Selasa, 19 Oktober 2010

Ruly Rakhmawati/ K7109171/ 3B/ 16/ Konsep Inovasi Pembelajaran

a. Bagaimana postmodern teori otak dan bagaimana implementasinya dalam pembelajaran?
b. Apakah pengertian inovasi pembelajaran?
c. Bagaimana konsep belajar dan pembelajaran?

PEMBAHASAN
A. Postmodern Teori otak
1. Otak Kita
Pembelajaran berbasis kemampuan otak adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan kemampuan berbasis otak. Pendekatan ini adalah pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alami untuk belajar, pendekatan ini adalah pendekatan yang multi disipliner.
Setiap individu itu unik, mereka mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakan antara dirinya dan orang lain. Mereka mempunyai cara belajar sendiri sesuai dengan keinginan setiap individu. Kemampuan dan otak yang mereka miliki juga berbeda, otak manusia unik karena antara individu yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan dalam menggunakan fungsi otaknya dalam kehidupan. Banyak faktor yang mempengaruhi variabilitas otak para pelajar diantaranya faktor genetik dan lingkungan. Ukuran dan berat otak bervariasi, Honore de Balzac seorang penulis dari Perancis mempunyai otak 40 persen lebih besar dari besar otak rata-rata. Keturunan dan pengalaman-pengalaman hidup memahat otak kita menjadi organ-organ yang unik. Otak manusia mampu melakukan banyak hal dalam jumlah yang sangat banyak.
Otak mempunyai dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri. Belahan kanan berfungsi untuk proses holistik dan belahan kiri untuk proses analitik. Pendidikan biasanya lebih menekankan perkembangan pada otak kiri dari pada perkembangan otak kanan. Seorang seniman mempunyai perkembangan otak kanan lebih baik dari pada perkembanagan otak kirinya, sedangkan ilmuwan mempunyai perkembangan otak kiri lebih baik dari pada otak kanannya. Dapat dikatakan bahwa orang-orang yang berotak kanan mempunyai daya kreatifitas lebih sedangkan orang yang berotak kiri daya akademis atau kognitifnya lebih baik.
2. Implementasinya dalam Pembelajaran
Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan yang diukur oleh IQ, namun IQ yang tinggi tidak menjamin kesuksesan seseorang. Goleman menyatakan bahwa selain rational mind, seorang memiliki an emotional main yang masing-masing diukur oleh IQ dan EQ dan bersumber masing-masing dari head dan heart. Kedua kehidupan mental tersebut bekerja secara sinergis dan harmonis. Manusia memiliki otak depan yang merupakan sumber rasio yang terdiri dari pusat-pusat yang memahami apa yang diamati.
Amygdala adalah tempat penyimpanan memori emosi yang mempunyai peran penting dalam emosional. Amygdala memungkinkan adanya respons sebelum berfikir.
Selama ini program belajar hanya memfungsikan otak kiri yang bersifat linear, logis dan matematis. Penggunaan otak yang tidak seimbang menimbulkan kelelahan dan kejenuhan bagi orang yang belajar. Otak kanan kemudian berfungsi sebagai pengganggu otak kiri yang sedang pusing dengan rumus-rumus dan hafalan.
Musik klasik, warna-warna dan gambar dalam belajar akan memberi sebuah aktifitas bagi otak kanan sehingga ia tidak lagi mengganggu otak kiri di saat belajar. Penelitian menyebutkan bahwa musik klasik yang diperdengarkan secara terpola pada janin di dalam kandungan bisa meningkatkan kecerdasan janin-janin ini kelak ketika lahir
Sebagai seorang guru, kita perlu menggunakan strategi pembelajaran yang terkait dengan emosional, sosial, kognitif, fisik, dan reflektif. Kita mencoba mengembangkan kemampuan otak kiri peserta didik dengan ilmu, rumus dan hafalan, dan kita pun harus mencoba mengembangkan kemampuan otak kanan dengan daya kreatifitas anak yang kiranya menyenangkan bila diterapkan dalam pembelajaran. Keseimbangan otak kanan dan kiri perluada agar kita tidak merasa lelah saat belajar.
B. Inovasi Belajar
1. Pengertian Inovasi Pembelajaran
Inovasi berasal dari kata innovation. Inovasi sering diartikan sebagai pembaharuan atau perubahan menuju arah perbaikan, tetapi sering juga dikatakan sebagai penemuan. Udin. S (2008: 3) mengatakan bahwa inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik itu berupa hasil invention maupun discovery. Menurut White (1991: 211) bahwa, “Inovasi itu lebih dari sekedar perubahan, walaupun semua inovasi melibatkan perubahan”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud inovasi adalah “pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat)” (Depdikbud, 1990: 333). Jadi dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan terhadap hal-hal yang dirasakan baru oleh seseorang atau sekelompok masyarakat.
Kata “Discovery” dan “Invention” dapat diartikan sebagai penemuan sesuatu yang baru. Discovery adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya hal itu sudah ada, tetapi belum diketahui oleh orang. Sedangkan invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru. Kata pembaharuan mengandung unsure kesengajaan.
Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Berbagai inovasi tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa inovasi pembelajaran adalah segala bentuk pembaharuan dalam pembelajaran yang berupa ide maupun gagasan yang bertujuan untuk memberikan motivasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

C. Konsep Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Menurut Gagne, Travers dan Cronbach dalam Agus. S (2009: 2) mendefinisikan belajar sebagai berikut, menurut Gagne belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah. Menurut Travers belajar adalah proses menghasilkan tingkah laku. Sedangkan menurut Cronbach belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Bell-Gredler (1989: 1) belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka macam kemampuan, ketrampilan dan sikap.
Belajar adalah perkembangan pribadi seutuhnya, bukan hanya satu dua aspek saja yang berkembang tetapi semua aspek yang ada. Belajar merupakan proses untuk penambahan, perluasan dan pendalaman ilmu pengetahuan, nilai sikap serta keterampilan. Belajar dilakukan semenjak bayi hingga tua atau seumur hidup, dapat dikatakan juga bahwa belajar adalah proses sepanjang hayat. Kemampuan belajar yang dimiliki manusia itu yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.
Menurut penganut filsafat idealisme pengetahuan adalah ide dalam diri manusia dan proses belajar adalah pengembangan dari ide yang telah ada dalam pikiran. Sedangkan bagi penganut realism sumber pengetahuan adalah pengalaman sensori dan belajar adalah interaksi individu dengan lingkungan fisik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman untuk merubah dan memperbaiki tingkah laku agar bertindak lebih baik lagi.


2. Prinsip Belajar
Ada beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui, pertama yaitu prinsip perubahan perilaku yang mempunyai ciri-ciri perubahan merupakan suatu tindakan yang disadari yang dilakukan secara terus menerus. Perubahan perilaku memiliki manfaat sebagai bekal hidup yang mencakup keseluruhan potensi manusia. Belajar merupakan usaha yang dilakukan atau direncanakan dan mempunyai tujuan. Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena adanya dorongan dan kebutuhan yang hendak dicapai oleh individu, dan ketiga belajar merupakan bentuk pengalaman.

3. Ciri-ciri Belajar
Dari ulasan mengenai pengertian dan prinsip belajar kita dapat memberikan beberapa ciri-ciri belajar yaitu: belajar memungkinkan perubahan tingkah laku dari segala aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kedua, perubahan itu adalah hasil dari pengalaman, perubahan tingkah laku individu karena adanya interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Ketiga, perubahan tersebut relative menetap, maksudnya adalah perubahan yang terjadi bukan hanya untuk sesaat atau sementara waktu saja tetapi perubahan tersebut akan tetap ada pada diri individu.

4. Jenis-jenis Belajar
Gagner mengemukakan delapan jenis belajar, yaitu: (1) Signal Learning (belajar isyarat) merupakan belajar dengan melakukan respon terhadap suatu isyarat yang diberikan. (2) Stimulus-Response learning (belajar Stimulus–Respon) adalah belajar dengan tindak balas, peserta didik memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang diberikan padanya. (3) Chaininb Learning (belajar rangkaian) terjadi sebagai perpaduan S-R yang telah dipelajari sebelumnya. Peserta didik menyusun hubungan antara dua stimulus atau lebih dengan berbagai respon yang berhubungan dengan srimulus tersebut. (4) Verbal Association (assosiasi verbal) merupakan respon yang di berikan pada stimulus yang berupa lisan/ verbal. (5) Discrimination Learning (belajar membedakan) adalah berusaha membedakan hal-hal yang dihadapi peserta didik. (6) Concept Learning (belajar konsep) merupakan pembuatan generalisasai dari data-data dan fakta yang ada. (7) Principle learning (Belajar prinsip) peserta didik menggunakan beberapa data data/ prinsip dalam merespon stimulus. (8) Problem solving learning ( belajar pemecahan masalah) adalah belajar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan menggunakan berbagai prinsip atau konsep.

5. Tipe belajar
Ada enam macam tipe kegiatan belajar yaitu ketrampilan, pengetahuan, informasi, konsep, sikap dan pemecahan masalah. Kegiatan belajar keterampilan adalah peresponan stimulus dengan gerak (pengalaman belajar melalui gerak). Kegiatan belajar pengetahuan merupakan kegiatan belajar yang berhubungan dengan ranah kognitif yang mencakup keterampilan berpikir dan pemahaman terhadap sesuatu. Kegiatan belajar informasi adalah belajar dengan memahami, menghafal dan mengingat informasi. Kegiatan belajar konsep adalah membuat generalisasi dari fakta dan data menjadi konsep. Konsep adalah ide dari unsur beberapa sumber menjadi satu gagasan tunggal. Konsep memudahkan peserta didik dalam belajar. Kegiatan belajar sikap (afektif) merupakan tindakan peserta didik dalam merespon stimulus. Sikap adalah perasaan dan perbuatan dari diri seseorang. Kegiatan belajar memecahkan masalah dapat mengembangkan kemampuan berpikir. Berpikir merupakan aktivitas kognitif yang melibatkan pengetahuan yang dimilki untuk memecahkan suatu masalah.



6. Tujuan Belajar
Belajar adalah sutu proses yang mempunyai tujuan, pengetahuan dan keterampilan merupakan tujuan belajar yang dicapai dengan tindakan intruksional. Selain itu belajar juga bertujuan untuk menambah kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis serta adanya prubahan tingkah laku.

7. Hasil Belajar
Proses belajar dimulai dari stimulus (input) kemudian diproses dan menghasilkan respon (output). Hasil belajar dapat berupa informasi verbal yaitu pengetahuan yang berbentuk bahasa atau lisan, dapat juga berbentuk keterampil intelektual berupa kemampuan untuk menganalisis, mengembangkan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan sehingga mampu mengembangkan pikiran atau ranah kognitifnya untuk memecahkan suatu masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan dan komprehensif.

8. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan memfasilitasi dan meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Pembelajaran bisa dilakukan di dalam kelas, dilingkungan masyarakat, dilingkungan bisnis bahkan belajar bisa melalui media massa dan jaringan internet. Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja baik di dalam ruangan (in door) maupaun diluar ruangan (out door) dan kapan saja tidak terbatas jarak, ruang dan waktu. Menurut Gagne, dkk (1992) pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Kegiatan pembelajaran mengacu pada seluruh kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa, tidak terbatas pada kegiatan guru siswa saja. Dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dapat diartikan bahwa belajar adalah hubungan timbal balik antara peserta didik dengan sumber belajar seperti guru atau sesuatu yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran pada lingkungan yang menjadi tempat terjadinya pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan sumber belajar untuk meningkatkan kualitas peserta didik.

9. Ciri – cirri pembelajaran.
Dari pengertian pembelajarn diatas dapat kita ketahui cirri-ciri pembelajaran yaitu adalah adanya proses belajar ysng disengaja, adanya interaksi yang sengaja diprogramkan, adanya komponen-komponen yang saling terkait seperti materi , tujuan kegiatan dsb.

10. Tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah diharapkan adanya kemampuan atau kompetensi yang dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, metode maupuun teknik.

Kesimpulan
Otak mempunyai dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri. Otak kanan dan otak kiri perlu dikembangkan secara seimbang. Otak berkembang sesuai dengan lingkungannya. Untuk menyeimbangkan kerja otak kanan dan otak kiri perlu adanya pembaharuan dalam pembelajaran yang berupa ide maupun gagasan yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran sehingga kedua fungsi otak dapat seimbang.
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman untuk merubah dan memperbaiki tingkah laku agar bertindak lebih baik lagi. Belajar mempunyai prinsip, ciri dan tujuan seperti yang dijelaskan pada pembahasan di atas. Tipe belajar setiap orang berbeda-beda, hal ini tergantung dari kapasitas otak yang dimiliki dan tipe belajar ini menentukan hasil belajar setiap individu.
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dan sumber belajar untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Pembelajaran mempunyai ciri dan tujuan yang juga telah di jelaskan pada pembahasan sebelumnya.

SUMBER:

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Surabaya: pustaka Pelajar.
Fuad Ihsan. 2008. Dasar - Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Jensen,Eric. 2008. Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
http://didaktika.fitk-uinjkt.ac.id/2010/02/pentingnya-inovasi-dalam-pendidikan.html
http://okeeducation.blogspot.com/2008/10/teori-otak-kiri-dan-otak-kanan.html
http://widanarto.wordpress.com/2009/01/17/pembelajaran-berbasis-otak/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar