Selasa, 14 September 2010

Irma Nangima Sari/30/K7109105/Artikel

Inovasi dalam Pembelajaran

Pada hakekatnya, inovasi dapat diartikan sebagai "proses” dan atau “hasil” pengembangan dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial). Sedangkan pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diobservasi. Jadi inovasi pembelajaran adalah suatu prosaes menciptakan atau memperbaiki pembelajaran sebelumnya dengan sesuatu yang baru dimana lebih memberi pengalaman yang bermakna sehingga diharapkan meningkatkan pemahaman anak.
Sebuah anggapan keliru saat ini bahwa pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan memerlukan sarana dan prasarana yang mahal, sehingga bertahan pada proses pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek, cukup bermodal penjelasan konsep-konsep bahan ajar yang ada pada buku paket. Kegiatan belajar mengajar selayaknya dapat memberi motivasi siswa atau guru untuk belajar. Dalam hal ini diperlukan kemauan guru untuk menciptakan suatu terobosan baru dalam pembelajaran. Adanya interaksi yang terjalin dengan amat baik diperlukan guru dalam menciptakan suatu inovasi sehingga mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah keilmuan sendiri, bukan dengan cara dicekoki atau diceramahi. Para murid juga perlu dibiasakan untuk berbeda pendapat sehingga mereka menjadi sosok yang cerdas dan kritis. Tentu saja, secara demokratis, tanpa melupakan kaidah-kaidah keilmuan, sang guru perlu memberikan penguatan-penguatan sehingga tidak terjadi salah konsep yang akan berbenturan dengan nilai-nilai kebenaran itu sendiri. Selain dengan adanya interaksi, lingkungan sekitar juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar