Rabu, 15 September 2010

Dewi Masitoh/k7109051/IIIA/17 ARTIKEL

Saatnya Alam menjadi Guru



Inovasi merupakan suatu gagasan, perbuatan, hal-hal yang praktis, metode, cara yang baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dalam berbagai konteks Sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai aktifitas manusia untuk menjadi manusia yang berilmu manusia yang bisa menjawab segala fenomena yang terjadi di alam ini. Inovasi pembelajaran digunakan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan kaitannya dengan sistem, strategi, ataupun metode,pembelajaran. Inovasi pembelajaran sangat diperlukan sekali untuk memajukan pendidikan di negara kita ini Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan di Indonesia masih kurang baik dan perlu sekali untuk dilakukan perubahan (inovasi).

Salah satu inovasi yang dapat dilakukan di negara ini adalah inovasi pembelajaran dalam kaitannya dengan strategi pembelajaran. Guru-guru di Indonesia pada umumnya masih menerapkan strategi DDCH (duduk, dengar, catat hafal), yang mana strategi tersebut sangat berpengaruh buruk terhadap perkembangan peserta didik. Dengan strategi DDCH peserta akan merasa bosan, jenuh, dan malas untuk mengikuti penbelajaran di sekolah. Di samping itu metode tersebut juga dianggap hanya dapat menciptakan robot-robot usang yang tak berguna untuk masyarakat karena mereka merasa asing dan tak kenal dengan lingkungannya sendiri. Bukan menciptakan manusia yang berkualitas, manusia yang siap terjun di universitas kehidupan yang sesungguhnya.

Tak jarang guru-guru kita malas untuk melakukan inovasi pembelajaran, dengan berbagai alasan seperti biaya, sumber dan alat belajar yang kurang. Padahal, sebenarnya jika kita mau kreatif menciptakan pembelajaran yang baru, alam sekitar kitapun bisa menjadi sumber dan alat belajar yang tentunya tanpa biaya yang mahal. Di samping itu, alam dirasa cukup baik digunakan sebagai media pembelajaran, karena dengan belajar alam sekitar kita sendiri peserta didik akan lebih memahami lingkungannya sendiri. Alam sekitar atau lingkungan peserta didik sangatlah kompleks, ada lingkungan alam, lingkungan budaya dan lingkungan sosial yang saling berkolaborasi merupakan sumber utama pembelajaran. Melalui stategi ini peserta didik diajak terjun langsung ke lapangan (lingkungan sekitar) untuk melihat berbagai fenimena yang ada di alam seperti sawah, kebun, kemacetan dll, sehingga mereka tidak akan merasa selalu dibatasi oleh empat dinding ruang kelas mereka yang membosankan.

Ide inovatif ini kiranya pantas untuk meningkatkan mutu pembelajaran kita. Karena pada hakikatnya alam ada untuk kita, kita dapat belajar dengan alam. Pemanfaatan lingkungan sekitar untuk pembelajaran kiranya dapat meningkatkan perkembangan peserta didik dalam berbagai aspek diantaranya:
Aspek Kognitif

Pengembangan aspek ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak. Mereka didorong untuk mampu menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu. Tak hanya itu, anak juga diarahkan untuk mempunyai kemampuan memilah, mengelompokkan, serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti.


Misalnya anak di bawa ke kebun, anak bisa dikenalkan bagian-bagian tanaman. Mulai dari dari akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Lebih jauh lagi, mereka bisa diajari mengenal beberapa jenis tanaman, kemudian mengelompokkan tanaman yang sejenis.

Anak juga bisa diajak mengamati berbagai binatang yang menjadi bagian ekosistem kebun, Misalnya cacing, belalang, jangkerik, dan berbagai hama tanaman. Di samping itu, anak juga bisa dikenalkan proses metamorphose kupu-kupu yang dimulai dari telur-ulat-kepompong, dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Rangkaian kegiatan tersebut secara langsung mengarah pada kegiatan sain yang saat ini. Untuk mengerjakan matematika sederhana (penjumlahan maupun pengurangan) bisa menggunakan biji-bijian sebagai alat bantu.
Aspek Fisik

Tujuan pengembangan aspek ini adalah mengenalkan dan melatih gerakan kasar maupun halus, meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan dan koordinasi tubuh, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat.

Tersedianya lahan yang luas di sekitar sekolah sangat memudahkan guru untuk membuat permainan yang menarik dan menantang. Salah satu kegiatan yang mulai digalakkan adalah out bound.. Lahan-lahan di sekitar sekolah bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan permainan kerjasama (team work) dan permainan halang rintang.

Bahan-bahan alam di pedesaan juga sangat memungkinkan bagi guru dalam menyediakan materi untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Misalnya melipat, menjahit, menggunting, menempel, mencocok, meremas, menjiplak, dan lain-lain. Semua itu bisa dikerjakan dengan memanfaatkan dedaunan, akar, batang, bunga, dan biji-bijian.

Aspek Bahasa

Pengembangan aspek ini bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat untuk berbahasa Indonesia.

Salah satu metode yang dianggap efektif adalah metode bermain peran. Ada dua cara untuk melaksanakannya. Pertama, bermain peran besar yang memerlukan kostum dan perlengkapan sesuai yang diperankan anak. Kedua, bermain peran kecil yang memerlukan peralatan tiruan (mainan). Misalnya boneka, perlatan dapur mainan, kendaraan mainan, dan lain-lain.

Bahan dan perlengkapan bermain peran sangat mudah didapat, misalnya untuk bermain peran besar. Anak bisa mengunakan daun sukun atau daun nangka yang dibentuk menjadi topi dan topeng. Membuat pedang, kuda, dan bedil pun bisa dari pelepah pisang. . Guru dan anak didik bisa secara bersama-sama menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

Satu hal yang perlu digaris-bawahi, dalam permainan tersebut, guru hanya menjelaskan tentang aturan-aturan permainan. Tidak diperlukan pengarahan secara terus-menerus. Semakin sering guru mengarahkan, anak merasa terkekang dan kurang berani memunculkan kreatifitas dan ekspresinya


Aspek Seni

Pengembangan aspek ini diarahkan agar anak mampu menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan, dan dapat menghargai hasil karya yang kredit.

Alam dan lingkungan budaya telah menyediakan bahan-bahan yang dapat di gunakan untuk pembelajaran. Misalnya daun kelapa yang muda (janur) dapat di buat ketupat daun pandan untuk membuat anyaman,tana liat untuk membuat berbagai bentuk hewan,tumbuhsn,hiasan dan lain sebagainya.

Melalui bermain, anak diajak bereksplorasi, menemukan dan manfaatkan objek-objek di dekat mereka, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Tugas guru adalah memanfaatkan alam tersebut untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Karena dengan alam kita dapat lebih memahami makna belajar.
Belajar dengan alam….
Tak slah jika alam jadi guru kita bukan………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar