Selasa, 19 Oktober 2010

zahro Sri Tanjung/k7109218/36/3B

A. KEMENGAPAAN INOVASI PEMBELAJARAAN

Sekarang ini sekolah-sekolah masih sulit untuk menggunakan metode pembelajaran yang bagaimana sih, yang cocok untuk proses pembelajaran di kelas agar proses pembelajaran tersebut dapat berhasil. Disini guru berperan penting dalam proses pembelajaran, karena guru yang mengatur proses pembelajaran di kelas. Maka dari itu seorang guru harus teliti dalam menggunakan metode-metode pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Guru harus memutar otaknya bagaimana untuk menjadikan peserta didiknya agar mau berpikir kritis. Jadi guru harus memikirkan cara yang kreatif agar proses pembelajaran di kelas dapat terjalin dengan baik antara guru dengan siswa. Nah kemudian terciptalah suatu pembelajaran yang diinginkan alias pembaharuan/ inovasi pembelajaran. Untuk itu mengapa sebuah inivasi pembelajaran dibutuhkan, karena proses pembelajaran dapat berjalan sesuai apa yang diinginkan guru, yaitu siswa berperan aktif, kreatif, inofatif, berpikir kritis serta tanggap respon yang diberikan oleh guru maupun oleh orang lain.
Pembaharuan dalam pengajaran selalu dibutuhkan dalam dunia pendidikan, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengoptimalkan peserta didik dalam belajar sehingga akan meningkatkan hasil lulusan pendidikan. Inovasi ditujukan untuk memenuhi perkembngan zaman yang melaju cepat, apabila kita masih saja diam ditempat menggunakan sistem pembelajaran yang sudah kolotan maka akan semakin jauh dari keberhasilan. Disini akan dibahas pembelajaran dengan berbasis kemampuan otak, bagaimana seorang guru mengoptimalkan otak peserta didik untuk belajar. Pembelajaran berbasis kemampuan otak merupakan pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak bekerja yang didesain secara alamiah untuk belajar. Dan dengan pendekatan yang multidisipliner.

Kajian Post Modren Teori Otak dan Implementasinya dalam Pembelajaran

Dengan mengintregrasikan apa yang kita ketahui sekaranh tentang otak maka dalam buku Brain Basid Learning (Pembelajaran Berbasis Otak) membahas tentang bagaimana otak kita bekerja, serta mempelajari cara penerapan prinsip-perinsip pembelajaran berbasis otak yang mengacu pada kajian post modren teori otak. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis otak itu akan bekerja karena prinsip-prinsip itu didasarkan pada cara otak kita belajar yang terbaik secara alamiah. Ketika respek atau tanggap terhadap otak, kita akan mendapatkan kejadian-kejadian yang bisa terjadi pada diri kita maupun pada orang lain
Menurut teori belahan otak atau sering disebut teori otak kanan otak kiri, otak terbagi kedalam dua belahan yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan otak ini terdiri dari cerebralcortex atau neocortex termasuk belahan sistem limbic-nya. Kedua belahan otak ini dihubungkan oleh tiga penghubung yaitu Corpus Colasum, Hippocompal Commissure, dan Anterior Commissure. Belahan otak kiri (left cortex) mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan sedangkan belahan otak kanan (right cortex) mengendalikan bagian tubuh sebelah kiri. Belahan otak kiri berperan dalam kegiatan motorik (motor sequence) sedangkan belahan otak kanan berperan dalam kegiatan berkenaan dengan sonsor-sensor rasa (sensory sequence). Pembagian fungsi berkenaan dengan mental skills untuk memproses dan menyimpan informasi antara belahan otak kanan dengan belahan otak kiri berbeda. Belahan otak kanan berhubungan dengan proses dan penyimpanan informasi tentang gambar, imajinasi, warna, ritme, dan ruang; Dalam kerjanya otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Belahan otak kiri berhubungan dengan bilangan/angka, kata-kata, logika, urutan atau daftar, dan detail atau rincian-rincian. Dalam kerjanya, belahan otak kiri berrsifat logis, sekuensial, linier, dan rasional.
Pembelajaran berbasis kemampuan otak merupakan pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar. Pelajarannya didasarkan pada menciptakan kondisi optimal untuk terjadinya pembelajaran yang alami. Pembelajaran yang kompleks merupakan sebuah proses yang merefleksikan dengan lebih baik cara otak manusia dirancang secara alami untuk belajar.
Setiap otak manusia juga berkembang secara unik. Salah satu dari tujuan pembelajaran berbasis kemampuan otak adalah untuk mengenali fakta ini dan memperhitungkannya. Karenanya setiap manusian memiliki pemikiran sendiri-sendiri mengenai suatu hal atau suatu permasalahan. Misalnya seorang guru yang menyuruh peserta didiknya untuk menyelesikan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran, maka peserta didik dituntut untuk berpikir bagaimana untuk memecahkan masalah tersebut. Karena model belajar serta cara berpikir setiap anak itu berbeda-beda. Jadi guru harus dapat memancing bagaimana agar otak setiap peserta didiknya dapat berkembang.
Otak manusia berkembang sesuai dengan lingkungannya. Lingkungan yang diperkaya dapat meningkatkan pertumbuhan otak. Arnold Scheibel, Ph.D., direktur The Brain Research Institute di University of Calivornia, Los Angeles (1994) mengatakan, “Aktivitas0aktivitas yang tak biasa adalah sahabat terbaik bagi otak” Fakta otak begitu terstimulasi oleh kebaruan mungkin adalah sebuah respon untuk menyelamatkan diri. Segala sesuatu yang baru mungkin mengancam bagi status quo, sehingga mengandung bahaya potensial. Akan tetapi, begitu kita menumbuhkan kebiasaan pada sebuah lingkungan atau situasi, maka ia akan menjadi rutinitas dan formasi yang berjejaring di dalam otak kita mulai beroperasi pada level yang lebih rendah. Begitu stimuli yang baru dan menyegarkan diperkenalkan kembali, formasi jaringan menjadi disiagakan kembali dan otak terstimulasi untuk tumbuh. Dan dapat merespon suatu permasalahan dari orang lain.
Umpan balik memang penting tapi tidak harus selalu berasal dari guru, umpan baik juga dapat berasal dari teman sendiri bahkan porang lain. . Salah cara terbaik untuk mendorong umpan balik dari diri sendiri dan memacu kegiatan berpikir adalah dengan membuat supaya para pembelajar merefleksikan dan merekam persepsi mereka sendiri pada kaset. Mengkaji pada proses pemikiran perasaan, dan pengorganisasian dapat menjadi sarana yang sangat bermanfaat bagi perkembangan otak kita sebagai makhluk penyelesai masalah dan pemikir.Umpan balik yang paling baik adalah yang bersifat langsung, positif, dramatis, spesifik dan langsung.
Individu sebagai pribadi yang unik
Setiap individu merupakan pribadi yang unik, karena setiap individu mempunyai pribadi yang yang berbeda-beda. Sesuai dengan konsep anak sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh. Maksudnya bahwa perkembangan itu tidak hanya terjadi dalam aspek yang saling terjalin satu sama lain. Perkembangan kognitif anak dan pengelaman belajar mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling berpengaruh satu sama lain. Yaitu proses perkembangan kognitif anak akan memfasilitasi atau bahkan membatasi kemampuan belajar anak, dan sebaliknya pengelaman belajar akan sangat memfasilitasi perkembangn kognitifnya. Sedangkan proses psikososial melibatkan perubahan – perubahan dalam aspek perasaan, emosi,dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Contoh dari proses psikososial yaitu adanya perilaku agresif saat bermain bersama teman, rasa percaya diri dan keberanian anak serta hubungan pertemanan anak terhadap teman bermain. Oleh karena itu, individu disebut sebagai prbadi yang unik karena individu menjadi pribadi yang utuh, tunggal dan khas.

B. PENGERTIAN INOVASI

Kata “innovation” (bahasa inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan (S. Wojowasisto, 1972, Saantoso S. Hamijoyo, 1996). Inovasi sering juga disebut penemuan yang sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa inggris yaitu “discovery” dan “invention”. Discovery, invention, dan innovation dapat diartikan dalam bahasa Indonesia “penemuan”, maksudnya adalah ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru. Demikian pula mungkin hal yang baru itu diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Inovasi juga dapat menggunakan discovery dan invensi.
Discoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui oleh orang. Misalnya, penemuan benua Amerika yang ditemuka oleh Columbus pada tahun 1492, padahal benua Amerika sudah lama ada, artinya Columbus adalah orang Eropa yang pertama menjumpai benua Amerika. Invesi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar – benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Dalam hal ini penemuan benda atau hal yang benar- benar baru belum ada yang menemukan, yang kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Contohnya, penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang plastik, mode pakaian, dan lain sebagainya. Yang pasti seseorang yang menemukan penemuan benda atau hal yang baru itu benar – benar muncul dari ide atau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal – hal yang sudah ada, akan tetapi wujud yang ditemukannya benar – benau baru. Inovasi (innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Jadi pengertia inovasi pembelajaran adalah suatu perubahan yang baru dari pembelajaran , dan kualitatif berbeda dari hal yang sebelumnya, serta sengaja diusahakan untuk menin gkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan serta IPTEK, khususnya menyangkut dengan teori pembelajaran telah banyak mendorong suatu inovasi di bidang model – model pembelajaran. pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik, yang secara sistematis agar pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan inovatif. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai fasilitator sehingga guru bertugas untuk memberikan sebuah pembelajaran yang mengarahkan siswanya untuk berpikir induktif. Nak disini guru harus berpikir bagai mana cara untuk memberikan pengajaran atau materi pada siswanya agar siswa tersebut dapat aktif, dan berpikir kritis dalam proses pembelajaran. intinya seorang guru tidak harus selalu mengacu pada buku panduan saja tetapi dapat menemukan hal baru dalam proses pembelajaran yang memungkinkan siswa-siswanya menjadi nyama, menyenangkan dalam belajar serta tertarik untuk belajar dan menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan dengan materi atau pelajaran. Artinya guru tersebut dapat membuat suatu inovasi pembelajaran sendiri.
Inovasi pembelajaran dibagi menjadi empat yaitu, inovasi pembelajaran kuantum, inovasi pembelajaran kompetensi inovasi pembelajaran kontekstual dan E-Learning.

Inovasi Pembelajaran Kuantum, model pembelajaran kuantum dicetuskan oleh seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria Georgi Lozanov yang melakukan uji coba tentang sugesti dan pengaruhnya terhadap hasil belajar, teorinya yang terkenal disebut suggestology. Tehnik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif dalam belajar, misalnya yaitu mendudukan siswa secara nyaman, memasang musik di dalam kelas atau lapangan, meningkatkan partisipasi siswa, menggunakan poster – poster dalam memberikan informasi, dan menyediakan guru – guru yang berdedikasi tinggi.
Pembelajaran kuantum merupakan salah satu model, strategi, dan pendekatan pembelajalam , khususnya menyangkut keterampilan serta kretivitas guru dalam merancang, mengembangkan, dan mengelola sistem pembelajaran sehingga guru dapat menciptakan suatu pembelajaran yang efektif, menggairahkan, dan memiliki keterampilan hidup (Kaifa, 1999). Pembelajaran kuantum juga sebagai salah satu alternatif pembaharuan pembelajaran yang menyajikan petunjuk praktis dan spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, bagaimana seorang guru merancang, menyampaikan, dan menyederhanakan proses pembelajaran yang pada alkhirnya peserta didik dapat mudah dalam belajar.
Pembelajaran kuantum mengkonsep siswa untuk mengatur lingkungan belajar yang sedemikian rupa. Lingkungan belajar terdiri dari lingkungan mikro dan makro. Lingkungan mikro maksudnya adalah tempat siswa melakukan proses belajar, bekerja, dan berkreasi, sedangkan lingkungan makro adalah dunia luas, maksudnya siswa diminta untuk menciptkan kondisi ruang belajar di masyarakat, misalnya berinteraksi sosial dalam masyarakat, agar siswa dapat lebih mahir dalam mengatasi masalah-masalah atau situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah mempelajari informasi-informasi baru.

Inovasi Pembelajaran Kompetensi, pembelajaran kompetensi menunjukan pada usaha siswa untuk mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan guru dalam mengelola pembelajaran yang menekankan pada kemampuan dasar yang dilakukan siswa pada tahap pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran kompetensi menekankan pada pencapaian standar kompetensi yang diurai menjadi kemampuan dasar yang diurai menjadi beberapa materi pelajaran yang cakupannya beberapa indikator.
Dalam pembelajaran kompetensi, siswa sebagai subjek belajar yang memegang peranan utama, sehingga dalam setting proses belajar mengajar siswa dituntut kreatifitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Pembelajaran kompetensi memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan pembelajaran lainnya, seperti apa yang dipelajari siswa, bagaimana proses pembelajaran, waktu belajar, dan kemajuan belajar siswa secara individual. Prose pembelajaran kompetensi membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Struktur kognitif akan tumbuh dan berkembang manakala siswa memiliki pengalaman belajar, oleh karena itu dalam pembelajaran kompetensi menuntut aktifitas siswa secara penuh untuk mencari dan menemukan sendiri.

Inovasi Pembelajaran Kontekstual, pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat memenuhi materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2005). Pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menentukan materi, artinya tidak mengharapkan siswa hanya menerima pelajaran akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
Pembelajaran kontekstual juga mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut agar dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat. Jadi pembelajaran kontekstual merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa setiap tahapan pembelajaran dengan cara menghubungkannya dengan situasi kehidupan yang dialami siswa sehari-hari sehingga pemahaman materi diterapkan dalam kehidupan nyata.

Kemajuan teknologi informasi banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini. Dengan adanya perkembangan dalam bidang pembelajaran , maka proses pembelajaran tradisional-konvensional yang terjadi dalam ruang kelas, pada era desentralisasi dan globalisasi saat ini pelan namun pasti akan mengalami mulai kehilangan bentuk. Dengan kondisi seperti itu, maka banyak pihak penyelenggara pendidikan mulai melirik penerapan konsep distance learning sebagai alternatif pembelajaran yang dianggap lebih efektif dan efisien, terutama sebagai pengaruh munculnya perkembangan yang sangat pesat yang terjadi dalam bidang teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi.
Elektronik learning dapat didifinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajaran (siswa dengan sumber belajar yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan). Teknologi informasi dapat menjadi alat pendorong ke arah kemajuan bangsa. Dampak terbesarnya adalah perkembangan di bidang pendidikan. Proses pembelajaran di sekolah, internet harus memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. pemanfaatan teknologi informasi baik sebagai sumber belajar maupun media pembelajaranmerupakan salah satu carayang diharapkan efektif menanggulangi kelemahan persoalan pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Dengan menggunakan teknologi informasi diharapkan terjadi interaksi pembelajaran antara siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar lebih komunikatif.
Faktor Pendukung Pembelajaran melalui Tekhnologi Informasi adalah :
• Faktor lingkungan, yang meliputi institusi penyelenggara pendidikan dan masyarakat.
• Siswa atau peserta didik meliputi usia, latar belakang, budaya, penguasaan bahasa dan berbagai gaya belajarnya.
• Guru atau pendidik meliputi latar belakang, usia, gaya mengajar, pengalaman dan personalitinya.
• Faktor tekhnologi meliputi computer, perangkata lunak, jaringan, koneksi internet dan berbagai kemampuan yang dibutuhkan berkaitan dengan penerapan internet di lingkungan sekolah.
Pemanfaatan tekhnologi informasi baik sebagai sumber belajar maupun media pembelajaran merupakan salah satu cara yang diharapkan efektif menanggulangi kelemahan persoalanpembelajaran yang masih bersifat konvensional. Dengan menggunakan tekhnologi informasi diharapkan terjadi interaksi pembelajran antara siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajra lebih komunikatif. Melalui berbagai model pembelajaran yang ditawarkan diharapkan terbentuk interaksi belajra siswa yang tidak hanya menekankan pada proses pemanfaatan namun pencarian, penelitian atau penggalian berbagai sumber belajar sehingga terbentuk cara berpikir yang lebih komprehensif dan terintegrasi. Melalui interaksi tersebut diharapakan ada peningkatan dalam keterampilan berpikir, interaksi serta keterampilan yang lain. Hal ini dapat terwujud apabila dukungan yang berasal dari guru, lembaga, siswa, masyarakat dan tekhnologi berkontribusi positif terhadap penyelenggaraan pembelajaran berbasis tekhnologi informasi.

C. KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
1. Konsep Belajar
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan siswa untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan informal, keturutsesrtaannya dalam pendidikan formal dan/pendididkan nonformal. Kemampuan belajar inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. (Bell-Gredler: 1986-1).
Belajar sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan peranpenting,baik dalam kehidupan masyarakat tradisional maupun modern. Pentingnya proses belajar dapat dipahami dari tradisional /local wisdom, filsafat, temuan penelitian dan teori belajar mengajar. Tradittional/local adalah ungkapan verbal dalam bentuk frasa, adagium, maksim, kata mutiara, petatah-petitih atau puisi yang mengandung makna ekslisit atau implicit tentang pentingnya belajar dalam kehidupan manusia. Belajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan untuk menjadi lebih pandai.
Belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yang pertama, belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada individu. Perubahan itu tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor). Kedua, perubahan itu harus buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik. Ketiga, perubahan tersebut relatif tetap.
Jenis-Jenis Belajar
Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa, Gagne (1985) mengemukakan delapan jenis belajar, yaitu: Pertama, belajar isyarat (Signal learnnig). Belajar melalui isyarat adalah melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat, misalnya berhenti berbicara ketika mendapat isyarat telunjuk menyilang mulut sebagai tanda tidak boleh ribut. Kedua, belajar stimulus respon. Ini terjdi pada diri individu karena ada rangsangan dari luar, misalnya mengerjakan tugas ketika diberi tugas oleh guru.
Ketiga, belajar rangkaian. Belajar rangkaian terjadi melalui perpaduan berbagai proses stimulus respon yang telah dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan prilaku yang segera atau spontan, misalnya merah-putih, panas-dingin. Keempat, belajar asosiasi verbal. Ini terjadi bila individu mengetahui sebutan bentuk dan dapat menagkap makna yang bersifat verbal. Misalnya kereta api seperti hewan kaki seribu. Kelima, belajar membedakan. Belajar deskriminasi terjadi bila individu berhadapan dengan benda, suasana, atau pengalaman yang luas dan mencoba membeda-bedakan hal-hal yang jumlahnya banyak. Misalnya, membedakan pakaian adat berdasarkan daerah asalnya, membedakan hewan berdasarkan jenis makananya. Keenam, belajar konsep. Ini terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan ke dalam suatu pengertian atau makna yang abstrak. Misalnya binatang, manusia, dan tumbuhan termasuk makhluk hidup; bintang, bulan,bumi, dan matahari merupakan benda-benda langit. Ketujuh, belajar hukum atau aturan. Ini terjdi bila individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa atau perangkat data yang terdahulu atau yang diberikan sebelumnya dan menerapkannya menjadi suatu aturan. Misalnya, ditemukan bahwa benda akan memuai bila dipanaskan. Kedelapan, belajar memecahkan masalah. Ini terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan, misalnya mengapa harga bahan bakar minyak naik. Proses pemecahan masalah selalu bersegi jamak dan berkaitan satu sama lain. Seorang individu tidak akan mamapu melakukan belajar pemecahan masalah apabila individu tersebut belum menguasai belajar aturan, konsep, membedakan, dan seterusnya.
2. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran pada umumnya datang bukan dengan lembaran kosong, tetapi dengan bank otak yang disesuaikan. Pembelajaran adalah pengembangan otak kita terhadap suatu terhadap respon yang diberikan olehorang lain. Sedangkan Pembelajaran dalam pendidikan formal yakni pendidikan disekolah, sebagian besar terjadi di sekolah dan lingkungan.Juga pembelajaran terjadi lingkungan masyarakat yaitu pada saat kegiatan ko-kurikuler, ekstrakurikuler dan ekstramular.
Pembelajaran bisa terjadi di mana saja, dan kapan saja tidak dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu. Pembelajarn dapat terjadi melalui pendidikan formal dan non formal. Dalam konteks pendidikan formal yaitu pendidikan di sekolah, sedangkan dalam konteks pendidikan non formal pembelajaran terjadi di lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat peserta didik.
Ciri utama pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Ini menunjukan bahwa unsur kesengajaan dari pihak luar yaitu pendidik dalam suatu sistem merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengacu pada kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah mengikuti suatu pembelajaran. Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi metode serta teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Proses pembelajaran dalam arti yang luas merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.
Dari pengertian di atas ciri utama pembelajaran adalah adanya inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Ciri lain dari pembelajaran adalah adanya komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi, kegiatan dan evaluasi pembelajaran.
Model-model pembelajaran, antara lain: model pengkondisian operant dari B.F Skinner, model kondisi belajar dari Robert Gagne-Briggs, model pemrosesan informasi, model perkembangan kognitif dari Jean Piaget dan model belajar sosial dari Albert Bandura.
Pembelajaran yang harus kita kembangkan, seperti: pembelajaran berorientasi pada proses belajar isyarat, pembelajaran berorientasi pada proses belajar rangkain, pembelajaran berorientasi pada proses beljar stimulus respon, pembelajaran berorientasi pada proses belajar asosiasi verbal, pembelajaran berorientasi pada proses belajar membedakan, pembelajaran berorientasi pada proses belajar konsep, pembelajaran berorientasi pada proses belajar aturan, pembelajaran berorientasi pada proses belajar pemecahan masalah.
Dari penjelasan tersebut maka antara belajar dan pembelajaran satu sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Keterkaitan substantif belajar dan pembelajaran terletak pada simpul terjadinya perubahan perilaku dalam diri individu. Keterkaitan fungsional pembelajaran dengan belajar adalah bahwa pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan belajar atau dengan kata lain belajar merupakan parameter pembelajaran.

KESIMPULAN
Pembaharuan atau inovasi dalam pembelajaran selalu dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam pendidikan dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam kegiatan belajar. Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Pembelajaran harus menghasilkan proses belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat. Pembelajaran diharuskan dapat mengaktifkan peserta didik dalam berfikir agar otak terus berkembang. Dalam inovasi pembelajaran terdapat tiga proses pembelajaran yaitu pembelajaran kuantum, pembelajaran kompetensi dan pembelajaran kontekstual. Kesemuanya mengutamakan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Jadi dalam pembelajaran terdapat suatu inovasi atau pembaharuan guna untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran para guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar