusia dapat memenuhi hajatnya tergantung pada tingkat kerumitanan jenis kehidupan yang dialami makhuk tersebut. Manusia, sebagai makhluk yang paling unik, melakukan kegiatan belajar dengan cara dan sistem yang unik pula.

Ruly Rakhmawati/ K7109171/ 3B/ 16/ Konsep Inovasi Pembelajaran

a. Bagaimana postmodern teori otak dan bagaimana implementasinya dalam pembelajaran?
b. Apakah pengertian inovasi pembelajaran?
c. Bagaimana konsep belajar dan pembelajaran?

PEMBAHASAN
A. Postmodern Teori otak
1. Otak Kita
Pembelajaran berbasis kemampuan otak adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan kemampuan berbasis otak. Pendekatan ini adalah pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alami untuk belajar, pendekatan ini adalah pendekatan yang multi disipliner.
Setiap individu itu unik, mereka mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakan antara dirinya dan orang lain. Mereka mempunyai cara belajar sendiri sesuai dengan keinginan setiap individu. Kemampuan dan otak yang mereka miliki juga berbeda, otak manusia unik karena antara individu yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan dalam menggunakan fungsi otaknya dalam kehidupan. Banyak faktor yang mempengaruhi variabilitas otak para pelajar diantaranya faktor genetik dan lingkungan. Ukuran dan berat otak bervariasi, Honore de Balzac seorang penulis dari Perancis mempunyai otak 40 persen lebih besar dari besar otak rata-rata. Keturunan dan pengalaman-pengalaman hidup memahat otak kita menjadi organ-organ yang unik. Otak manusia mampu melakukan banyak hal dalam jumlah yang sangat banyak.
Otak mempunyai dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri. Belahan kanan berfungsi untuk proses holistik dan belahan kiri untuk proses analitik. Pendidikan biasanya lebih menekankan perkembangan pada otak kiri dari pada perkembangan otak kanan. Seorang seniman mempunyai perkembangan otak kanan lebih baik dari pada perkembanagan otak kirinya, sedangkan ilmuwan mempunyai perkembangan otak kiri lebih baik dari pada otak kanannya. Dapat dikatakan bahwa orang-orang yang berotak kanan mempunyai daya kreatifitas lebih sedangkan orang yang berotak kiri daya akademis atau kognitifnya lebih baik.
2. Implementasinya dalam Pembelajaran
Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan yang diukur oleh IQ, namun IQ yang tinggi tidak menjamin kesuksesan seseorang. Goleman menyatakan bahwa selain rational mind, seorang memiliki an emotional main yang masing-masing diukur oleh IQ dan EQ dan bersumber masing-masing dari head dan heart. Kedua kehidupan mental tersebut bekerja secara sinergis dan harmonis. Manusia memiliki otak depan yang merupakan sumber rasio yang terdiri dari pusat-pusat yang memahami apa yang diamati.
Amygdala adalah tempat penyimpanan memori emosi yang mempunyai peran penting dalam emosional. Amygdala memungkinkan adanya respons sebelum berfikir.
Selama ini program belajar hanya memfungsikan otak kiri yang bersifat linear, logis dan matematis. Penggunaan otak yang tidak seimbang menimbulkan kelelahan dan kejenuhan bagi orang yang belajar. Otak kanan kemudian berfungsi sebagai pengganggu otak kiri yang sedang pusing dengan rumus-rumus dan hafalan.
Musik klasik, warna-warna dan gambar dalam belajar akan memberi sebuah aktifitas bagi otak kanan sehingga ia tidak lagi mengganggu otak kiri di saat belajar. Penelitian menyebutkan bahwa musik klasik yang diperdengarkan secara terpola pada janin di dalam kandungan bisa meningkatkan kecerdasan janin-janin ini kelak ketika lahir
Sebagai seorang guru, kita perlu menggunakan strategi pembelajaran yang terkait dengan emosional, sosial, kognitif, fisik, dan reflektif. Kita mencoba mengembangkan kemampuan otak kiri peserta didik dengan ilmu, rumus dan hafalan, dan kita pun harus mencoba mengembangkan kemampuan otak kanan dengan daya kreatifitas anak yang kiranya menyenangkan bila diterapkan dalam pembelajaran. Keseimbangan otak kanan dan kiri perluada agar kita tidak merasa lelah saat belajar.
B. Inovasi Belajar
1. Pengertian Inovasi Pembelajaran
Inovasi berasal dari kata innovation. Inovasi sering diartikan sebagai pembaharuan atau perubahan menuju arah perbaikan, tetapi sering juga dikatakan sebagai penemuan. Udin. S (2008: 3) mengatakan bahwa inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik itu berupa hasil invention maupun discovery. Menurut White (1991: 211) bahwa, “Inovasi itu lebih dari sekedar perubahan, walaupun semua inovasi melibatkan perubahan”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud inovasi adalah “pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat)” (Depdikbud, 1990: 333). Jadi dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan terhadap hal-hal yang dirasakan baru oleh seseorang atau sekelompok masyarakat.
Kata “Discovery” dan “Invention” dapat diartikan sebagai penemuan sesuatu yang baru. Discovery adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya hal itu sudah ada, tetapi belum diketahui oleh orang. Sedangkan invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru. Kata pembaharuan mengandung unsure kesengajaan.
Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Berbagai inovasi tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa inovasi pembelajaran adalah segala bentuk pembaharuan dalam pembelajaran yang berupa ide maupun gagasan yang bertujuan untuk memberikan motivasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

C. Konsep Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Menurut Gagne, Travers dan Cronbach dalam Agus. S (2009: 2) mendefinisikan belajar sebagai berikut, menurut Gagne belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah. Menurut Travers belajar adalah proses menghasilkan tingkah laku. Sedangkan menurut Cronbach belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Bell-Gredler (1989: 1) belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka macam kemampuan, ketrampilan dan sikap.
Belajar adalah perkembangan pribadi seutuhnya, bukan hanya satu dua aspek saja yang berkembang tetapi semua aspek yang ada. Belajar merupakan proses untuk penambahan, perluasan dan pendalaman ilmu pengetahuan, nilai sikap serta keterampilan. Belajar dilakukan semenjak bayi hingga tua atau seumur hidup, dapat dikatakan juga bahwa belajar adalah proses sepanjang hayat. Kemampuan belajar yang dimiliki manusia itu yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.
Menurut penganut filsafat idealisme pengetahuan adalah ide dalam diri manusia dan proses belajar adalah pengembangan dari ide yang telah ada dalam pikiran. Sedangkan bagi penganut realism sumber pengetahuan adalah pengalaman sensori dan belajar adalah interaksi individu dengan lingkungan fisik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman untuk merubah dan memperbaiki tingkah laku agar bertindak lebih baik lagi.


2. Prinsip Belajar
Ada beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui, pertama yaitu prinsip perubahan perilaku yang mempunyai ciri-ciri perubahan merupakan suatu tindakan yang disadari yang dilakukan secara terus menerus. Perubahan perilaku memiliki manfaat sebagai bekal hidup yang mencakup keseluruhan potensi manusia. Belajar merupakan usaha yang dilakukan atau direncanakan dan mempunyai tujuan. Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena adanya dorongan dan kebutuhan yang hendak dicapai oleh individu, dan ketiga belajar merupakan bentuk pengalaman.

3. Ciri-ciri Belajar
Dari ulasan mengenai pengertian dan prinsip belajar kita dapat memberikan beberapa ciri-ciri belajar yaitu: belajar memungkinkan perubahan tingkah laku dari segala aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kedua, perubahan itu adalah hasil dari pengalaman, perubahan tingkah laku individu karena adanya interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Ketiga, perubahan tersebut relative menetap, maksudnya adalah perubahan yang terjadi bukan hanya untuk sesaat atau sementara waktu saja tetapi perubahan tersebut akan tetap ada pada diri individu.

4. Jenis-jenis Belajar
Gagner mengemukakan delapan jenis belajar, yaitu: (1) Signal Learning (belajar isyarat) merupakan belajar dengan melakukan respon terhadap suatu isyarat yang diberikan. (2) Stimulus-Response learning (belajar Stimulus–Respon) adalah belajar dengan tindak balas, peserta didik memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang diberikan padanya. (3) Chaininb Learning (belajar rangkaian) terjadi sebagai perpaduan S-R yang telah dipelajari sebelumnya. Peserta didik menyusun hubungan antara dua stimulus atau lebih dengan berbagai respon yang berhubungan dengan srimulus tersebut. (4) Verbal Association (assosiasi verbal) merupakan respon yang di berikan pada stimulus yang berupa lisan/ verbal. (5) Discrimination Learning (belajar membedakan) adalah berusaha membedakan hal-hal yang dihadapi peserta didik. (6) Concept Learning (belajar konsep) merupakan pembuatan generalisasai dari data-data dan fakta yang ada. (7) Principle learning (Belajar prinsip) peserta didik menggunakan beberapa data data/ prinsip dalam merespon stimulus. (8) Problem solving learning ( belajar pemecahan masalah) adalah belajar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan menggunakan berbagai prinsip atau konsep.

5. Tipe belajar
Ada enam macam tipe kegiatan belajar yaitu ketrampilan, pengetahuan, informasi, konsep, sikap dan pemecahan masalah. Kegiatan belajar keterampilan adalah peresponan stimulus dengan gerak (pengalaman belajar melalui gerak). Kegiatan belajar pengetahuan merupakan kegiatan belajar yang berhubungan dengan ranah kognitif yang mencakup keterampilan berpikir dan pemahaman terhadap sesuatu. Kegiatan belajar informasi adalah belajar dengan memahami, menghafal dan mengingat informasi. Kegiatan belajar konsep adalah membuat generalisasi dari fakta dan data menjadi konsep. Konsep adalah ide dari unsur beberapa sumber menjadi satu gagasan tunggal. Konsep memudahkan peserta didik dalam belajar. Kegiatan belajar sikap (afektif) merupakan tindakan peserta didik dalam merespon stimulus. Sikap adalah perasaan dan perbuatan dari diri seseorang. Kegiatan belajar memecahkan masalah dapat mengembangkan kemampuan berpikir. Berpikir merupakan aktivitas kognitif yang melibatkan pengetahuan yang dimilki untuk memecahkan suatu masalah.



6. Tujuan Belajar
Belajar adalah sutu proses yang mempunyai tujuan, pengetahuan dan keterampilan merupakan tujuan belajar yang dicapai dengan tindakan intruksional. Selain itu belajar juga bertujuan untuk menambah kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis serta adanya prubahan tingkah laku.

7. Hasil Belajar
Proses belajar dimulai dari stimulus (input) kemudian diproses dan menghasilkan respon (output). Hasil belajar dapat berupa informasi verbal yaitu pengetahuan yang berbentuk bahasa atau lisan, dapat juga berbentuk keterampil intelektual berupa kemampuan untuk menganalisis, mengembangkan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan sehingga mampu mengembangkan pikiran atau ranah kognitifnya untuk memecahkan suatu masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan dan komprehensif.

8. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan memfasilitasi dan meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Pembelajaran bisa dilakukan di dalam kelas, dilingkungan masyarakat, dilingkungan bisnis bahkan belajar bisa melalui media massa dan jaringan internet. Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja baik di dalam ruangan (in door) maupaun diluar ruangan (out door) dan kapan saja tidak terbatas jarak, ruang dan waktu. Menurut Gagne, dkk (1992) pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Kegiatan pembelajaran mengacu pada seluruh kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa, tidak terbatas pada kegiatan guru siswa saja. Dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dapat diartikan bahwa belajar adalah hubungan timbal balik antara peserta didik dengan sumber belajar seperti guru atau sesuatu yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran pada lingkungan yang menjadi tempat terjadinya pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan sumber belajar untuk meningkatkan kualitas peserta didik.

9. Ciri – cirri pembelajaran.
Dari pengertian pembelajarn diatas dapat kita ketahui cirri-ciri pembelajaran yaitu adalah adanya proses belajar ysng disengaja, adanya interaksi yang sengaja diprogramkan, adanya komponen-komponen yang saling terkait seperti materi , tujuan kegiatan dsb.

10. Tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah diharapkan adanya kemampuan atau kompetensi yang dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, metode maupuun teknik.

Kesimpulan
Otak mempunyai dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri. Otak kanan dan otak kiri perlu dikembangkan secara seimbang. Otak berkembang sesuai dengan lingkungannya. Untuk menyeimbangkan kerja otak kanan dan otak kiri perlu adanya pembaharuan dalam pembelajaran yang berupa ide maupun gagasan yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran sehingga kedua fungsi otak dapat seimbang.
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman untuk merubah dan memperbaiki tingkah laku agar bertindak lebih baik lagi. Belajar mempunyai prinsip, ciri dan tujuan seperti yang dijelaskan pada pembahasan di atas. Tipe belajar setiap orang berbeda-beda, hal ini tergantung dari kapasitas otak yang dimiliki dan tipe belajar ini menentukan hasil belajar setiap individu.
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dan sumber belajar untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Pembelajaran mempunyai ciri dan tujuan yang juga telah di jelaskan pada pembahasan sebelumnya.

SUMBER:

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Surabaya: pustaka Pelajar.
Fuad Ihsan. 2008. Dasar - Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Jensen,Eric. 2008. Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
http://didaktika.fitk-uinjkt.ac.id/2010/02/pentingnya-inovasi-dalam-pendidikan.html
http://okeeducation.blogspot.com/2008/10/teori-otak-kiri-dan-otak-kanan.html
http://widanarto.wordpress.com/2009/01/17/pembelajaran-berbasis-otak/

Yuni Ambarsari/k7109215/33/3B

MAKALAH KD 1
INOVASI PEMBELAJARAN
A. Kemengapaan Inovasi Pembelajaran
Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu menyikapi peruubahan zaman tersebut dengan pembaharuan-pembaharuan yang mampu menjawab kebutuhan peserta didik, perkembangan zaman, dan kondisi. Timbulnya inovasi dalam pembelajaran disebabkan oleh persoalan dan tantangan yang perlu dipecahkan dengan pemikiran baru yang mendalam dan progresif.
B. Kajian Post Modern Teori Otak dan Implementasinya
Setiap otak itu unik dan mempunyai karakteristiknya sendiri. Otak merupakan organ tubuh manusia yang paling kompleks dan mengandung seratus miliar sel. Otak manusia mempunyai bagian-bagian berbeda yang bertugas menjalankan berbagai fungsi mental, berpikir, saksualitas, memori, pertahanan, emosi, dan kreatativitas. Otak mempunyai empat bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak tengah, otak kecil (cerebellum), dan sel-sel otak.
Beberapa peneliti mengemukakan bahwa otak mulai kehilangan sel-selnya sejak manusia itu dilahirkan, akan tetapi kekenyalan otak dan volume otak akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Otak manusia memiliki bagian terbesar dari korteks yang tidak memiliki fungsi tertentu dibandingkan dengan spesies lainnya dibumi ini, kesemua itu memberikan fleksibilitas dan kapasitas yang luar biasa bagi otak manusia untuk belajar. Hal ini menegaskan kepada kita bahwa tidak ada alasan untuk berhenti belajar.
Teori otak mengulas tentang bagaimana menciptakan iklim pembelajaran yang berbasis pada kemampuan otak peserta didik. Selama ini banyak yang mengabaikan kemampuan otak serta bagaimana membuat otak lebih aktif dan menjadikannya acuan dalam belajar. Otak mempunyai dua sistem penyimpanan memori yaitu long term memory (penyimpanan memori jangka panjang) dan short term memory (penyimpanan memori jangka pendek). Dimana informasi yang diterima otak terlebih dulu disimpan di short term kemudian akan disimpan di long term, dalam penyimpanan ini memori sulit hilang dan apabila dibutuhkan akan teringat kembali, lain halnya di sort term memory gampang hilang dan terlupa.
Pembelajaran berbasis kemampuan otak dengan pembelajar bukan kontennya. Pelajarannya didasarkan pada menciptakan kondisi optimal untuk terjadinya pembelajaran yang alami. Pembelajaran yang kompleks merupakan sebuah proses yang merefleksikan dengan lebih baik cara otak manusia dirancang secara alami untuk belajar.
Gaya pembelajaran setiap orang berbeda-beda. Gaya pembelajaran ini didasarkan pada pengamatan perilaku atau psikologi daripada neurobiologi. Richard Restak, Ph.D. (1994) mengatakan bahwa”interaksi yang dinamis dari aktivitas neural di dalam dan diantara sistem merupakan fungsi otak yang sangat penting.” Karl Pribram,Ph.D.(1979) mengatakan bahwa otak mempunyai “kecenderungan holografik antara fungsi-fungsinya, termasuk input sensori, yang bekerja dalam kombinasi yang paralel”. Dengan demikian, otak kita adalah multiprosesor; dan meskipun seorang pembelajar memiliki preferensi pada gaya belajar tertentu, penelitian tentang otak mengemukakan bahwa otak memproses informasi pada berbagai tingkatan dan dari berbagai sumber.
Otak berkembang sesuai dengan lingkungannya. Lingkungan yang diperkaya dapat meningkatkan pertumbuhan otak. Arnold Scheibel, Ph.D., direktur The Brain Research Institute di University of Calivornia, Los Angeles (1994) mengatakan, “Aktivitas-aktivitas yang tak biasa adalah sahabat terbaik bagi otak” Fakta otak begitu terstimulasi oleh kebaruan mungkin adalah sebuah respon untuk menyelamatkan diri. Segala sesuatu yang baru mungkin mengancam bagi status quo, sehingga mengandung bahaya potensial. Akan tetapi, begitu kita menumbuhkan kebiasaan pada sebuah lingkungan atau situasi, maka ia akan menjadi rutinitas dan formasi yang berjejaring di dalam otak kita mulai beroperasi pada level yang lebih rendah. Begitu stimuli yang baru dan menyegarkan diperkenalkan kembali, formasi jaringan menjadi disiagakan kembali dan otak terstimulasi untuk tumbuh.
Lingkungan yang diperkaya (baik mental maupun fisik) memang penting,tetapi ada hal lain yang sama pentingnya. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkemuka dibidang otak Santiago Ramon Y Cacal (1988) telah menekankan bahwa otak memburuhkan umpan balik dari aktivitasnya sendiri untuk pembelajaran yang optimal.
Stimulus-respon tidak harus dari guru tapi bisa juga dari diri peserta didik. Misalnya, mendorong stimulus-respon dari diri peserta didik sendiri dan memacu kegiatan berpikir adalah dengan membuat supaya para pembelajar merefleksikan dan merekam persepsi mereka sendiri pada kaset. Mengkaji pada proses pemikiran perasaan, dan pengorganisasian dapat menjadi sarana yang sangat bermanfaat bagi perkembangan otak kita sebagai makhluk penyelesai masalah dan pemikir. Umpan balik yang paling baik adalah yang bersifat langsung, positif, dramatis, spesifik dan langsung.
C. Individu sebagai pribadi yang unik
Sesuai dengan konsep anak sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh. Maksudnya bahwa perkembangan itu tidak hanya terjadi dalam aspek yang saling terjalin satu sama lain. Menurut Santrock dan Yussen, 1992: Seifert dan Hoffnung, 1991, secar a garis besar perkembangan individu dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu proses biologis, kognitif, dan psikososial.
Proses biologis mencakup perubahan – perubahan yang terjadi pada diri individu, seperti pertumbuhan otak, saraf, sistem saraf, struktur saraf, hormon dan sejenisnya. Proses kognitif melibatkan kemampuan dan pola berpikir, kemahiran dalam berbahasa, serta cara individu tentang bagaimana memperoleh pengetahuan. Perkembangan kognitif anak dan pengelaman belajar mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling berpengaruh satu sama lain. Yaitu proses perkembangan kognitif anak akan memfasilitasi atau bahkan membatasi kemampuan belajar anak, dan sebaliknya pengelaman belajar akan sangat memfasilitasi perkembangn kognitifnya. Sedangkan proses psikososial melibatkan perubahan – perubahan dalam aspek perasaan, emosi,dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Contoh dari proses psikososial yaitu adanya perilaku agresif saat bermain bersama teman, rasa percaya diri dan keberanian anak serta hubungan pertemanan anak terhadap teman bermain. Oleh karena itu, individu disebut sebagai prbadi yang unik karena individu menjadi pribadi yang utuh, tunggal dan khas.
D. Inovasi Pembelajaran
Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention atau discovery. Inovasi diadakan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Invensi (invention) adlah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia.
Inovasi pembelajaran adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam bidang pendidikan, khususnya pembelajarannya.
Kebaruan pembelajaran ialah proses perubahan dalam dunia pendidikan dari cara pembelajaran yang lama atau tradisional ke cara pembelajaran yang baru atau modern.
Inovasi dalam pembelajaran di lapangan saat ini misalnya inovasi pembelajaran kuantum, inovasi pembelajaran kompetensi, inovasi pembelajaran kontekstual dan yang baru-baru ini muncul ialah inovasi pembelajaran melalui teknologi informasi yaitu internet.
1) Inovasi Pembelajaran Kuantum
Inovasi pembelajaran kuantum, model pembelajran ini dikembangkan oleh Bobby DePorter (1992). pembelajaran kuantum adalah salah satu model, strategi dan pendekatan pembelajran yang mengkonsentrasikan pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajran. Konsep, asas, prinsip, dan strategi dari pembelajaran kuatum merupakan aspek-aspek yang harus dipahami guru dalam mengimplementasikan model pembelajran di sekolah dsar agar konteks dan kontens pembelajran yang bergairah menyenangkan, dan mempermudah belajar siswa.
Asas utama pembelajaran kuantum adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Subjek belajar adalah siswa yang memiliki modalitas yang harus difasilitasi oleh guru, sehingga guru harus berupaya terlebih dahulu untuk memahami potensi siswa sebagai sebagai subjek belajar.
Prinsip pembelajran kuantum terdiri dari : segalanya berbicara,segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan merupakan konsep utama pembelajran untuk mewujudkan energi guru dan siswa dalam percepaan belajar, mempermudah belajar dan mengikis hambatan belajar tradisional. Mengembangkan strategi pembelajaran kuantum melalui filosofis TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa, motivasi dan minat siswa, dan meningkatkan kehalusan perilaku siswa.
Rancangan pembelajran kuantum yang dapat dikembangkan terdiri dari tiga bagian meliputi : pengembangan konteks, pengembangan konten, dan pengembangan strategi atau pendekatan pembelajaran. ketiga domain tersebut secara sinkron menyertakan unsur-unsur asas, prinsip, modalitas dan AMBAK. Dimensi pengembangan konteks pembelajaran kuantum yaitu suasana belajar yang menyenagkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung dan rancangan belajar yang dinamis. Keempat unsur ini merupakan interaksi kekuatan yang mendukung kesuksesan belajar yang optimal.
2) Inovaso Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran kompetensi menunjukan pada usaha siswa mempelajari bhan pelajaran sebagaia akibat perlakuan guru dalam mengelola pembelajran yang menekankan pada kemampuan dasar yang dilakukan siswa pada tahap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Pembelajran kompetensi menekankan pencapaian standar kompetensi yang diurai menjadi kemampuan dasar yang diurai menjadi beberapa materi pelajran yang cakupanya beberapa indikator. Prinsip-prinsip pembelajran kompetensi bertitik tolak kepada pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan suatu kondisi dapat terjadi proses belajra pada siswa dengan melibatkan berbagai aspek yang mempengaruhinya baik yang terdapat dalam diri siswa maupun sesuatu yang berada pada lingkungan sekitarnya serta peranan guru.
Pembelajaran kompetensi memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan pembelajran lainnya, seperti apa yang dipelajari siswa, bagaimana proses pembelajaran, waktu belajar, dan kemajuan belajar siswa secara individual. Untuk pengelolaan kegiatan pembelajaran, kompetensi harus dipertimbangkan pengelolaan ruang kelas, pengelolaan siswa, pengelolaaan pembelajaran, strategi kegiatan belajar mengajar, sarana dan sumber belajar. Pendekatan pembelajaran kompetensi dapat dilakukan melalui pembelajaran bermakna dan tematik. Kedua pendekatan ini dapat dikembangkan dengan tetap menyesuaikan terhadap tingkatan kematangan belajar anak.
3) Inovasi Pembelajran Kontekstual
Pemebelajaran kontekstual (CTL) merupakan suatu model pembelajran yang menekankan keterlibatan siswa setiap tahapan pembelajran dengan cara menghubungkannya dengan situasi kehidupan yang dialami siswa sehari-hari sehingga pemahaman materi diterapkan dalam kehidupan nyata. Karakteristik CTL adalah pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru, pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal melainkan untuk diyakini dan dan diterapkan, memperaktikan pengalaman kehidupan pengalaman dalam kehidupan nyata, melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.
Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual meliputi tiga prinsip utama, yaitu saling ketergantungan (interdependence), diferensiasi ( differentiation ), dan pengorganisasian diri (self organization). Prinsip-prinsip pembelajran kontekstual berbeda dengan pembelajran konvensional, terutama dalam hal peranan siswa, peranan guru, proses pembelajran dan tujuan belajar. Seluruh komponen pembelajran kontekstual menekankan aktivitas siswa secara penuh baik fisik maupun mental. Menempatkan peran siswa selain sebagai subjek pembelajran juga latar belakang kehidupan, kemampuan, pengalaman belajar, pengelompokan belajar, dan tujuan belajar faktor siswa selalu dipertimbangkan.
Komponen-komponen pembelajran sebagai asas CTL dalam menerapkan pola pembelajaran meliputi asas kontruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian nyata. Keseluruhan komponen ini dipertimbangkan dalam langkah-langkah pembelajran kontekstual yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, baik pelaksanaan di lapangan maupun di kelas.


4) Konsep Pembelajaran Elektronok Learning
Pemanfaatan teknologi informasi baik sebagai sumber belajar maupun media pembelajran merupakan salah satu cara yang diharapkan efektif menanggulangi kelemahan persoalan pembelajran yang masih bersifat konvensional. Dengan menggunakan teknologi informasi diharapakan terjadi interaksi pembelajaran antara siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar lebih komunikatif. Melalui berbagai model pembelajran yang ditawarkan diharapkan terbentuk interaksi belajar siswa yang tidak hnaya menekankan pada proses pemanfaatan namun pencarian, penelitian atau penggalian berbagai sumber belajar sehingga terbentuk cara berfikir yang lebih konprehensif dan terintegrasi. Melalui interaksi tersebut diharapkan ada peningkatan dalam keterampilan berpikir, keterampilan berinteraksi serta keterampilan ideal lainnya. Hal ini dapat dilakukan manakala dukungan yang berasal dari lembaga, guru, siswa, masyarakat dan teknologi berkontribusi positif terhadap penyelenggaraan pembelajran bebasis tekonologi informasi.
E. Konsep Belajar dan Pembelajaran
konsep belajar dan pembelajaran berarti cara atau sistematika bagaimana sebaiknya peserta didik belajar dalam proses pembelajaran dan upaya guru dalam memberikan pembelajaran.
Konsep Belajar
Pakar psikologi melihat prilaku belajar sebagai proses psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan secara alami, sedangkan pakar pendidikan melihat prilaku belajar sebagai proses psikologis paedagogis yang dtakitandai dengan adanya interaksi individu dengan lingkungan belajar yang sengaja diciptakan. Pengertian belajar yang cukup kompeherensif diungkapkan oleh Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, ketrampilan, and sikap. Ketiganya diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Kemampuan belajar inilah yang memebedakan manusia dengan makhluk lainnya. Belajar sering juga diartikan sebagai penambahan, perluasan, dan pendalaman pengetahuan, nilai, dan sikap, serta ketrampilan.
Dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan nasional konsep belajar harus diletakan secara substantif-psikologos terkait pada seluruh esensi tujuan pendidikan nasional mulai dari iman dan takwa kepada Tuhan YME, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadiwarga negara yang demokratis dan bertanggung jawab yang seyogyanga dilakukan dalam rangka pengembangan kemampuan peserta didik.
Ciri-Ciri Belajar
Pertama, beljar harus memungkinkan terjadinya perubahan prila pada individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai serta ketrampilan. Kedua, perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman. Perubhan tingkah laku yang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi ant ra diriny dengan lingkungannya. Misalnya, seorang anak akan mngetahui bahwa api itu panas setelah menyentuh api yang menyala pda lilin. Ketiga, perubahan tersebut relatif tetap. Perubahan prilaku karena minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, dan yang lainnya tidak dapat dikategorikan sebagai prilAku hasil belajar.
Jenis-Jenis Belajar
Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa, Gagne (1985) mengemukakan delapan jenis belajar, yaitu: Pertama, belajar isyarat (Signal learnnig). Belajar melalui isyarat adalah melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat, misalnya berhenti berbicara ketika mendapat isyarat telunjuk menyilang mulut sebagai tanda tidak boleh ribut. Kedua, belajar stimulus respon. Ini terjdi pada diri individu karena ada rangsangan dari luar, misalnya mengerjakan tugas ketika diberi tugas oleh guru.
Ketiga, belajar rangkaian. Belajar rangkaian terjadi melalui perpaduan berbagai proses stimulus respon yang telah dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan prilaku yang segera atau spontan, misalnya merah-putih, panas-dingin. Keempat, belajar asosiasi verbal. Ini terjadi bila individu mengetahui sebutan bentuk dan dapat menagkap makna yang bersifat verbal. Misalnya kereta api seperti hewan kaki seribu. Kelima, belajar membedakan. Belajar deskriminasi terjadi bila individu berhadapan dengan benda, suasana, atau pengalaman yang luas dan mencoba membeda-bedakan hal-hal yang jumlahnya banyak. Misalnya, membedakan pakaian adat berdasarkan daerah asalnya, membedakan hewan berdasarkan jenis makananya. Keenam, belajar konsep. Ini terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan ke dalam suatu pengertian atau makna yang abstrak. Misalnya binatang, manusia, dan tumbuhan termasuk makhluk hidup; bintang, bulan,bumi, dan matahari merupakan benda-benda langit. Ketujuh, belajar hukum atau aturan. Ini terjdi bila individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa atau perangkat data yang terdahulu atau yang diberikan sebelumnya dan menerapkannya menjadi suatu aturan. Misalnya, ditemukan bahwa benda akan memuai bila dipanaskan. Kedelapan, belajar memecahkan masalah. Ini terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan, misalnya mengapa harga bahan bakar minyak naik. Proses pemecahan masalah selalu bersegi jamak dan berkaitan satu sama lain. Seorang individu tidak akan mamapu melakukan belajar pemecahan masalah apabila individu tersebut belum menguasai belajar aturan, konsep, membedakan, dan seterusnya.
Konsep pembelajaran
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar. Pembelajarn harus menghasilkan proses belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat.
Pembelajaran bisa terjadi di mana saja, dan kapan saja tidak dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu. Pembelajarn dapat terjadi melalui pendidikan formal dan non formal. Dalam konteks pendidikan formal yaitu pendidikan di sekolah, sedangkan dalam konteks pendidikan non formal pembelajaran terjadi di lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat peserta didik.
Ciri utama pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Ini menunjukan bahwa unsur kesengajaan dari pihak luar yaitu pendidik dalam suatu sistem merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran. Ciri lain dari pembelajarn adalh adanya komponen-komponen seperti tujuan, materi, kegiatan dan evaluasi pembelajran yang saling berkaitan satu sama lain. Tujuan pembelajaran mengacu pada kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah mengikuti suatu pembelajaran. Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi metode serta teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Proses pembelajaran dalam arti yang luas merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.
Pembelajaran yang Dikembangkan
Untuk memperluas pemahaman tentang model pembelajran terkait pada masing-masing jenis belajar, disini akan dikaji keterkaitan antara jenis belajar dengan pembelajaran.
Pembelajaran berorientasi pada proses belajar isyarat. Proses belajar yang seyogianya dirancang untuk mendukung belajar isyarat yang baik sekurang-kurangnya harus mencakup adanya isyarat, adanya komsep untuk memahami isyarat dan lahirnya perbuatan. Belajar melalui isyarat terjadi apabila peserta didik memiliki kemampuan secara refleks. Guna membantu siswa berhasil belajar melalui isyarat, dua hal yang dapat dilakukan guru adalah kedekatan dan pengulangan. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menanggapi tanda atau isyarat hendaknya tanda atau simbol yang dipelajari disajikan secara berdekatan dengan respon yang dikehendaki. Semakin sering tanda simbol dan tanggapan diulang semakin cepat siswa menanggapi tanda atau simbol yang disajikan.
Pembelajaran berorientasi pada proses belajar stimulus-respon. Proses pembelajaran yang baik ialah yang memungkinkan terjdinya relasi antara stimulus dan respon dengan baik. Untuk itu maka stimulus harus benar-benar dpat memberi rangsangan. Pertanyaan yang singkat dan jelas akan dapat mengundang respon yang lebih baik daipada pertanyaan panjang yang berbelit-belit yang mungkin malah menyesatkan. Oleh karena itu guru harus mampu memilih rangsangan yang baik dan mampu memberi rangsangan yang baik. Untuk dapat melakukan proses belajr stimulus espon yang baik diperlukan hal-hal seperi; penampilan objek, peristiwa atau suasana yang menarik sehingga memungkinkan munculnya reaksi individu terhadap hal itu, misalnya gambar berwarna jauh lebih menarik daripada gambar hitam putih; dan individu yang memiliki kesiapan untuk memberikan reaksi terhadap pemebri rangsangan, reaksi yang diberikan tergantung pada kesiapan, pengalaman, dan kemampuan.
Pembelajaran berorientasi pada proses belajar rangkaian. Belajar rangkaian mengacu pada proses belajar yang tercipta karena adanya berbagai stimulus dan respon. Seseorang yang menerima berbagai stimulus dan selanjutnya memberi respon di dalam suatu konteks akandapat melakukan proses belajar rangkaian. Agar siswa berhasil dalam belajar rangkaian , kondisi internal yang harus ada antara lain setiap hubungan stimulus-respon yang ada dalam rangkaian harus dikuasai siswa. Seorang siswa yang sedang belajar menguncu pintu tidak akan berhasil sebelum menguasai cara memasukan kunci ke lubang kunci pada pintu. Untuk membantu siswa berhasil dalam belajar rangkaian, kegiatan pembelajaran haruslah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulang urutan kegiatan dalam urutan yang tepat, menuntun siswauntuk melaksanakan satu rangkaian kegiatan tanpa waktu sela, serta memberikan penguatan kepada siswa yang telah menyelesaikan satu rangkaian kegiatan dengan tepat.
Pembelajaran berorientasi pada proses belajar asosiasi verbal. Belajar asosiasi verbal mengacu pada proses memahami informasi verbal yang menggambarkan konsep, prinsip, benda, siruasi dan lain-lain. Misalnya mengurutkan kata-kata secara alfabetis, menghafal doa-doa. Belajar asosiasi verbal akan berhaasil apabila peserta didik mempunyai informasi yng trorganisasi dalam sistem ingatannya. Untuk memungkinkan terjdinya proses belajr ini perlu dirancang proses pembelajran yang memiliki ciri-ciri seperti; memberikan konteks yang bermakna, hal ini bisa dilaksanakan dengan mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah dikuasai siswa; mmberikan kesempatan pada siswa untuk mengulang informasi yang dipelajari; menyajikan informasi dalam urutan yang tepat; dan menjelaskan metode yang dapat digunakan untuk mengingat rangkaian informasi, misalnya singkatan suku kata pertama untuk mengingat warna-warna pelangi.
Pembelajaran berorientasi pada proses belajar membedakan. Pembelajaran ini mengacu pada proses belajar yang memahami suatu hal dengan cara melihat perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh subjek yang dipelajar. Dengan itu peserta didik dapat memahami benda, suasana, peristiwa, atau obyek lainnya yang ada di lingkungannya. Proses pembelajaranya yaitu; mengahadapkan peserta didik pada dua hal yaitu; menghadapkan peserta didik pada dua hal yang masing-masing memiliki karaktetistik khas; memberikan kemudahaan kepada siswa untuk memahami dua hal yang berbeda tersebut; menyajikan suasana yaang berisikan berbagai objek sehingga siswa dapat menerapkan pengertian tentang dua objek melalui proses klasifikasi; dan memberi jalan bagi peserta diddik untuk memantapkan hasil pemahamannya itu. Peserta didik akan mampu belajar membedakan apabila ia mampu mengingat dan mengulang kembali respon berbeda yang penting untuk menunjukan perbedaan. Misalnya, dalam belajar membedkan “lingkaran” dan “persegi panjang”, sebelumnya peserta didik harus sudah tahu bentuk benda tersebut.
Pembelajaran berorientasi pada proses belajar konsep. Misalnya konsep “manusia” dipelajari dengan cara melihat ciri-ciri manusia dibandingkan dengan non manusia misal binatang dan tumbuhan. Pemahaman tersebut selanjutnya digunakan oleh individu dalam memahami hl-hal yang sama yang lebih luasa lebih banyak. Suatu konsep terbentuk dalam pikiran individu malalui proses mengenal dan memahami ciri-ciri konsep atas dasar contoh dan non-contoh. Untuk membantu siswa berhasil dalam belajar konsep dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya; menyajikan konsep yang akan dipelajari baik secara lisan maupun non lisan; menyajikan contoh dan non-contoh ketika membahas konsep yang haus dikuasai peserta didik; apabila siswa telah menguasai konsep yang sedang dipelajari guru perlu memberikan penguatan kepada siswa.
Pembelajaran berorientasi pada proses belajar aturan. Belajar aturan mengacu pada proses belajar membangun prinsip atau aturan dengan menggunakan serangkaian fakta, data, peristiwa dan pengalaman yang telah diketahui atau dialami sebelumnya. Seorang siswa akan dapat mencapai tahapan aturan apabila siswa tersebut telah memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep. Seorang siswa akan memahami konsep bahwa setiap “benda bundar menggelinding” apabila siswa telah mempelajari konsep benda “bundar” dan “menggelinding”. Untuk membantu siswa belajar aturan secara optimal, guru perlu melakukan hal-hal seperti; mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk mengingat kembali konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya; menggunakan pernyataan verbal yang mengarahkan siswa terhadap aturan dan kaitannya dengan konsep yang telah dipelajari; dan guru meminta siswa untuk menunjukan contoh penerapan aturan.
Pembelajaran berorientasi pada proses belajar pemecahan masalah. Belajar pemecahan masalah mengacu pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah tersebut melalui proses berfikir yang sistematis dan cermat. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar pemecahan masalah, guru hendaknya mengajukan permasalahan yang menarik dalam arti masalah tersebut sesuatu yang baru dan belum pernah disampaikan kepada peserta didik. Masalah yang diberikan hendaknya sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki peserta didik. Agar siswa berhasil dalam belajar pemecahan masalah, guru hendaknya memberikan petunjuk yang jelas kepada peserta didik. Petunjuk tersebut dapat berupa bimbingan dan mengarahkan pemikiran siswa.
F. Kesimpulan
Timbulnya inovasi dalam pembelajaran disebabkan oleh persoalan dan tantangan yang perlu dipecahkan dengan pemikiran baru yang mendalam dan progresif. Maka dari itu munculah inovasi pembelaran yang merupakan suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam bidang pendidikan, khususnya pembelajarannya. Inovasi pembelajran sebaiknya diselaraskan dengan pembelajran berbasis otak dan memperhatikan juga keunikan yang dimiliki tiap individu sehinggar dapat terbentuk pembelajran yang sempurna dan fleksibel bagi semua individu. Inovasi pembelaran terdiri dari beberapa macam inovasi diataranya inovasi pembelajaran kuantum, inovasi pembelajran kontekstual, inovasi pembelajaran kompetensi dan inovasi pembelajaran melaui teknologi dan informasi melaui internet.

Sumber :
Udin Syaefudin, Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfa Beta, 2008.
Hill, F. Wilfred. Theories of Learning. Terj. Teori-teori Pembelajaran. Bandung: Nusa Media, 2009.
Jensen, Eric. Brain Based Learning. Terj. Pembelajaran Berbasis Otak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.