Selasa, 19 Oktober 2010

KOnsep inovasi Ernawati (IIIA/K7109073)

KONSEP INOVASI PEMBELAJARAN

Perkembangan pendidikan secara nasional dewasa ini, sebagai harapan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai strategi inovasi pendidikan, tetapi kenyataanya sampai saat ini masih belum berhasil sesuai dengan harapan. Bahkan hampir dikatakan bukan kemajuan yang diperoleh, tapi sebuah kemunduran yang terjadi selama bangsa ini berdiri. Di sisi lain tuntutan pendidikan seperti kebutuhan akan kurikulum
yang berbasis kompetensi, belajar mandiri, belajar terbuka, belajar jarak jauh , mendorong dimanfaatkannya berbagai sumber belajar secara luas.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sumber belajar
semakin lama semakin bertambah banyak jenisnya, sehingga memungkinkan
orang dapat belajar mandiri secara lebih baik. Berdasarkan kenyataan tersebut mengapa perlu adanya inovasi pembelajaran???
Inovasi pembelajaran bertujuan untuk menghadapi tantangan-tantangan pembelajaran yang makin hari makin menantang dan beragam dan memperoleh alternative tindakan pembelajaran lain selain yang sudah ada.
Pembelajaran yang sudah ada sebelumnya seperti pembelajaran kognitivisme, konstruktivisme, humanisme, dan yang lainnya belum memanfaatkan kerja otak sepenuhnya, sehingga tercetus suatu teori tentang pembelajaran berbasis otak dimana pembelajaran ini memaksimalkan kerja otak kita dari otak kanan, tengah, kiri, depan, dan belakang. Inti suatu pembelajaran di kelas terletak pada pelaksanaannya, di samping pendekatan dan metodenya. Untuk melaksanakan kegiatan inovasi pembelajaran ini, salah satu paradigma pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran yang berbasis penelitian tindakan kelas yang mengoptimalkan kerja otak. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi perencanaan, selanjutnya pelaksanaan tindakan.
Otak manusia mempunyai bagian-bagian berbeda yang menjalankan berbagai fungsi mental berbeda pula, seperti berpikir, seksualitas, memori, pertahanan, emosi, pernafasan, dan kreativitas. Pembagian keja otak pun tidak hanya pembagian sederhana kerja otak kanan yang memproses hal-hal yang bersifat keseluruhan (abstrak), dan otak kiri yang memproses hal-hal yang bersifat bagian-bagian saja (konkret/logis) tetapi otak kita juga dirancang untuk memproses waktu (masa lalu dan masa depan) dari belakang ke depan.
Pembelajaran berbasis otak mengorientasikan individu anak sebagai pribadi dan pebelajar sebagai pribadi yang unik. Bagaimana seorang guru dapat mengorientasikan anak didiknya sebagai pebelajar yang unik??
Pebelajar diarahkan untuk dapat memahami situasi yang bermakna, kontekstual, dunia nyata dan menyediakan sumber belajar, bimbingan, petunjuk bagi pebelajar ketika mereka mengembangkan pengetahuan tentang materi pelajaran yang dipelajarinya sekaligus keterampilan memecahkan masalah. Guru yang baik adalah guru yang memahami psikologi anak. Karena setiap anak memiliki psikologi yang berbeda. Jadi, guru harus dapat masuk ke dalam dunia anak kemudian dapat menarik anak ke dalam dunia mereka, denagn kata lain harus mampu bicara dari hati ke hati,
Paradigma yang menempatkan guru/dosen sebagai pusat pembelajaran (teaching) dan siswa sebagai objek, seharusnya diubah dengan menempatkan siswa sebagai subjek yang belajar secara aktif membangun pemahamannya (Learning) dengan jalan merangkai pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru yang dijumpai. Jadi dalam pembelajaran berbasis otak tidak hanya memanusiakan manusia sebagaimana kerja otak manusia, kerena akan terkesan pemaksaan tetapi harus muncul dari diri anak sendiri untuk mengoptimalkan otaknya sehingga mereka benar-benar paham dan muncul kesadaran dari diri mereka sendiri tanpa harus didahului oleh adanya rangsangan dari faktor luar untuk belajar.
Apa itu inovasi pembelajaran?
Inovasi pembelajaran seringkali memiliki keterkaitan makna dengan istilah discovery, invention,dan innovation. Kata “innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu “inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. “Discovery”, “invention”, dan “innovation” dapat diartikan dalam bahasa Indonesia “penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Inovasi pembelajaran dapat diartikan secara umum yaitu sebagai suatu hal baru (belum pernah dipahami), bersifat kaulitatif, prosesnya dengan kesengajaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan (sumber tenaga, uang, sarana, dan struktur organisasi.
Guru harus melakukan inovasi dalam perencanaan pembelajaran untuk membantu guru dan siswa dalam mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran sehingga memungkinkan peristiwa belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan belajar. Cara melakukan inovasi pembelajaran yaitu dengan mengenali faktor pendukung, mengenali segala informasi yang berkenaan dengan inovasi pembelajaran, berkomunikasi dengan referensi dan nara sumber, cari orang-orang yang mempunyai visi, persepsi, kepentingan dan tujuan yang sama, pelajarilah atau lihatlah model-model inovasi pembelajaran yang telah ada, misalnya video pembelajaran, dan lain sebagainya.
Inovasi Pembelajaran melibatkan proses belajar dan pembelajaran, bagaimana implikasi inovasi pembelajaran dalam proses pembelajaran??
Proses belajar mengajar dalam kurun waktu bertahun-tahun sudah berjalan dengan teknik-teknik pembelajran yang berbeda-beda dan berubah mengikuti perkembangan masa. Dalam proses belajar mengajar terjadi proses belajar, proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi di mana ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan-rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan.
Proses penyesuain diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan. Dalam hal ini pelajar mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku yang telah terbentuk hingga ia mencapai respon yang memuaskan.
Belajar itu berlangsung sepanjang hayat, berkesinambungan, dan terus-menerus artinya seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan generasi muda, mereka tidak akan menjadi pikun secara dini, dan tetap dapat memberikan sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya. Dalam perkembangan jiwa dan jasmani tersebut, manusia juga perlu belajar. Masa belajar itu bertingkat-tingkat, sejalan dengan fase-fase perkembangannya, sejak masa kanak-kanak sampai masa tua.
Setelah proses belajar dan mengajar berakumulasi akan membentuk konsep pembelajaran. Untuk itu dalam melakukan proses belajar dan mengajar, guru hendaknya tidak hanya sekedar mengajar tapi juga terlibat pembicaraan atau bertanya kepada siswa saat siswa sedang ada masalah dan benar-benar memahami satu persatu karakteristik dari anak didiknya. Menurutnya, selama ini guru terjebak dengan pengaruh profesional daripada faktor pengabdian, padahal guru itu selain mengetahui psikologi juga harus mampu membangun optimisme peserta didik.
Pembelajaran akan terganggu jika peserta belajar tidak terbuka dan tidak siap untuk belajar, tidak menyadari manfaat belajar untuk diri sendiri, tidak memiliki minat, atau terhambat oleh rintangan belajar. Cara terbaik untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik adalah dengan menggunakan gaya pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran terjadi lebih besar pada tingkat tak sadar, pesan-pesan lebih dapat masuk ke dalam otak tanpa disadari tapi kan menempel terus dalam memori ingatan. Hal itu dikarenakan para pembelajar belajar lebih bnayak dari apa yang kita ajarkan. Mereka memperhatikan apa yang kita lakukan, katakan, kemampuan mendengarkan kita sebagai pendidik, semua itu membentuk kesan yang akan mempengaruhi siswa kita dalam proses pembelajaran di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar