Sabtu, 04 September 2010

IKA WINDY PRATIWI (K7109097)

IKA WINDY PRATIWI (K7109097)
IIIA / 27

LOG PERTEMUAN I
membicarakan tentang kontrak kuliah pada satu semester ke depan.

LOG PERTEMUAN II
pada pertemuan pertama menjelaskan tentang apakah inovasi itu? dan makna inovasi yang sebenarnya.

LOG PERTEMUAN III
pemutaran film 3 IDIOTS, serta mengambil beberapa nilai yang terkandung di dalamnya.

ANALISIS FILM 3 IDIOTS
1. Nilai yang terkandung dalam film 3 idiots yaitu:
Nilai pendidikan yan dapat kita ambil yaitu, dalam proses belajar kita tidak perlu menghafalkan materi yang dipelajari secara detail, cukup dengan memahami dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita belajar bukan untuk mencari kesuksesan, apabila kita sudah mengerti, memahami serta mampu menerapkannya dalam kehidupan secara otomatis kesuksesan akan datang sendiri pada kita.
Nilai sosial yang dapat kita petik dari film tersebut ialah, sebuah persahabatan yang terjalin tanpa memendang materi, tidak melihat apakah ia kaya ataupum miskin. persahabatan itu akan abadi bila kita mampu menjaganya dengan baik. Mampu memberikan dukungan satu sama lain, serta menikmati bersama buah hasil dari perjuangan maereka.

2. Implikasi pembelajaran dari film, yaitu:
a. Belajar kritis dengan berpikir kritis, dengan mahasiswa mampu memberikan kritik atau mampu menyanggah pendapat dosen,maka ia mampu dan mempunyai gagasan yang baru atau ide-ide yang baru.
b. Belajar dengan memahami dan menerapkan dalam kehidupan. Belajar akan lebih mudah diingat apabila siswa melakukannya langsung atau turut berpartisipasi.
c. Penghinaan adalah suatu motivasi. Apabila seseorang mampu mengambilnya dari sisi positif, penghinaan mampu menjadi motivasi yang sangat kuat. Tapi sebaliknya, jika melihat dari sisi negatif maka akan menimbulkan dendam atau bahkan ia akan menghentikan langkahya untuk masa depan dan berujung pada kefrustasian.
d. Belajar karena adanya paksaan. Dengan adanya paksaan siswa akan merasa tertekan, takut, dsb. Hal tersebut akan sangat berpengaruh pada hasil belajar, dan biasanya hasil belajarnya tidak maksimal.
e. Guru tidak menjatuhkan siswa dengan memberikan soal evaluasi diluar kemampuan siswa, dengan tujuan agar siswa tersebut tidak lulus ujian. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh masalah pribadi.
f. Dalam belajar tidak hanya membutuhkan ijasah saja, tetapi ketrampilan dan kemampuan sangat dibutuhkan. Karena ketrampilan tersebut dapat membuat kesuksesan datang menghampiri kita.
g. Memberikan peluang yang lebih luas bagi anak-anak yang berbakat, serta memberikan dukungan dan memfasilitasinya. Apabila tidak adanya kepedulian dari pihak sekolah, maka hal tersebut dapat disebut sebagai kegagalan dalam pendidikan.
h. Kedisiplinan merupakan salah satu pondasi dalam belajar.
i. Belajar dari segala sesuatu yang ada dalam sekitar kita.
j. Mampu berpikir secara cepat, tepat.


3. Kejelekan dari fil tersebut yaitu:
a. Dalam beberapa adegan mengandung unsur pornografi.
b. Melakukan tindakan yang tidak baik menjelang ujian, dengan mencuri soal ujian.
c. Dosen/pendidik tidak memberikan kesempatan pada siswa didik untuk mengutarakan pendapat.
d. Dalam menghadapi masalah disertai dengan kefrustasian dan mengambil jalan pintas yang negatif untuk mengatasinya.
e. Tidak memberikan peluang bagi mahasiswa yang berbakat.
f. Peraturan rektor yang otoriter.
g. Tekanan yang diberikan orang tua pada anaknya.
h. Belajar hanya untuk menghafal tanpa disertai pemahaman terhadap isi.
i. Mengukur segala sesuatu dengan uang / materi.
j. Meminum alkohol yang dilakukan oleh para pelajar.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSTEKTUAL
     Dalam dunia pendidikan yang ada di Indonesia, masih didominasi oleh kelas dan guru dijadikan sebagai pusat pengetahuan sepenuhnya. Sehingga metode ceramahpun digunakan sebagai salah satu metode andalan, dan tidak memberdayakan siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar.
     Pada pendekatan ini, pembelajaran berfokus pada siswa, kemampuan untuk berpikir, pengalaman, serta fokus siswa dalam menghadapi masalah yang sedang dihadapinya. Yang meliputi personal, lingkungan dan sosial. Dalam pembelajaran konstektual, siswa dianggap sebagai individu yang berkembang. Perkembangan tersebut ditentukan oleh tingkat perkembangan serta pengalaman-pengalaman yang pernah mereka alami. Kecenderungan anak-anak untuk belajar hal-hal yang baru, aneh dan menantang sering terjadi sehingga mereka sering melakukan eksperimen-eksperimen kecil agar keingintahuan mereka terpenuhi.
     Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator saja, serta membantu agar siswa mampu mengkaitkan pengalaman yang terjadi pada mereka, yaitu dari pengalaman lama hingga pengalamn yang baru. Kemampuan untuk mengkaitkan beberapa pengalaman merupakan inti dari konstruktivisme. Pendekatan ini merupakan proses berpengalaman dalam kehidupan nyata, bukan kegiatan menghafal, mengingat fakkta. Sehingga pembelajaran ini dapat dilakukan di alam terbuka, alam yang menjadi sumber mencari informasi dan hasil temuannya akan dikaji bersama di kelas.Dengan adanya pengkajian di dalam kelas, kemudian siswa diharapkan untuk menerapkan dalam kehidupan.

LOG PERTEMUAN 4
tanggal 22 september 2010
pada pertemuan ini membahas tentang guru yang baik, yaitu guru yang mampu mengetahui secara lengkap karakteristik siswa, sehingga mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan karakteristik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar