Minggu, 17 Oktober 2010

KEMENGAPAAN INOVASI PEMBELAJARAN (KD 1) NUR LAILA/K7109222 3B


PENDAHULUAN
Pembaharuan dalam pengajaran selalu dibutuhkan dalam dunia pendidikan, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengoptimalkan peserta didik dalam belajar sehingga akan meningkatkan hasil lulusan pendidikan. Masih banyak guru yang mengajar hanya memenuhi kewajibannya saja tanpa memperdulikan hasil yang dicapai apakah peserta didik dapat menerima pembelajaran sesuai yang diharapkan, dapat menyerap informasi dengan baik, dan otak dapat berfikir optimal dalam proses pembelajaran. Inovasi ditujukan untuk memenuhi tuntutan  zaman yang melaju cepat, apabila kita masih saja diam ditempat  menggunakan sistem pembelajaran yang sudah kolotan maka akan semakin jauh dari keberhasilan. Disini akan dibahas inovasi-inovasi dalam pembelajaran seperti pembelajaran kuantum, pembelajaran kompetensi, dan pembelajaran kontekstual. Kesemuanya membahas bagaimana seorang guru mengoptimalkan otak peserta didik untuk berfikir dan belajar sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran berbasis kemampuan otak merupakan pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak bekerja yang didesain secara alamiah untuk belajar. Dan dengan pendekatan yang multidisipliner.

ISI
A.      TEORI OTAK DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN
Setiap otak itu unik dan mempunyai karakteristiknya sendiri. Otak merupakan organ tubuh manusia yang paling kompleks dan mengandung seratus miliar sel. Otak manusia mempunyai bagian-bagian berbeda yang bertugas menjalankan berbagai fungsi mental, berpikir, saksualitas, memori, pertahanan, emosi, dan kreatativitas. Otak mempunyai empat bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak tengah, otak kecil (cerebellum), dan sel-sel otak.
Beberapa peneliti mengemukakan bahwa otak mulai kehilangan sel-selnya sejak manusia itu dilahirkan, akan tetapi kekenyalan otak dan volume otak akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Otak manusia memiliki bagian terbesar dari korteks yang tidak memiliki fungsi tertentu dibandingkan dengan spesies lainnya dibumi ini, kesemua itu memberikan fleksibilitas dan kapasitas yang luar biasa bagi otak manusia untuk belajar. Hal ini menegaskan kepada kita bahwa tidak ada alasan untuk berhenti belajar.
Teori otak mengulas tentang bagaimana menciptakan iklim pembelajaran yang berbasis pada kemampuan otak peserta didik. Selama ini banyak yang mengabaikan kemampuan otak serta bagaimana membuat otak  lebih aktif dan menjadikannya acuan dalam belajar. Otak mempunyai dua sistem penyimpanan memori yaitu long term memory  (penyimpanan memori jangka panjang)  dan short term memory (penyimpanan memori jangka pendek). Dimana informasi yang diterima otak terlebih dulu disimpan di short term kemudian akan disimpan di long term, dalam penyimpanan ini memori sulit hilang  dan apabila dibutuhkan akan teringat kembali, lain halnya di sort term memory gampang hilang dan terlupa.
Pembelajaran berbasis kemampuan otak dengan pembelajar bukan kontennya. Pelajarannya didasarkan pada menciptakan kondisi optimal untuk terjadinya pembelajaran yang alami. Pembelajaran yang kompleks merupakan sebuah proses yang merefleksikan dengan lebih baik cara otak manusia dirancang secara alami untuk belajar.
Gaya pembelajaran setiap orang berbeda-beda. Gaya pembelajaran ini didasarkan pada pengamatan perilaku atau psikologi daripada neurobiologi. Richard Restak, Ph.D. (1994) mengatakan bahwa”interaksi yang dinamis dari aktivitas neural di dalam dan diantara sistem merupakan fungsi otak yang sangat penting.” Karl Pribram,Ph.D.(1979) mengatakan bahwa otak mempunyai “kecenderungan holografik antara fungsi-fungsinya, termasuk input sensori, yang bekerja dalam kombinasi yang paralel”. Dengan demikian, otak kita adalah multiprosesor; dan meskipun seorang pembelajar memiliki preferensi pada gaya belajar tertentu, penelitian tentang otak mengemukakan bahwa otak memproses informasi pada berbagai tingkatan dan dari berbagai sumber.
Otak berkembang sesuai dengan lingkungannya. Lingkungan yang diperkaya dapat meningkatkan pertumbuhan otak. Arnold Scheibel, Ph.D., direktur The Brain Research Institute di University of Calivornia, Los Angeles (1994) mengatakan, “Aktivitas0aktivitas yang tak biasa adalah sahabat terbaik bagi otak” Fakta otak begitu terstimulasi oleh kebaruan mungkin adalah sebuah respon untuk menyelamatkan diri. Segala sesuatu yang baru mungkin mengancam bagi status quo, sehingga mengandung bahaya potensial. Akan tetapi, begitu kita menumbuhkan kebiasaan pada sebuah lingkungan atau situasi, maka ia akan menjadi rutinitas dan formasi yang berjejaring di dalam otak kita mulai beroperasi pada level yang lebih rendah. Begitu stimuli yang baru dan menyegarkan diperkenalkan kembali, formasi jaringan menjadi disiagakan kembali dan otak terstimulasi untuk tumbuh.
Lingkungan yang diperkaya (baik mental maupun fisik) memang penting,tetapi ada hal lain yang sama pentingnya. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkemuka dibidang otak Santiago Ramon Y Cacal (1988) telah menekankan bahwa otak memburuhkan umpan balik dari aktivitasnya sendiri untuk pembelajaran yang optimal.
Stimulus-respon tidak harus dari guru tapi bisa juga dari diri peserta didik. Misalnya,  mendorong stimulus-respon dari diri peserta didik sendiri dan memacu kegiatan berpikir adalah dengan membuat supaya para pembelajar merefleksikan dan merekam persepsi mereka sendiri pada kaset. Mengkaji pada proses pemikiran perasaan, dan pengorganisasian dapat menjadi sarana yang sangat bermanfaat bagi perkembangan otak kita sebagai makhluk penyelesai masalah dan pemikir. Umpan balik yang paling baik adalah yang bersifat langsung, positif, dramatis, spesifik dan langsung.
Individu sebagai pribadi yang unik
Sesuai dengan konsep anak sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh. Maksudnya bahwa perkembangan itu tidak hanya terjadi dalam aspek yang saling terjalin satu sama lain. Menurut Santrock dan Yussen, 1992: Seifert dan Hoffnung, 1991, secar a garis besar perkembangan individu dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu proses biologis, kognitif, dan psikososial.
Proses biologis mencakup perubahan – perubahan yang terjadi pada diri individu, seperti pertumbuhan otak, saraf, sistem saraf, struktur saraf, hormon dan sejenisnya. Proses kognitif melibatkan kemampuan dan pola berpikir, kemahiran dalam berbahasa, serta cara individu tentang bagaimana memperoleh pengetahuan. Perkembangan kognitif anak dan pengelaman belajar mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling berpengaruh satu sama lain. Yaitu proses perkembangan kognitif anak akan memfasilitasi atau bahkan membatasi kemampuan belajar anak, dan sebaliknya pengelaman belajar akan sangat memfasilitasi perkembangn kognitifnya. Sedangkan proses psikososial melibatkan perubahan – perubahan dalam aspek perasaan, emosi,dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Contoh dari proses psikososial yaitu adanya perilaku agresif saat bermain bersama teman, rasa percaya diri dan keberanian anak serta hubungan pertemanan anak terhadap teman bermain. Oleh karena itu, individu disebut sebagai prbadi yang unik karena individu menjadi pribadi yang utuh, tunggal dan khas.

A.   INOVASI PEMBELAJARAN
Sebelum membahas tentang  apa itu inovasi pembelajaran,  perlu dibicarakan dulu tentang pengertian inovasi (innovation), diskoveri (discovery), dan invensi (invention). Kata inovasi merupakan adopsi dari bahasa inggris yaitu innovation yang berarti sesuatu yang baru atau pembaharuan, dalam bahasa Indonesia kata inovasi sering dipakai untuk menyatakan penemu.  Pengertian penemuan sering dikaitkan dengan modernisasi, karena keduanya sama-sama membahas usaha pembaharuan. Sedangkan pengertian inovasi itu sendiri adalah suatu ide, kejadian, atau metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi sesorang atau masyarakat, baik itu berupa hasil dari invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Diskoveri adalah penemun sesuatu yang sebenarnya sudah ada sebelumnya tetapi belum diketahui orang, misalnya penemuan planet-planet dan benda-benda langit lainnya. Sedangkan invensi adalah penemuan sesutu yang benar-benar baru dan belum ada sebelumnya, misalnya penemuan teori belajar, pembuatan sesuatu dari barang bekas.
Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik. Implikasinya, pembelajaran sebagai suatu proses yang harus dirancang, dikembangkan, dan dikelola secara kreatif, dinamis, dengan menerapkan pendekatan multi untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Pembelajaran merupakan suatu yang kompleks, artinya segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran harus merupakan sesuatu yang sangat berarti baik ucapan, pikiran maupun tindakan. Sedangkan inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Disini guru dituntut untuk senantiasa  melakukan berbagai inovasi dalam pembelajarannya untuk membangkitkan semangat peserta didik belajar dan mencapai ke level yang diharapkan, guru berperan sebagai pengubah keberhasilan belajar peserta didik manakala guru mampu membimbing dan mangarahkannya. Kemampuan untuk melakuakan inovasi ini tentu saja mensyaratkan sosok guru yang kreatif, produktif, cerdas, komitmen tinggi, dan tidak merasa puas dengan keadaan yang sudah ada.
Contoh inovasi sederhana dalam pembelajaran, misalnya dalam proses pembelajaran siswa diajarkan yel-yel dan lagu-Lagu yang liriknya diganti dengan kata-kata yang berhubungan dengan mata pelajaran tertentu dan dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, guru bersama-sama siswa menyanyikan yel-yel dan lagu-lagu yang telah diajarkan. Hal ini bertujuan menumbuhkan semangat belajar siswa, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, dan menumbuhkan hubungan yang akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Inovasi dalam pembelajaran ada tiga yaitu inovasi pembelajaran kuantum, inovasi pembelajaran kompetensi, dan inovasi pembelajaran kontekstual. Ketiga inovasi pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing. Kesemuanya mengutamakan peserta didik aktif  berfikir dalam proses pembelajaran sehingga otak terus berkembang.


Inovasi Pembelajaran Kuantum
Pembelajaran kuantum dikembangkan oleh Bobby Deporter yang beranggapan bahwa metode belajar ini sesuai dengan cara kerja otak manusia dan cara belajar manusia pada umumnya. Kaifa dalam Inovasi Pendidikan (Udin Syaefudin,2009) mengungkapkan bahwa pembelajaran kuantum sebagai salah satu model, strategi, dan pendekatan pembelajaran khususnya menyangkut ketrampilan guru dalam merancang, mengembangkan, dan mengelola sistem pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan suasana pembalajaran yang efektif, menggairahkan, dan memiliki ketrampilan hidup. Dengan demikian model pembelajaran kuantum ini merupakan bentuk inovasi penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di alam dan di sekitar momen pembelajar. Dari proses interaksi yang dilakukan diharapkan dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah peserta didik menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.
Pembelajaran kuantum sebagai salah satu alternatif pembaharuan pembelajaran, menyajikan petujuk praktis dan spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, bagaimana merancang pembelajaran, menyampaikan bahan pembelajaran, dan bagaimana menyederhanakan proses belajar sehingga memudahkan belajar siswa. Pembelajaran kuantum mengkonsep tentang “menata pentas lingkungan belajar yang tepat”, maksudnya bagaimana upaya penataan situasi lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Lingkungan belajar tersebut terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah tempat siswa melakukan proses belajar, bekerja dan berkreasi. Lingkungan makro adalah dunia luas, artinya siswa diminta untuk  berinteraksi sosial dengan lingkungan masyarakat, semakin siswa beriteraksi dengan lingkungan maka akan semakin mahir mengatasi situasi-situasi yang menantang dan mudah mempelajari informasi baru.
Asas utama pembelajaran kuantum adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita kedunia mereka. Hal ini mengisyaratkan pentingnya seorang guru memasuki dunia atau kehidupan anak sebagai langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran, misalnya dengan mengaitkan apa yang akan diajarkan dengan peritiwa-peristiwa yang sering dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Setelah kaitan itu terbentuk maka guru dapat memberikan pemahaman tentang materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan, perkembangan dan minat bakat siswa. Apabila sorang guru telah memahami dunia siswa maka siswa telah merasa diperlakukan sesuai dengan tingkat perkembangan mereka, sehingga pembelajaran akan menjadi harmonis. Pepatah mengatakan, ajarilah, tuntun, fasilitasi, dan bimbinglah anak didik kalian sesuai dengan tingkat kebutuhan dan daya pikirnya.
Prinsip model pembelajaran kuantum terdiri dari; segalanya berbicara, maksudnnya lingkungan kelas hendaknya dirancang untuk dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh siswa; segalanya bertujuan, maksudnya semua penggubahan pembelajaran tanpa terkecuali harus mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan terkontrol; pengalaman sebelum pemberian nama, sebelum siswa belajar membrikan nama (mendefinisikan, mengkonseptualisasi, mengkategorikan) hendaknya telah memiliki pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama tersebut; mengakui setiap usaha, semua usaha belajar yang telah dilakukan siswa harus diakui guru dan siswa lainnya hal ini untuk memotivasi siswa menjadi lebih baik lagi; merayakan keberhasilan, setiap hasil atau usaha yang diperoleh dalam pembelajaran pantas dirayakan, perayaan ini diharapkan memberikan umpan balik dan motivasi untuk terus belajar. Mengembangkan strategi kuantum melalui filosofi TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi dan Rayakan sehingga dapat meningkatkan partisipasi, motivasi,dan minat peserta didik dalam peningkatan kehalusan prilaku siswa.
Rancangan pembelajaran kuantum yang dapat dikembangkan terdiri dari tiga bagian meliputi pengembangan konteks, pengembangan konten dan pengembangan strategi atau pendekatan pembelajaran.

Inovasi Pembelajaran Kompetensi
Kompetensi berkaitan dengan nuansa pembelajaran, sebab karakteristik pembelajaran ini berbeda dengan kerakteristik pembelajaran lainnya. Dalam pembelajaran kompetensi, siswa sebagai subjek belajar yang memegang peranan utama sehingga dalam setting proses belajar mengajar siswa dituntut kreativitas penuh dan setiap siswa mempelajari bahan pelajaran. Peranan guru hanya sebagai fasilitator, memanage berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa. Kegiatan proses belajar mengajar KBK ini tidak hanya sekadar menyampaikan materi akan tetapi dibentuk untuk membentuk watak, peradaban dan mutu kehidupan peserta didik.
Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh siswa pada tahap pengetahuan, ketrampilan dan bersikap. Kemampuan dasar ini akan dijadikan sebagai landasan melakukan proses pembelajaran dan penilaian siswa. Standar kompetensi ini merupakan kecakapan belajar untuk sepanjang hidup (long live education) sbagai akumulasi kemampuan seseorang yang telah memiliki kompetensi dasar yang dirumuskan dalam setiap mata pelajaran dan diharapkan dapat mengembangkan minat,bakat, dan potensi yang dimiliki seorang siswa.
 Martinis Yamin  dalam (Udin syefudi,2009) mengungkapkan pembelajaran kompetensi memiliki sepuluh kompetensi yang besifat strategis sebagai berikut; menyadari bahwa setiap orang merupakan makhluk Tuhan YME dan memiliki keyakinan sesuai dengan agama yang dianutnya; menggunakan bahsa untuk memahami, mengembangkan, dan mengomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain, memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep numerik dan spesial, serta mampu mencari dan menyusun pola, struktur dan hubungan; menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan, ditemukan dan diperleh dari berbagai sumber dalam kehidupan serta mampu menilai kebermanfaatan; mengahrgai dan menilai dunia fisik, makhluk hidup dan teknologi, dan menggunakanpengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat; memahami kontek budaya geografi, sejarah, dan memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai untuk bepartisipasi aktif dalam kehidupan, serta berinteraksi dan berkontribusi dalam masyarakat dan budaya global; berpartisipasi dalam kegiatan kreatif dan lingkungan untuk saling menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menrapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab; menunjukan kemampuan berpikir konsekuen, berpikir literal, berpikir kritis, memperhitungkan peluang dan potensi, serta siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan; menunjukan motivasi dan percaya diri dalam belajar, mampu bekerja mandiri, dan mampu bekerja sama dengan orang lain; Penyusunan materi pembelajaran kompetensi mencakup tiga komponen utama yang harus dikuasai siswa, yaitu: kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator.
Kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator yang dicantumkan dalam kompetensi standar merupakan bahan minimal yang harus dikuasai peserta didik. Oleh karena itu guru dapat mengembangkan, menggbungkan dan menyesuaikan bahan yang disajikan dengan situasi dan kondisi setempat.
Prinsip pembelajaran merupakan hal-hal yang mendasari dan menjadi sebab-sebab terjadinya belajar. Dengan kata lain apabila suatu prinsip tidak nampak dalam kegiatan pembelajaran, maka proses belajar itu tidak akan terjadi secara efektif dan sesuai harapan. Efektivitas belajar berkaitan dengan suasana belajar yang menyenangkan.
Prinsip-prinsip dalam pembelajaran kompetensi antara lain; proses pembelajaran kompetensi membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa, tujuannya untuk menyediakan pngalaman belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta; berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari; pembelajaran dalam konteks kompetensi harus melibatkan peran lingkungan sosial; pembelajaran melalui KBK diarahkan agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah, melalui sejumlah kompetensi yang harus dimiliki.
Proses pembelajaran kompetensi merupakan kegiatan interaksi antar dua unsur manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subjek pokok. Proses tersebut dalam pembelajaran kompetensi memiliki karakteristik khusus, yaitu; kompetensi yang menunjukan sasaran-sasaran belajar yang sudah dirumuskan secara spesifik yang memenuhi standar sesuai dengan tuntutan lapangan; program pembelajaran yang disusun secara seksama berpusat pada siswa, memuat pengalaman belajar, media dan bahan yang diarahkan pada penguasaan kompetensi; disediakan waktu yang cukup untuk menguasai kompetensi sebelum mempelajari kompetensi yang lainnya; tiap siswa dituntut menguasai setiap formasi atau tugas sesuai dengan standar lapangan sebelum dapat mengerjakan tugas berikutnya; mempersiapkan anak didik memiliki daya antisipasi dan aklimasi dalam mengahdapi kebutuhan yang penuh tantangan, persaingan, dan kompleksitas di era globalisasi.
Berkenaan dengan kemampuan guru untuk mengelola berbagai kompetensi pembelajaran sehingga mampu menciptakan kondisi pembelajarn yang efektif dan efisien , maka dalam pengelolaan pembelajaran kompetensi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya: aspek-aspek pengelolaan pembelajaran, sarana dan sumber belajar serta pendekatan pembelajaran.

Inovasi Pembelajaran Kompetensi
Pendekatan yang menonjolkan keaktifan siswa dalam melakukan sesuatu akan memberikan pengalaman belajar yang berharga dan bernunsa lain. Inovasi pembelajaran kontekstual akan membicarakan bagaimana siswa menjadi seseorang yang akrab dengan lingkungan dimana, apa, dan siapa sebenarnya dirinya.
Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan metri yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata dan dapat menerapkannya dalam kehidupan. Pembelajaran kontekstual menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar berorentasikan pada proses pengalaman secara langsung dan diharapkan dapat menerapkanny dalam kehidupan.
Karakteristik pembelajaran kontekstual yaitu; konten embelajaran selalu dikaitkan dengan kehiudpan nyata yang diperoleh sehari-hari  pada ingkungannya; siswa belajar melalui kegiatan kelompok seperi kerja kelompok,praktikum kelompok dan lain-lain; siswa ditempatkan sebagai subjek pembelajarn dan berusaha menggali dan menemukan sendiri matri pembelajaran; pengetahuan yang dimiliki bersifat tentatif karena tujuan akhir belajar adalah kepuasan diri.
Dalam pembelajaran kontekstual siswa didorong untuk mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang dibahas, kemudian siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsep melalui pengumpulan informasi dan data yang telah dirancang guru. Setelah menemukan informasi siswa dapat menyampaikan gagasan dan memmbuat rangkuman, kemudian siswa membuat keputusan yang berhubungan dengn pemecahan masalah.

C. KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
konsep belajar dan pembelajaran berarti cara atau sistematika bagaimana sebaiknya peserta didik belajar dalam proses pembelajaran dan upaya guru dalam memberikan pembelajaran.

Konsep Belajar
Pakar psikologi melihat prilaku belajar sebagai proses psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan secara alami, sedangkan pakar pendidikan melihat prilaku belajar sebagai proses psikologis paedagogis yang dtakitandai dengan adanya interaksi individu dengan lingkungan belajar yang sengaja diciptakan. Pengertian belajar yang cukup kompeherensif diungkapkan oleh Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008)  yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, ketrampilan, and sikap. Ketiganya diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang  hayat. Kemampuan belajar inilah yang memebedakan manusia dengan makhluk lainnya. Belajar sering juga diartikan sebagai penambahan, perluasan, dan pendalaman pengetahuan, nilai, dan sikap, serta ketrampilan.
Dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan nasional konsep belajar harus diletakan secara substantif-psikologos terkait pada seluruh esensi tujuan pendidikan nasional mulai dari iman dan takwa kepada Tuhan YME, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadiwarga negara yang demokratis dan bertanggung jawab yang seyogyanga dilakukan dalam rangka pengembangan kemampuan peserta didik.
Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan prilaku pada diri individu, peubahan tersebut merupakan buah dari pengalaman dan perubahan yang terjadi relatif tetap artinya tidak gampang berubah.

Konsep pembelajaran
             Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar. Pembelajarn harus menghasilkan proses belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat.
Pembelajaran bisa terjadi di mana saja, dan kapan saja tidak dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu. Pembelajarn dapat terjadi melalui pendidikan formal dan non formal. Dalam konteks pendidikan formal yaitu pendidikan di sekolah, sedangkan dalam konteks pendidikan non formal pembelajaran terjadi di lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat peserta didik.
Ciri utama pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa.  Ini menunjukan bahwa unsur kesengajaan dari pihak luar yaitu pendidik dalam suatu sistem merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran. Ciri lain dari pembelajarn adalh adanya komponen-komponen  seperti tujuan, materi, kegiatan dan evaluasi pembelajran yang saling berkaitan satu sama lain. Tujuan pembelajaran mengacu pada kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta didik  setelah mengikuti suatu pembelajaran. Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi metode serta teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Proses pembelajaran dalam arti yang luas merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.

KESIMPULAN
Inovasi-inovasi dalam pembelajaran selalu dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kemampuan peserta didik belajar. Pembelajaran itu sendiri merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Pembelajaran harus menghasilkan proses belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat. Pembelajaran diharuskan dapat mengaktifkan peserta didik dalam berfikir agar otak terus berkembang. Dalam inovasi pembelajaran terdapat tiga proses pembelajaran yaitu pembelajaran kuantum, pembelajaran kompetensi dan pembelajaran kontekstual. Kesemuanya mengutamakan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Sumber :
Eric Jensen, 2008, Brain-Based Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Udin Syaefudin, 2009, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar