Rabu, 08 September 2010

MITANINGTYAS FITRIANA (K7109129) IIIB/01

Log Pertemuan 1 (25 Agustus 2010)
       Pengenalan MK dan membuat artikel inovasi pembelajaran menurut Anda.

Inovasi Pembelajaran sebagai Suatu Perubahan Sesuai dengan Kebutuhan

Dalam dunia pendidikan kata inovasi pembelajaran bukan lagi kata yang asing, bahkan sering sekali kita dengar. Inovasi adalah suatu perubahan baru yang memberikan kemajuan. Sedangkan pembelajaran merupakan proses belajar mengajar oleh guru kepada murid. Jadi inovasi pembelajaran adalah suatu perubahan-perubahan dalam proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan tujuan dan suatu kemajuan sesuai kebutuhan.
Untuk mengembangkan serta memajukan dunia pendidikan pada khususnya, perlu adanya inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang perlu dilakukan. Tentunya dengan melihat kebutuhan dan perkembangan jaman yang ada. Ini merupakan tanggung jawab guru sebagai tenaga pendidik. Guru harus mampu mengkondisikan pembelajaran yang dilakukannya dalam kelas, menciptakan proses belajar yang apik dan menarik bagi siswanya, tanpa mengabaikan tujuan yang akan di dapat dari proses belajar tersebut. Dengan berbagai macam inovasi pembelajaran yang dilakukan dan dikembangkan oleh guru, siswa diharapkan memperoleh ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan yang ia perlukan, dan nantinya dapat mengembangkannya lagi dimasa yang akan datang. Inovasi pembelajaran dapat dilakukan dengan melihat berbagai faktor yang ada, seperti kondisi siswa dari segi kemampuan pribadi ataupun materiil. Dapat juga dilihat dari kondisi lingkungan sekolah itu sendiri, apakah memungkinkan dan mendukung atau tidak. Selain itu kondisi masyarakat yang ada serta kebutuhan masyarakat dalam menerima kemampuan siswa tersebut. Dan yang paling utama adalah guru itu sendiri, apakah guru tersebut mampu atau tidak dalam menerapkan inovasi-inovasi pembelajaran tersebut.
Tentunya tidak mudah untuk melakukan inovasi pembelajaran. Untuk mengetahui perkembangan yang dihasilkan perlu diadakan evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan siswa, ataupun guru itu sendiri. Berbagai macam evaluasi dapat dilakukan, sesuai dengan macam inovasi yang dilakukan sehingga memperoleh hasil yang sesuai. Inovasi pembelajaran yang sukses yaitu apabila tujuan dari pendidikan tercapai serta menghasilkan siswa-siswa yang memenuhi kebutuhan masyarakat pada umumnya.

Log Pertemuan 2 (31 Agustus 2010)
       Pengenalan buku referensi dan menulis perkembangan belajar Anda.

Mengapa dan Bagaimana Cara Belajar Saya?

Belajar. . . . Itulah kegiatan yang seharusnya menjadi kegiatan wajib saya sebagai mahasiswa. Tapi lihatlah saya. Kuliah hanya sebuah formalitas. Belajarpun jarang saya lakukan. Lalu apa yang bisa saya dapatkan dari kuliah ini? Buat apa bayar mahal kalau hanya begini-begini saja? Sering saya menyadari itu semua, tapi hanya sebatas kesadaran, tanpa menghasilkan perubahan. Berbeda dengan masa sekolah, tiap hari saya menyempatkan untuk belajar diluar jam sekolah walau hanya sejenak. Kuliah seharusnya bisa lebih baik dari itu, saya bisa menemukan sesuatu yang baru yang bisa saya kembangkan. Tapi pada kenyataannya, saya masih malas dan terus malas mengerjakan apa yang seharusnya saya kerjakan. Perlu diketahui, motivasi dalam diri untuk berubah dan menjadi yang lebih baik sangatlah tinggi. Namun apa daya, rasa malas yang timbul lebih besar dari motivasi yang saya hasilkan. Jangankan untuk belajar di luar jam kuliah, belajar pada waktu jam kuliahpun saya merasa malas. Saya lebih sering menghabiskan waktu di kelas dengan mengobrol sesama teman dan main HP menjadi alternative kedua bagi saya. Faktor apa yang menyebabkan saya menjadi demikian? Apa benar saya sudah bosan dengan yang namanya belajar? Terlebih terjadi klimaks pada saat akan diadakan UAN di SMA. Apa iya itu bisa dikatakan belajar? Bukankah itu hanya sebuah kegiatan menghafal tanpa benar-benar kita pahami maksud dan tujuan dari belajar itu. Semua pertanyaan dan jawaban-jawaban kecil itu adalah benar adanya. Cara belajar saya yang memang dari awal sudah salah, mulai saya rasakan akibat yang ditimbulkan sekarang. Setelah saya benar-benar merasakan bangku kuliah. Saya merasa bingung akan memulai belajar darimana. Sedangkan strategi belajar saya sewaktu di bangku sekolah tidak bisa saya terapkan dibangku kuliah. Belajar dibangku sekolah hanya menghafal dan menghafal, sesekali mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku LKS. Terlebih dibangku kuliah banyak sekali masa libur yang saya jumpai, membuat rasa malas saya betah hinggap dalam kehidupan saya. Sepertinya saya perlu meluruskan arti dari kata belajar itu sendiri, saya masih harus membenahi cara-cara saya dalam proses pembelajaran di bangku kuliah. Bagaimana dan mulai dari mana, hanya saya yang bisa menjawab. Membuang rasa malas, itu adalah hal pertama yang harus saya lakukan. Sebenarnya, banyak hal yang sudah saya lakukan untuk berubah menjadi lebih baik, namun belum saya temukan jawaban dari apa yang selama ini saya butuhkan dalam belajar. Bukan lagi menghafal, tetapi saya harus lebih bisa bersikap kritis dalam memahami ilmu pengetahuan, dan itu bukan sesuatu yang mudah bagi saya. Saya yakin semua bisa saya kerjakan, saya hanya butuh proses kebiasaan saja. Saya juga perlu merumuskan lagi tujuan dari belajar yang saya lakukan. Saya berharap, belajar adalah suatu kebiasaan dalam kehidupan saya, bukan lagi sebuah tuntutan.

Log Pertemuan 3 (31 Agustus 2010)
       Menoton Film dengan tema pendidikan ( 3 Idiots)

Kesuksesan yang didapat dari 3 Idiot

Film ini menceritakan persahabatan dari 3 pemuda di India. Mereka adalah mahasiswa di sebuah universitas terkemuka di India. Dilatar belakangi dari keluarga yang berbeda kondisi. Mereka dijuluki idiot karena hal yang mereka lakukan beda dengan mahasiswa lain. Sehingga nama itu melekan pada mereka.
Banyak sekali hal yang bisa kita peroleh dari film ini. Nilai utama yang dapat kita ambil dari film ini adalah belajar bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Tanpa harus belajar dibangku formal, tanpa harus dikelasnya. Intinya, belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru dan mengembangkan kemampuan yang kita miliki. Film ini memberikan kita pandangan bahwa hidup adalah sebuah kompetisi, persaingan ataupun perlombaan. Sehingga untuk bertahan hidup, kita perlu berjuang dan memperjuangkan seperti halnya suatu perlombaan.
Implikasi pembelajaran yang kita dapat dari film ini adalah belajar bukan menghafal, belajar tidak untuk meniru buku, tapi belajar adalah menghasilkan sesuatu yang baru. Dalam film ini, kita juga tahu bagaimana seharusnya system pembelajaran yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Tidak harus selamanya mengikuti aturan yang sangat menekan kegiatan belajar mahasiswa. Yang terjadi hanya penyesalan, memutuskan harapan, dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran, bukan kesuksesan yang kita kejar, namun sebuan kesempurnaan, karena kesempurnaan maka kesuksesan itu akan datang dengan sendirinya. Yang bisa kita lakukan untuk memperoleh kesempurnaan yaitu dengan belajar, belajar bukan hanya dari sekedar menghafalkan namun belajar itu adalah bagaimana kita memahaminya. Dalam penerapan pembelajaran hendaknya kiata tidak melihat tingkatan-tingkatan yang ada, karena tingkatan hanya akan membuat perrpecahan, bukan suatu perubahan yang berguna. Belajarlah sesuai keinginan dan kemampuan yang kita miliki dan minati. Karena dengan minat yang tinggi pada suatu bidang , kita lebih mudah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Kita lihat saja kesuksesan yang diperoleh dari pemeran utama dalam film tersebut. Selama belajar, dia tidak pernah mengejar kesuksesan, tapi pada akhirnya kesuksesanlah yang mengejar dia.
Disamping itu, terdapat juga kejelekan dari film ini. Dalam film ini kita diperlihatkan dengan system pendidikan yang salah yang telah diterapkan dalam suatu universitas. Mereka hanya mengutamakan hasil yang didapat tanpa melihat bagaimana proses yang didapat, sesuai atau tidak dengan kondisi dan kemauan mahasiswa tersebut. Banyak terlihat sebuah penekanan yang ditimbulkan dari siste tersebut. Selain itu, adanya kekuasaan yang otoriter yang dilakukan oleh rector dalam universitas tersebut. Dengan demikian membuat mahasiswa melakukan segalanya tanpa melihat itu benar atau salah. Hal yang paling tidak boleh kita contoh adalah adanya nama palsu dari pemeran utama yang menempuh pendidikan sebagai sarjana. Nama tersebut memperoleh ijasah tanpa harus menempuhnya selama 4 tahun di universitas.
Banyak hal yang bisa kita contoh dari film ini, namun kita juga harus menghilangkan hal-hal buruk yang terdapat dalam film ini. Seperti halnya dianjurkannya berfikir efisien, maka kesuksesan dibelakangmu. Ijazah bukan suatu benda yang penting untuk meraih kesuksesan, karena tanpa ijasahpun, bisa diperoleh sebuah kesuksesan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar