Senin, 18 Oktober 2010

EVA RESTU C. GUMELAR/K7109076/3A BAGAIMANA OTAK BEKERJA?


BAGAIMANA OTAK BEKERJA?
Dalam buku yang berjudul “Brain-Based Learning” kita menemukan sebuah bacaan yang mengajak kita untuk memikirkan kembali otak kita. Otak dikatakan bagaikan “hutan belantara”. Yang selalu aktif setiap saat, tidak mengganggu yang lain tetapi selalu penuh dengan kehidupan. Seluruh kehidupan di hutan dan di otak saling berpengaruh (simbiotik). Namun, yang perlu kita ketahui dan kita dalami adalah bagaimana otak kita secara alamiah belajar yang terbaik. Sehingga pembelajaran dapat bersifat social, fisik, kognitif, dan reflektif.
Miliaran sel otak atau neuoron membentuk pelbagai modul dan subsistem yang beroperasi sinergis secara terpola untuk menciptakan pola belajar. Ketika otak berkembang sebelum kelahiran dan sepanjang tahun pertama kehidupan,, neuron bermigrasi ke lokasi masing-masing yang secara genetis sudah ditentukan kemudian bekerja dengan kuat setelah terbentuk sinapsis. Betapapun hebatnya kerja neuron, mereka tidask dapat melakukan semua tugas sendiri. Setiap neuron dibantu oleh sel glial yang membawa makanan kepadanya untuk aksi sinaptik.
System pembelajaran dipandu oleh kode genetic, akan tetapi para pendidik berperan karena system ini dipengaruhi oleh input lingkungan dalam membentuk pola respon atau perilaku mendetail. Dengan demikian guru memainkan peran penting dalam perkembangan aneka system belajar anak. Kunci bagi system pembelajaran adalah interaksi antara aspek genetic yang permanen tentang sikap diri kita, dengan aspek tak permanen yang diperoleh melalui pengalaman.
Sekarang, mari kita kaji kerja dari masing-masing belahan otak. Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Otak kiri berdasarkan realitas mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berpikir sesuai untuk tugas-tugas teratur, ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi audiotorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Untuk belahan otak kanan cara berpikirnya bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Cara berpikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaaan (merasakan kehadiran suatu benda atau orang, kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi. Belahan otak kiri cenderung memecah segala sesuatu ke dalam bagian-bagian dan lebih mengenali perbedaan dari pada menemukan kesamaan ciri. Sebalinya, belahan otak kanan kurang mengandalkan kata-kata dan bahasa, belahan otak kanan lebih bisa melihat gambar secara keseluruhan dengan memperhatikan dan menggabungkan menjadi sebuah gambaran umum. Belahan otak kanan terlibat dalam proses penyetaraan yang melibatkan banyak operasi sekaligus. Hal yang sama tentang fungsi otak kiri juga dikemukakan oleh Maksan (1993:55) bahwa tugas-tugas kebahasaan dikoordinasikan oleh otak kiri. Otak kiri berkaitan dengan akademik maka otak kanan berfungsi dalam hal perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan dan logika. Merupakan pusat otak yang dominan untuk berbahasa lisan dan tulisan. Berperan dalam proses berpikir yang logis, analitis, linier dan bertindak yang rasional. Daya ingat otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory). Bila terjadi kerusakan pada otak kiri maka akan terjadi gangguan dalam hal fungsi berbicara, berbahasa dan matematika. Otak kanan berfungsi dalam hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna. Daya ingat otak kanan bersifat panjang (long term memory). Bila terjadi kerusakan otak kanan misalnya pada penyakit stroke atau tumor otak, maka fungsi otak yang terganggu adalah kemampuan visual dan emosi. Para ahli banyak yang mengatakan otak kiri sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient), sementara otak kanan memegang peranan penting bagi perkembangan EQ (Freed 1997 dalam Soepalarto http://ykai.net/index/php). Dalam Brain Based Teacing dituliskan bahwa belahan otak kanan berfungsi untuk proses holistic, dan belahan kiri untuk proses analitik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar