Selasa, 19 Oktober 2010

RANI DAROJAH/K7109156/10/3B

KD 1 INOVASI PEMBELAJARAN

Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru tidak perlu lagi menjadi penceramah kepada peserta didik. Peserta didik dituntut untuk aktif dan peran guru dalam proses pembelajaran hanyalah sebagai fasilitator dan motivator saja. Peserta didik perlu diperlakukan secara utuh sebagai manusia-manusia pembelajar.
Guru memiliki peran yang amat vital dalam proses pembelajaran di kelas. Guru yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan melakukan tindak lanjut. Dengan demikian, gurulah yang akan menjadi aktor penentu keberhasilan peserta didik dalam menunut ilmu.
Para peserta didik perlu lebih banyak diajak untuk berdiskusi, berinteraksi, dan berdialog sehingga mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah keilmuan sendiri, buka. Para murid juga perlu dibiasakan untuk berbeda pendapat sehingga mereka menjadi individu yang cerdas dan kritis.
Apabila proses pembelajaran berlangsung monoton, upaya penyemaian nilai-nilai luhur hakiki akan sulit berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk itu, guru perlu mengambil langkah dan inisiatif untuk mendesain proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta melakukan inovasi dalam pembelajaran.
Secara epistemologi, inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju ke arah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat. Maka inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran, untuk itu guru hendaknya dapat memotivasi siswa.

Pembahasan mengenai pembelajaran tentu tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan mengenai otak sebagai pusat berbagai aktifitas mental mulai dari pengambilan, pemrosesan hingga penyimpanan informasi. Otak merupakan bagian dari Sistem Saraf Pusat (Central Nervous System). Sistem ini sangat erat kaitannya dengan pembelajaran. Bahkan, Sistem Saraf Pusat (SSP) berkenaan dengan pengaturan bagaimana satu makhluk merespon stimulus dari lingkungan sekitar.

Panca indra dan seluruh otot di tubuh terhubung dengan saraf, sekelompok neuron yang menghantarkan sinyal. Neuron dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, namun pada dasarnya semua neuron memiliki fungsi yang sama di mana pun letaknya di tubuh, yaitu membawa aliran listrik dan bertindak sebagai penghubung (relay), melanjutkan informasi dari satu neuron ke neuron lain. Demikianlah mekanisme pengantaran informasi yang dibawa dari pemukaan di kulit, sebagai sinyal elektrik, dan juga bagaimana otot diberitahu untuk bergerak, menggunakan informasi. Saraf yang ada di tulang belakang berada dalam kondisi berpasangan. Pasangan saraf tersebut ada yang bertindak sebagai reseptor (menerima sinyal seperti sensasi sentuhan, cahaya, audio dan lainnya) dan effector, yang memicu munculnya aktivitas pada otot dan berbagai kelenjar. Pada tulang belakang tidak terdapat kecerdasan namun demikian telah ada suatu bentuk mekanisme pengambilan keputusan seperti berbagai penarikan yang dilakukan secara reflek terhadap berbagai sensasi. Sinyal yang darurat, seperti sinyal panas (yang sangat), dapat memicu effector untuk memberikan respon (seperti menggerakan otot) sebelum sinyal tersebut sampai di otak.
Otak merupakan suatu konsep yang abstrak, sehingga untuk memahaminya perlu dibuatkan suatu model. Dalam mengumpulkan, memproses dan menyimpan informasi, otak manusia bekerja dalam dua modus, modus sadar dan modus luar sadar. Sederhananya kedua modus ini dapat dianggap sebagai pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah luar sadar (non-conscious mind). Pikiran sadar merupakan pikiran yang dialokasikan hanya untuk menangani aktifitas yang tengah terjadi saat ini sehingga proses yang terjadi dapat dilakukan secara lebih efisien.
Sementara segala sesuatu yang berada di luar jangkauan pikiran sadar, itu disebut sebagai pikiran bawah sadar. Kapasitas pikiran luar sadar lebih besar dibandingkan kapasitas pikiran sadar. Pikiran luar sadar menyimpan berbagai pengalaman dan pemahaman yang telah anda kumpulkan dari masa lalu. Hal ini dapat dipahami melalui fenomena mimpi saat tidur di malam hari. Berbekal berbagai pemahaman dari masa lalu inilah kita dapat memahami dunia sekitar, menentukan apa dan bagaimana cara kita belajar.
Otak dibagi menjadi tiga bagian, Tiga bagian otak juga dibagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri. Kini dua belahan ini lebih dikenal sebagai "otak kanan" dan "otak kiri". Dua belahan ini telah menunjukkan bahwa masing-masing belahan bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan masing-masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada beberapa persilangan dan interaksi antara kedua sisi.
Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun berdasarkan realitas, ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Cara berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Cara berpikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan, kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi.
Orang yang memanfaatkan kedua belahan otak ini juga cenderung "seimbang" dalam setiap aspek kehidupan mereka. Belajar terasa sangat mudah bagi mereka karena mereka mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang dihadapi. Karena sebagian besar komunikasi diungkapkan dalam bentuk verbal atau tertulis, yang keduanya merupakan spesialisasi otak kiri, bidang-bidang pendidikan, bisnis, dan sains cenderung berat ke otak kiri. Sesungguhnya, jika seseorang termasuk kategori otak kiri dan dia tidak melakukan upaya tertentu memasukkan beberapa aktivitas otak kanan dalam hidupnya, ketidak-seimbangan yang dihasilkannya dapat mengakibatkan stres, juga gangguan kesehatan mental dan fisik. Untuk menyeimbangkan kecenderungan masyarakat terhadap otak kiri, perlu dimasukkan musik dan estetika dalam pengalaman belajar mereka, dan memberikan umpan balik yang positif. Semua itu menimbulkan emosi positif, yang membuat otak lebih efektif. Emosi yang positif mendorong ke arah kekuatan otak, yang mengarah pada keberhasilan, emosi yang positif, dan siklus aktif.
Ada beberapa fungsi otak, yaitu neokortek (berpikir), limbik (merasa), dan reptil (bertahan). Bila dikaitkan dengan pembelajaran, fungsi reptil diwujudkan dalam bentuk kegiatan menghafal, mengikuti rutinitas dan contoh yang ditetapkan oleh hierarki, sistem yang digerakkan oleh semangat mempertahankan diri (takut akan kegagalan), tanpa perhatian pada perasaan dan pada ikatan sosial di lingkungan pendidikan, tanpa usaha untuk mengajar murid cara berkreasi, memecahkan masalah, dan berpikir sendiri.
Pembelajaran harus memanfaatkan kekuatan seluruh pikiran dan seluruh diri untuk belajar (pikiran, tubuh, emosi, dan semua indra). Memanfaatkan seluruh otak merupakan kunci untuk membuat belajar lebih cepat, lebih menarik, dan lebih efektif. Kepatuhan pada contoh dan kebiasaan itu penting dan positif. Dalam belajar fungsi limbik harus dilibatkan. Emosi mempunyai berpengaruh yang sangat besar pada kualitas dan kuantitas belajar.
Pada hakikatnya belajar adalah aktivitas sepanjang hidup, dan ini berarti belajar adalah sama dengan hidup itu sendiri. Otak dapat terus menumbuhkan dendrit dan jaringan saraf hingga usia sangat lanjut jika dirangsang dengan tantangan-tantangan belajar yang baru.
Guru hendaknya dapat mendorong pembelajar untuk bekerja sama, bukannya bersaing sehingga pembelajaran akan meningkat pesat. Setiap orang harus melatih sepenuhnya fungsi neokorteks otak jika ingin mengoptimalkan pembelajaran dan prestasinya. Hal ini dilakukan dengan mengajar cara berpikir sendiri, mengolah (bukannya menyimpan) informasi, belajar, berkhayal, dan menciptakan makna serta nilai bagi dirinya sendiri dari informasi dan pengalaman yang didapat. Pembelajaran semakin cepat dan mendalam jika seluruh otak terlibat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar