Kamis, 09 September 2010

ROVEY WIDIANTO / K7109169 / IIIB

ROVEY WIDIANTO/K7109169/IIIB

Log Pertemuan 1
Devinisi Inovasi pembelajaran.
Log Pertemuan 2
Membahas silabus Inovasi Pembelajaran.
Log Pertemuan 3
Menganalisis film 3 idiots.
Nilai utama
Sukses = kerja keras.

Implikasi dalam pembelajaran:
1. Berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah.
2. Bersemangat dalam belajar.
3. Memahami lebih baik dari menghafal.
4. Lingkungan peserta didik berpengaruh terhadap perkembangan belajar peserta didik.
5. Belajar dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja.
6. Belajar dengan maksimal.
7. Kekayaan dan kekuasaan tidak menjamin untuk meraih keberhasilan.
8. Guru bukan satu-satunya sumber ilmu.
9. Guru harus bersikap baik karena akan menjadi teladan bagi peserta didik.
10. Dasar utama belajar adalah rasa suka pada hal yang dipelajari.

Kejelekan film 3 idiots:
1. Bunuh diri.
2. Terdapat unsur porno.
3. kecurangan.
4. Memaksakan kehendak.
5. Tidak mematuhi aturan.
6. Putus asa.
7. Hanya belajar menghafal tanpa memahami.
8. Pemimpin yang otoriter.
9. Kencing sembarangan.
10. Mendapatkan ijazah dengan kemampuan orang lain.

Inovasi Teknologi Pembelajaran

Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan pembelajaran sudah dirasa sebagai keharusan. Karena luasnya aspek implementasi teknologi informasi, perlu dibahasa bersama untuk menentukan prioritas urutan aspek-aspek yang perlu didahulukan. Persoalannya adalah bahwa implementasi teknologi informasi tidak semata-mata masalah teknologi tapi dalam prakteknya lebih banyak berurusan dengan pelaku-pelaku pembelajaran itu sendiri.

Pengembangan TI untuk pembelajaran melibatkan 3 unsur:
1. penyediaan sarana fisik berupa peralatan TI dan jaringannya,
2. persiapan untuk perubahan proses pembelajaran, dan
3. pengembangan materi presentasi dalam proses pembelajaran itu sendiri.

Ketiga unsur ini punya hubungan saling ketergantungan yang erat. Materi presentasi
digital memerlukan sarana proyektor LCD, sedangkan pengembangan prasarana TI memerlukan perencanaan penggunaan yang matang mengingat harga yang relatif mahal serta umur ekonomi yang relatif pendek.

Infrastruktur teknologi informasi mutlak diperlukan untuk mengembangkan sistem
pembelajaran berbasis teknologi informasi. Ada dua bagian yang perlu diperhatikan:
1. Komputer dan Presentasi Kelas/Lab
2. Jaringan komunikasi data
3. Fasilitas Akses Publik

Komputer dan alat presentasi diperlukan untuk pengembangan bahan ajar dan
menayangkannya di forum pembelajaran, jaringan komunikasi data diperlukan untuk
penyebarluasan informas sedangkan fasilitas akses publik perlu diadakan agar target
pembelajaran dapat mengikuti proses secara lebih leluasa.

Komputer menawarkan fasilitas multimedia dalam satu sistem untuk penyajian materi pembelajaran. Layanan media-media presentasi lama dalam bentuk papantulis, tape recorder, OHP, Slide Projector, Movie Projector, sampai ke alat-alat peraga
praktikum dapat diberikan dengan kualitas yang sama atau setidaknya mendekati dengan menggunakan sebuah komputer. Keuntungan lebih dari komputer adalah menyatunya media presentasi dengan alat pengembangan presentasi itu sendiri.

Dari sisi harga, kita tidak bisa berasumsi bahwa pengadaan komputer multimedia
lengkap dengan segala perangkat lunak yang dieprlukan akan menjadi lebih murah dibanding membeli berbagai macam alat presentasi tersebut di atas. Dalam lingkungan dimana penggandaan perangkat lunak tanpa ijin tidak dipermasalahkan, penggunaan komputer dianggap murah. Bila kita mengikuti aturan hukum, ijin penggunaan perangkat lunak untuk pengembangan animasi peragaan materi pembelajaran bias mencapai ribuan dolar. Permasalahan hakcipta, pengadaan lisensi sampai ke perburuan perangkat lunak alternatif merupakan topik panjang yang memerlukan sesi tersendiri untuk membahasnya.

Keuntungan lebih jauh dari keberadaan materi pembelajaran dalam bentuk digital
adalah kemudahan kita untuk menyebarluaskan materi tersebut. Meskipun secara umum dirasakan sebagai keuntungan, namun bagi sebagian orang kemudahan ini
merupakan kerugian karena bisa jadi pihak yang dengan mudah bisa mendapatkan materi pembelajaran dari seseorang tidak perlu lagi mengundang orang tersebut untuk datang mengajar di tempat lain.

Ada dua model pengembangan materi pembelajaran on-line. Pada model pertama, dosen membangun materi dengan komputernya sendiri dengan bagian-bagian materi secara utuh. Setiap bagian bisa dibaca dan dipelajari secara terpisah baik dengan mendownloadnya dari Internet atau dibagikan dalam rekaman fisik dengan CDROM. Pada model kedua, dosen membangun materi pembelajaran dengan fasiltias pengembangan materi secara on-line. Materi perkuliahan dimasukkan ke sistem sepotong demi sepotong yang terangkai secara utuh di sistem. Siswa hanya bisa mengikuti perkuliahan secara utuh melalui sistem yang sama secara on-line. Dengan model ini, distribusi off-line hanya bisa dilakukan setelah pengembangan materi perkuliahan selesai seluruhnya atau bab per bab.

Sistem pembelajaran on-line yang paling rumit adalah bagian untuk penyelenggaraan
ujian. Pada umumnya ujian masih harus dilakukan secara tradisionil mengingat
belum ditemukannya cara pelaksanaan ujian itu sendiri. Penggunaan komputer dalam
jaringan untuk ujian selain bisa dirasakan praktis oleh pihak dosen namun akan memberi permasalahan tersendiri mengingat fasilitas tersebut memberi kemudahan spada siswa untuk berkomunikasi satu sama lain. Suatu hal yang tidak dikehendaki pada saat ujian.

Pengembangan teknologi informasi untuk pembelajaran bersifat mahal dan perlu direncanakan secara matang. Di satu sisi, para dosen akan dapat mengembangkan sistem pembelajaran yang efektif berbasis teknologi informasi apabila instansi yang bersangkutan menyediakan infrastruktur yang cukup. Di sisi lain, tanpa "jaminan" antusiasme para dosen untuk memanfaatkan teknologi informasi, para pengambil keputusan tidak akan dengan mudah mengijinkan pelaksanaan proyek pengembangan infrastuktur teknologi informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar