Selasa, 19 Oktober 2010

tya pranita/INOVASI PEMBELAJARAN BELAJAR

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perlunya Inovasi Pembelajaran
Pada proses belajar mengajar inovasi pembelajaran sangatlah dibutuhkan. Karena pada proses belajar yang monoton akan menimbulkan kejenuhan pada siswa saat belajar, dan karena kejenuhan itu dapat mengakibatkan siswa tidak akan dapat menyerap pengetahuan-pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu dalam proses belajar harus ada inovasi agar proses belajar dapat lebih menyenangkan dan anak-anak akan lebih semangat dan lebih dapat memahami apa yang disampaikan pada saat belajar.
Paradigma baru yang dragmatis ini, dikenal dengan pembelajaran brain-compatible atau brain base. Dengan sidasarkan pada disiplin-displin dalam ilmu syaraf, bilogi, psikologi, pemahaman kita tentang hubungan antara pembelajaran dengan otak kini mengantarkan kita kepada peran emosi, pola, pemaknaan, lingkungan, ritme tubuh sikap, stres, trauma, penilaian musik, gerakan, gender, dan pengayaan. Kemudian Quantum Brain Teori merupakan sebuah teori yang falid dan akurat mengherankan fungsi otak. Klasik, realitas harus selalu berubah, bahkan oleh sedikit gagasan, dan otak harus menyadari perubahan yang terjadi. Pembelajaran berbasis kemampuan otak merupakan pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar.
Pembelajaran berbasis kemampuan otak dengan pembelajar bukan kontennya. Pelajarannya didasarkan pada menciptakan kondisi optimal untuk terjadinya pembelajaran yang alami. Pembelajaran yang kompleks merupakan sebuah proses yang merefleksikan dengan lebih baik cara otak manusia dirancang secara alami untuk belajar. Setiap otak manusia juga berkembang secara unik. Salah satu dari tujuan pembelajran berbasis kemampuan otak adalah untuk mengenali fakta ini dan memperhitungkannya.
Gaya pembelajran setiap orang berbeda-beda. Gaya pembelajaran ini didasarkan pada pengamatan perilaku atau psikologi. Richard Restak, Ph.D. (1994) mengatakan bahwa”interaksi yang dinamis dari aktivitas neural di dalam dan diantara system merupakan fungsi otak yang sangat penting.” Karl Pribram,Ph.D.(1979) mengatakan bahwa otak mempunyai “kecenderungan holografik antara fungsi-fungsinya, termasuk input sensori, yang bekerja dalam kombinasi yang paralel”. Dengan demikian, otak kita adalah multiprosesor; dan meskipun seorang pembelajar memiliki preferensi pada gaya belajar tertentu, penelitian tentang otak mengemukakan bahwa otak memproses informasi pada berbagai tingkatan dan dari berbagai sumber.
Fakta otak begitu terstimulasi oleh kebaruan mungkin adalah sebuah respon untuk menyelamatkan diri. Segala sesuatu yang baru mungkin mengancam bagi status quo, sehingga mengandung bahaya potensial. Akan tetapi, begitu kita menumbuhkan kebiasaan pada sebuah lingkungan atau situasi, maka ia akan menjadi rutinitas dan formasi yang berjejaring di dalam otak kita mulai beroperasi pada level yang lebih rendah. Begitu stimuli yang baru dan menyegarkan diperkenalkan kembali, formasi jaringan menjadi disiagakan kembali dan otak terstimulasi untuk tumbuh.
Lingkungan yang diperkaya (baik mental maupun fisik) memang penting, tetapi ada hal lain yang sama pentingnya. Otak memburuhkan umpan balik dari aktivitasnya sendiri untuk pembelajaran yang optimal. Umpan balik memang penting tapi tidak harus selalu berasal dari guru. Salah cara terbaik untuk mendorong umpan balik dari diri sendiri dan memacu kegiatan berpikir adalah dengan membuat supaya para pembelajar merefleksikan dan merekam persepsi mereka sendiri pada kaset atau audio visual lainnya. Mengkaji pada proses pemikiran perasaan, dan pengorganisasian dapat menjadi sarana yang sangat bermanfaat bagi perkembangan otak kita sebagai makhluk penyelesai masalah dan pemikir. Umpan balik yang paling baik adalah yang bersifat langsung, positif, dramatis, spesifik dan langsung.


B. Pengertian Inovasi
Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Inovasi merupakan perubahan sistem dari yang kurang baik ke arah yang lebih baik. Sedangkan pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Pembelajaran merupakan sesuatu yang kompleks, artinya segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran harus merupakan sesuatu yang sangat berarti baik ucapan, pikiran maupun tindakan.
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan. inovasi pembelajaran yaitu proses belajar pada siswa yang dirancang, dikembangkan dan dikelola secara kreatif, dinamis, dengan menerapkan pendekatan multi kearah yang lebih baik, untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi siswa.
Menurut Miles karakteristik inovasi adalah Deliberate, Novel, Specific dan Direction to goal attaintment. Aspek pokok yang mempengaruhi inovasi adalah Struktur, Prosedur, dan Personal. Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Macam-Macam Inovasi dalam Pembelajaran:
1. Inovasi pembelajaran kuantum
Pembelajaran kuantum sebagai salah satu model, strategi, dan pendekatan pembelajaran khususnya menyangkut keterampilan guru dalam merancang, mengembangkan dan mengelola system pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan suasanapembelajaran yang efektif, menggairahkan, dan memiliki keterampilan hidup (Kaifa, 1999). Pembelajaran kuantum dikembangakan oleh Bobby Deporter (1992) yang beranggapan bahwa metode belajar ini sesuai dengan cara kerja otak manusia dan cara belajar manusia pada umumnya. Pembelajaran kuantum merupakan salah asatu pembaharuan pembelajaran, menyajikan petunjuk praktis dan spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, bagaimana merancang pembelajaran, menyampaikan bahanpembelajaran dan bagaimana menyederhanakan proses belajara sehingga memudahkan belajar siswa.
Asas utama pembelajaran kuantum adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Subjek belajar adalah siswa yang memiliki modalitas yang harus di fasilitasi oleh guru, sehingga guru harus berupaya terlebih dahulu untuk memahami potensi siswasebagai subjek belajar.
Prinsip model belajar kuantum terdiri dari segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan merupakan konsep utama pembelajaran kuantum untuk mewujudkan energi guru dan siswa dalam pencepatan belajar, mempermudah belajar dan mengikis hambatan belajar tradisional.
2. Inovasi Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual meliputi tiga prinsip utama, yaitu: saling ketergantunagan (interdependence), deferensiasi (differentiation), dan pengorganisasian diri (self organization).. pembelajaran kontekstual dapat dikaji dalam tiga pemahaman yaitu
1. pembelajran kontekstual menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajra berorientasi pada proses pengalaman secara langsung
2. pembelajaran kontekstual mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata.
3. pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan.
3.Inovasi Pembelajaran Kompetensi
Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang dapatdilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan, keterampilan dan bersikap. Prinsip-prinsip pembelajaran kompetensi bertitik tolak pada pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan suatu kondisi dapat terjadi proses belajar pada siswa dengan melibatkan berbagai aspek yang mempengaruhinya baik yang terdapat dalam diri siswa maupun sesuatu yang berada pada lingkungan sekitarnya serta peranan guru. Untuk pengelolaan kegiatan pembelajaran kompetensi harus dipertimbangkan pengelolaan ruangan kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan pembelajaran, srategi kegiatan belajara mengajar, sarana dan sumber belajar.
4. Inovasi Pembelajaran Elektronik Learning
Terdapat beberapa pandangan yang mengarah kepada definisi E-Learning diantaranya, E-Learning adalah konvergensi antara belajar dan internet (Bank of America Securities).E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja, terutama dapat terjadi dalam tekhnologi internet, tetapi juga dapat terjadi dalam jalinan kerja satelit dan pemuasan digital untuk keperluan pembelajaran (Ellit Tronsen). E-Learning adalah dinamik, beroperasi pada waktu yang nyata, kolaborasi, individu, konprehensif (Greg Priest). E-Leraning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja untuk pembelajaran di manapun dan kapanpun (Arista Knowledge System).E-Leraning adalah pembelajaran yang dapat terjadi di internet.
Pada akhirnya E-Learning dapat diartikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (siswa dengan sumber belajar), (data base, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan yang daoat dilakukan langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).
Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, di sini ada unsure keputusan yang mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi dapat dimaknai sebagai proses keputusan Inovasi (Innovation decision Process). Menurut Everett M Rogers proses keputusan inovasi adalah the process through which abn individual (or other decision making unit) passes from first knowledge of an innovation,to forming an attitude toward the innovation, to a decision to adopt or reject, to implementation of the new ide, and to confirmation of this decision

Prinsip-prinsip Komunikasi dalam proses inovasi
1. Mass media lebih penting/efektif pada tahap Knowledge
2. Komunikasi interpersonal lebih penting/efektif pada tahap Persuasion
3. Mass media lebih penting/efektif untuk adopter pemula

C. Konsep Belajar dan Pembelajaran
Belajar pada esensinya dilakukan oleh semua makhluk hidup, mulai dari bentuk kehidupan yang paling simpel sampai dengan yang paling kompleks. Bagi manusia, belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan, ketrampilan, dan sikap. Manusia belajar dimulai sejak bayi, seorang bayi mengusai ketrampilan-ketrampilan yang sederhana, seperti mengenal orang di sekelilingnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti " berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu " . definisi ini mempunyai pengertian, bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, bahwa kegiatan belajar adalah usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu guna memenuhi kebutuhan mendapatkan ilmu pengetahuan yang belum mereka kuasai atau peroleh sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksana dan memiliki tentang sesuatu. para ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi di dalam diri seseorang.
Ciri-ciri belajar :
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
2. Perubahan perilaku relative permanent.
3. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut besifat potensial
4. Perubahan tingkah laku/sikap dihasilkan dari pengalaman atau latihan. Pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan, dengan adanya penguatan melahirkan motivasi dan semangat.
Menurut Al-Ghazali Konsep belajar dalam mencari ilmu dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu ta’lim insani dan ta’lim robbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan manusia. Konsep ini biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya, dan biasanya dilakukan dengan menggunkan alat - alat indrawi.
Studi secara sistematis tentang belajar relatif baru. Sampai abad 19, belajar masih dianggap masalah dalam dunia keilmuan. Dengan menggunakan teknologi yang digunakan oleh ilmu fisika , para peneliti mencoba menghubungkan pengalaman untuk memahami bagaimana manusia belajar. Beberapa peneliti yang melakukan studi tentang belajar, antara lain menurut Ivan paviov Konsep belajar yang ditawarkan oleh ivan pavlov adalah proses perubahan tingkah laku manusia atau hewan disebabkan adanya stimulus atau ransangan diberikan secara kontinyu serta terus menerus. Woolfolk mengatakan Konsep belajar yang lebih efektif dan tepat agar siswa dapat menyerap semua materi pelajaran yang telah diajarkan. Edward mengatakan bhawa prilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada dilingkungan sehingga menimbulkan respon secara reflek. Stimulus yang terjadi setelah sebuah prilaku terjadi akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Konsep Belajar Kognitivisme merupakan Kegiatan belajar tidak hanya sekedar stimulus dan respon tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan sikap mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunkan pengetahuan. Sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan dan keyakinan. Konsep Pembelajaran kontekstual merupakan sistem pembelajaran yang holistik ( menyeluruh ).
Pembelajaran ini terdiri atas komponen - komponen yang saling terkait, yang apabila dilaksanakan masing-masing memberikan dampak sesuai dengan peranannya. Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Makna pembelajaran tersebut mengandung isyarat bahwa proses pembelajaran tidak terbatas dilaksanakan dalam ruangan saja, melainkan dapat dilaksanakan disembarang tempat dengan cara membaca buku, informasi melalui film, surat kabar, televisi, internet atau bahkan lingkungan tergantung kepada organisasi dan interaksi berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan. Pembelajaran yang dilakukan di lingkungan, misalnya untuk lebih mengenal lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Dari pengertian di atas ciri utama pembelajaran adalah adanya inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Ciri lain dari pembelajaran adalah adanya komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi, kegiatan dan evaluasi pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar