Selasa, 19 Oktober 2010

RIRIH DWI WAHYUNINGSIH/13/`K7109161

Kemengapaan Inovasi Pembelajaran

Pembelajaran memang selalu memerlukan inovasi, karena jika pembelajaran hanya menggunakan metode-metode yang lama tanpa ada pembaharuan sedikitpun maka pembelajaran akan terasa menjadi begitu monoton. Manusia saja jika hanya makan dengan lauk yang itu-itu saja pasti akan merasa sangat bosan dan ingin mencoba menu yang baru. Mungkin dalam melakukan inovasi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, telapak tangan saja jika sedang cidera juga akan susah untuk dibalikkan, namun jika itu tidak dicoba maka kapan pembelajaran di negara ini akan maju. Untuk mencoba saja tidak berani, bagaimana akan bisa mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas pendidikan, artinya pembelajaran dapat menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah, tapi juga dapat menjadikan kualitas pendidikan yang unggul. Anak-anak adalah harapan bagi masa yang akan datang, dan secercah sinar bagi hari esok. Bila guru melalaikan pelayanan pendidikan bagi anak-anak maka bangsa ini pasti akan kekurangan generasi penerus. Ini berarti pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan guru didalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi para guru untuk pandai-pandai berinovasi sehingga pembelajaran tidak terasa membosankan dan dapat membawa perubahan yang positif serta kualitas pendidikan yang baik. Bagaimanapun juga pembelajaran merupakan elemen yang mempunyai peranan penting dan dominan dalam mewujudkan kualitas proses dan lulusan pendidikan yang baik dan tetunya cerdas, dalam artian dapat menggunakan kemampuan otaknya secara alami untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal. Otak memang merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat berharga karena tanpa otak maka manusia tidak akan bisa berpikir, bahkan tidak akan bisa hidup, selain itu juga otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks yang dimiliki manusia. Tidak hanya orang dewasa saja yang dapat menggunakan otak untuk berpikr, tapi anak-anak juga. Bahkan memang kemampuan otak sebaiknya dikembangkan sejak dini. Mengapa demikian? Karena jika otak tidak dilatih sejak dini untuk berpikir maka ketika dewasapun akan enggan untuk mendayagunakan kemampuan otak. Sekarang ini telah dikembangkan modern teori otak, yaitu pendekatan pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar. Pendekatan menekankan sifat alamiah otak dalam membuat keputusan sehingga diharapkan dengan menggunakan teori ini maka pembelajar atau peserta didik dapat membuat keputusan yang lebih baik. Otak memang merupakan mesin alamiah yang dimiliki manusia yang sangat menakjubkan. Semua informasi yang diterima akan diolah, diseleksi, diproses secara efisien, bahkan sangat efisien. Pengalaman hidup sehari-hari akan diseleksi oleh otak kemudian diolah menjadi sebuah pola yang bermakna. Selama ini mungkin tidak disadari bahwa kehidupan individual dan kebutuhan otak siswa telah terabaikan dengan pendekatan konvensional. Guru sebaiknya mampu memberikan rangsangan kepada siswa sehingga siswa dapat menggunakan kemampuan otaknya untuk mengeksplor potensi dirinya. Siswa perlu diberi kesempatan untuk dapat berekspresi dan berinteraksi satu sama lain. Musik, role play, teater dan lain sebagainya sangat dianjurkan dalam pembelajaran agar otak siswa menjadi fresh. Terkait dengan gaya belajar, setiap anak pasti mempunyai gaya belajar sendiri-sendiri, sehingga mungkin otak siswa akan menolak ketika guru memaksakan pendekatan pembelajaran tertentu, maka dari itu guru sebaiknya tidak memaksa anak untuk menggunakan gaya belajar yang diinginkan gurunya belajar, tapi justru membicarakan hal tersebut dengan siswa secara baik-baik, karena nanti siswa pasti akan menyadari cara belajar yang terbaik untuk dirinya sendiri.

Otak memang unik sehingga anakpun menjadi pribadi yang unik. Keunikan tiap individu anak berbeda-beda, ada anak yang cepat dalam menangkap materi, namun ada juga yang lambat, ada anak yang dalam belajar lebih suka menghafal, tapi ada juga yang hanya mendengarkan teman yang membaca materi justru lebih paham, sehingga guru tidak boleh menyamaratakan, karena memang sudah seharusnya guru itu melayani perbedaan individual siswanya. Seorang guru harus mampu memahami perkembangan otak anak, jiwa anak, karena anak memiliki cirikhas yang unik yang bersifat umum dalam usia mereka masing-masing, baik dalam pertumbuhan jasmani, cirikhas mental mereka, keadaan emosi dan pergaulan anak.

Pengertian Inovasi Pembelajaran

Selama ini inovasi demi inovasi dalam pembelajaran telah dilakukan. Pada hakikatnya inovasi adalah perubahan atau pembaharuan. Pembelajaran memang perlu perubahan, tidak menggunakan metode konvensional terus menerus karena zaman juga sudah berubah menjadi modern, sehingga pembelajaranpun memerlukan inovasi yang modern. Meski inovasi sering disama artikan dengan discovery dan invention karena memang sama-sama merupakan penemuan, namun sebenarnya berbeda. Discovery merupakan sebuah penemuan akan sesuatu yang sebenarnya sesuatu tersebut sudah ada sebelumnya, hanya saja belum diketahui oleh orang lain, contohnya penemuan bunga raflesia arnoldi oleh Rafless, penemuan planet pluto oleh C.W Tombough, penemuan buah majapahit oleh hayam wuruk. Sedangkan invention adalah penemuan yang benar-benar hasil karya asli pemikiran atau kreativitas manusia, contohnya penemuan tentang teori-teori, hukum-hukum, seperti hukum newton, teori phytagoras. Jadi dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa jika discovery digabungkan denagn invention maka akan diperoleh suatu kebaruan tau inovasi dalam pembelajaran.

Konsep Belajar dan Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2001:28), belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku yang dimaksud yaitu pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Namun selama ini masih banyak yang menganggap bahwa belajar hanya sebuah proses menerima dan menyerap materi pelajaran, sehingga ketika seorang sudah dapat menguasai materi pelajaran maka belajar siswa tersebut sudah berhasil. Padahal hal tersebut akan menciptakan sebuah gaya belajar yang dogmatis, dimana guru tetap menjadi sumber satu-satunya dalam belajar dan siswa hanyalah sebuah botol kecil yang siap untuk diisi air terus menerus tanpa dapat mengolah kesempatan untuk berkreativitas. Setiap hari siswa hanya duduk mendengarkan, mencatat materi dari guru kemudian menghafalnya. Untuk apa jika siswa hafal semua materi tapi tidak dapat menerapkan dalam kehidupan, untuk apa siswa menguasai materi tapi tidak menunjukkan perubahan tingkahlaku yang positif. Belajar sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, karena pembelajaran dirancang untuk memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada siswa. Pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha guru untuk mendorong siswanya belajar. Tujuan pembelajaran yang akif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dapat tercapai jika guru mampu mengelola pembelajaran secara kreatif dan dinamis sehingga suasana kondusif bagi siswa dapat tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar