Sistem Pembelajaran Sosial-Lingkungan yang Optimal
Sistem pembelajaran sosial sangat terkait dengan sistem lingkungan belajar peserta didik. karena sistem sosial berfokus pada interaksi dengan orang lain, atau pengalaman interpersonal. Hubungan fasilitator (guru) – pembelajar (peserta didik)merupakan hal yang sangat penting untuk terwujudnya kondisi belajar yang mengoptimalkan potensi peserta didik. Sebagai seorang guru atau fasilitator, tanggung jawab utama kita adalah memberi iklim psikoligis dan fisik yang positif sehingga dapat mengorkestrasikan pembelajaran yang merupakan bagian utama dari pengembangan iklim emosional, intelektual dan sosial.
Kecenderungan alamiah sistem pembelajaran sosial adalah hasrat untuk menjadi bagian dari kelompok, untuk dihormati, dan untuk mendapatkan perhatian dari yang lain. Kebutuhan sosial siswa inilah yang mengharuskan pendidik untuk mengelola sekolah menjadi komunitas pelajar, tempat guru dan murid bisa bekerja sama dalam tugas pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Di dalam komunitas belajar, guru dan murid hendaknya memiliki relasi seperti keluarga. Yang dimaksudkan guru mengerti keadaan siswa (teposaliro) dan peserta didik dapat merasakan cinta dari guru dengan berbagai penghargaan yang diberikan guru atas prestasi siswa.
Dalam keadaan demikian guru berkolaborasi dengan siswa sebagai mitra setara dalam petualangan memecahkan masalah, alih-alih sebagai gudang informasi yang menyimpan dan membagikan jawaban atas semua masalah. Dengan keadaan seperti ini, maka sistem sosial otak akan belajar berkontrribusi terhadap pengambilan keputusan nyata oleh orang-orang lintas usia(guru-murid), ras, budaya, etnis, kemampuan intelektual, dan kecakapan akademis. Sekaligus mereka (peserta didik) belajar memandang perbedaan sebagai suatu kelebihan diantara mereka. Di sinilah akan terlihat suatu nilai bahwa peran guru sangat penting dalam meningkatkan toleransi dan pemahaman akan perbedaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar