Senin, 18 Oktober 2010

YANTI RAKHMAWATI / K7109209 / 31

KONSEP INOVASI PEMBELAJARAN

Dunia pendidikan sekarang ini menawarkan banyak sekali metode-metode pembelajaran. Bahkan metode yang sebenarnya sudah ada sejak dulu diolah kembali untuk diterapkan pada pembelajaran saat ini. Mungkin tujuannya sama mewujudkan pendidikan yang terbaik. Namun metode-metode tersebut belum tentu mampu melibatkan peserta didik untuk mempergunakan daya pikir otak mereka. Oleh karena itu sudah saatnya para pendidik melakukan inovasi pembelajaran yang menerapkan pembelajaran berbasis kemampuan otak agar peserta didik benar-benar mampu mengoptimalkan kemampuan otak mereka di dalam pembelajaran.
Berdasakan latar belakang tersebut maka perlu dibahas mengenai konsep Inovasi pembelajaran yang meliputi , kemengapaan inovasi Pembelajaran: yang mengkaji kajian Post Modern teori otak dan implementasinya dalam pembelajaran, individu anak sebagai pribadi, dan pebelajar adalah pribadi unik; pengertian inovasi pembelajaran: invention, innovation, dan kebaruan pembelajaran; serta konsep belajar dan pembelajaran.

A. Kemengapaan Inovasi Pembelajaran
1. Kajian Post Modern Teori Otak dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Otak sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Otak merupakan pusat syaraf tubuh manusia, segala kegiatan dijalankan oleh otak. Belahan otak manusia terbagi menjadi dua, kiri dan kanan. Tugas, fungsi dan ciri setiap belahan otak adalah khusus dan membuat reaksi secara berbeda terhadap berbagai jenis pengalaman belajar. Keterlibatan otak sebelah kanan lebih tertuju pada variabel keseluruhan, holistik (utuh), imaginatif, sedangkan belahan otak sebelah kiri lebih berfungsi untuk mengembangkan berfikir rasional, linear dan teratur. Emosi, terletak dalam ke dua belahan otak dan memberi warna tertentu terhadap kejadian belajar yang dialami oleh seseorang.
Perkembangan otak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar. Sistem pembelajaran berbasis otak akan dicapai secara optimal jika proses belajarnya didukung oleh iklim kelas yang kondusif bagi keamanan emosional peserta didik. Agar pembelajaran tidak hanya menekankan pada aspek kognitif atau intelektualnya saja atau yang berkembang hanya otak belahan kiri, maka guru perlu membantu siswa menemukan keinginan belajar mereka, dan mendukung siswa mencapai apa yang mereka inginkan. Hal ini dilakukan agar otak belahan kanan dan belahan kiri berkembang dengan seimbang. Bila keseimbangan kondisi otak terjaga, dengan melibatkan emosi, maka terciptalah belajar kreatif. Di samping itu otak juga membutuhkan umpan balik dari aktivitasnya sendiri, dan berikan waktu-waktu santai untuk merelekskan otak agar selalu optimal dalam pemanfaatannya.

2. Individu Anak sebagai Pribadi yang Unik
Setiap otak manusia berkembang secara unik. Hal ini menyebabkan tidak ada dua orang yang mempunyai sifat yang sama walaupun dalam lingkungan yang sama. Karakteristik istimewa manusia adalah individualitas. Individualitas dalam kepribadian berarti perbedaan dalam jenis, yaitu pada sifat-sifatnya. Kepribadian berasal dari kematangan ciri bawaan, ciri ini dipengaruhi oleh belajar lewat kontak sosial secara langsung dan sebagian juga oleh pengkondisian. Tidak ada dua anak yang mempunyai bawaan fisik dan mental yang seluruhnya sama dan pengalaman lingkungan yang sama, maka tidak ada dua anak atau lebih yang belajar mengembangkan pola kepribadian yang identik. Anak mempunyai sifat khas yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.

3. Pebelajar Adalah Pribadi yang Unik
Peserta didik merupakan individu yang unik artinya tak ada dua anak atau lebih yang sama-sama mirip, antara anak yang satu dengan yang lainnya memiliki cirri khusus atau karakteristik tersendiri. Perbedaan itu terlihat dari karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya.
Karakteristik tersebut berpengaruh pada cara dan hasil belajar pebelajar (peserta didik). Kemampuan masing-masing individu berbeda-beda, ada yang sudah benar-benar matang, ada yang setengah dan ada pula yang belum matang atau yang hanya ingin bermain-main saja ketika pembelajaran karena belum siap. Oleh karena itu, perbedaan tersebut perlu menjadi perhatian khusus bagi seorang pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran harus memperhatikan masalah perbedaan individual peserta didik. Gunankan metode dan startegi yang bervariasi sehingga perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani.
Gaya belajar setiap peserta didik juga berbeda-beda. Gaya belajar ini didasarkan pada pengamatan perilaku atau psikologi pada neurobiologi. Interaksi yang dinamis dari aktivitas neural di dalam dan diantara system merupakan fungsi otak yang sangat penting. Otak mempunyai kecenderungan holografik antara fungsi-fungsinya, termasuk input sensori, yang bekerja dalam kombinasi yang paralel. Dengan demikian, otak adalah multiprosesor, namun otak memproses informasi pada berbagai tingkatan dan dari berbagai sumber.

B. Pengertian Inovasi Pembelajaran
Untuk memperluas wawasan serta memperjelas pengertian inovasi pendidikan, maka perlu dibicarakan dulu tentang pengertian invention, dan innovation sebelum membicarakan tentang pengertian inovasi pendidikan.
1. Invention
Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, tekhnik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnua idea tau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya benar-benar baru.
Proses invention, misalnya penerapan metode atau pendekatan pembelajaran yang benar-benar baru dan belum dilaksanakan di manapun untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran, contohnya berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kita dapat mendesain pembelajaran melalui internet yang sebelumnya belum ada.

2. Innovation
Kata ” innovation” sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu inovasi. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris “invention”.
Inovasi (innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun innovation. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Dari pengertian-pengerttian di atas maka dapat disimpulkan bahwa inovasi (innovation) pembelajaran adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran.

3. Kebaruan Pembelajaran
Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.Inovasi Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang ubtuk menciptakan sesuatu hal yang baru dlam proses belajar agar pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secar aktif, kreatif, efektif dan inovatif.
Kebaruan pembelajarannya misalnya pembelajaran melalui internet (Electronic Learning). Menurut Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D.,( Inovasi Pendidikan, 2008: 185) “Electronic Learning adalah upaya menghubungkan pembelajar denagn (siswa dengan sumber belajr (data base, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauahan)”.
Melalui pembelajaran E.Learning ini para pebelajr bias mendapatkan informasi secar cepat, juga fasilitas multimedia yang dapat membuat belajar lebih menarik, visual dan interaktif. Saat ini, banyak kalanagn pendidikan yang mulai mellirik untuk menggunakan E.Learning dalam proses belajarnya, karena dianggaap lebih efektif dan efisien.

C. Konsep Belajar dan Pembelajaran
1. Belajar
Belajar dan pembelajaran adalah peristiwa yang sangat berkaitan erat saling berhubungan dan tak dapat terpisahkan. Dimana seseorang yang belajar pasti telah terjadi pembelajaran dalam dirinya.
Definisi belajar menurut para ahli (dalam Sjarkowi : 2005) adalah sebagai berikut:
1. Skinner menyatakan bahwa “belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun”.
2. Gagne menyatakan bahwa “belajar adalah kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.”
3. Piaget menyatakan bahwa “pengetahuan di bentuk oleh individu. Sebab individu ,melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungannnya. Lingkungan tersebut mengalamai perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkunagn maka fungsi intelek semakin berkembang”.
Dari pengertian belajar tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan, tindakan dan perilaku seseorang yang kompleks dengan melakukan interaksi terus menerus agar memperoleh respon lebih baik dari sebelumnya dan memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap serta nilai.

2. Pembelajaran
Pembelajaran atau mengajar adalah upaya guru untuk mengubah tingkah laku siswa supaya siswa mau belajar. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa mengajar bukan upaya guru untuk menyampaikan bahan, tetapi bagaimana siswa dapat mempelajari bahan sesuai dengan tujuan. Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi siswa untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perubahan perilaku. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) peserta didik. Pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Setiap guru dalam proses pembelajarannya hendaknya mampu menciptakan suasana yang menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekpresif) dan penuh tantangan (chalenge).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang bersifat kompleks dan timbal-balik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Selayaknya siswa diberi kesempatan yang memadai untuk ikut ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam sebuah proses pembelajaran.

Sumber bacaan :
Sjarkowi. 2005. Pembentukan Kepribadian Anak. Bumi Aksara.
Elisabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Eric Jensen. 2008. Brain-Based Learning. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Udin Syaefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar