Minggu, 05 September 2010

RANI DAROJAH (K7109156/IIIB/10)

A. LOG PERTEMUAN I
Inovasi pembelajaran merupakan suatu terobosan baru dalam pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diharapkan.

B. LOG PERTEMUAN II
Suatu proses belajar harus didasari dengan semangat, niat, dan komitmen dari diri sendiri.

C. LOG PERTEMUAN III
Menonton film 3 idiots serta melakukan analisis terhadap film tersebut.

D. NILAI YANG TERKANDUNG DALAM FILM 3 IDIOTS
Pada dasarnya, terdapat beberapa nilai yang terkandung dalam film 3 idiots, antara lain nilai sosial, nilai moral, nilai religius, serta nilai pendidikan. Namun nilai yang paling menonjol dalam film tersebut adalah nilai pendidikan. Dalam film tersebut ditunjukkan bahwa ada seorang siswa yang melakukan proses belajar secara menghafal (hanya berpedoman pada buku pegangan)dan seorang siswa lain yang melakukan proses belajar dengan memahami materi pelajaran. Dan di akhir cerita ditunjukkan bahwa siswa yang melakukan proses belajar dengan memahami materi pelajaran terbukti lebih sukses dalam kehidupannya. Dengan membandingkan kedua hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang perlu ditekankan dalam proses belajar adalah memahami isi materi, bukan hanya sekedar menghafal materi sehingga hasil yang dicapai dapat semaksimal mungkin. Tujuan utama dari proses belajar adalah memperoleh ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan, bukan sekedar memperoleh ijazah.

E. IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN
1. sebagai orang yang berkecimpung di dunia pendidikan, kita harus memberikan contoh yang baik pada peserta didik.
2. proses belajar adalah untuk memperoleh ilmu, bukan hanya sekedar ijazah.
3. sebagai pendidik, hendaknya kita tidak memaksakan kehendak pada peserta didik. sebaliknya, kita justru harus mendukung potensi yang dimiliki peserta didik.
4. belajar hendaknya dilakukan secara efisien.
5. belajar dapat dilakukan kapan saja,di mana saja, dan dengan siapa saja.
6. waktu dan kesempatan yang ada harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam proses pembelajaran.
7. belajar itu memahami materi, bukan menghafal materi.
8. setiap orang memiliki potensi diri. Potensi tersebut harus selalu digali dan dikembangkan.
9. terus semangat, berusaha, dan berjuang dalam meraih cita - cita.
10. proses belajar harus dilakukan secara ikhlas agar hasil yang dicapai maksimal.

F. HAL NEGATIF YANG TERDAPAT PADA FILM 3 IDIOTS
1. kepemimpinan yang otoriter.
2. adanya teknik perploncoan bagi mahasiswa baru.
3. karya dan pendapat orang lain yang kurang dihargai.
4. berpikir pendek ketika dihadapkan pada suatu masalah.
5. pemalsuan identitas demi mendapatkan ijazah.
6. adanya pemaksaan kehendak dari orang tua kepada anak.
7. proses belajar yang monoton.
8. proses belajar dengan cara menghafal dan hanya bersumber pada buku pegangan.
9. menggunakan media minuman keras untuk menumbuhkan keberanian.
10. adanya kecurangan dan niatan mencuri soal ujian demi kepentingan pribadi.

G. ARTIKEL INOVASI PEMBELAJARAN
MENGAPA HARUS DILAKUKAN INOVASI PEMBELAJARAN???
Selama ini, proses pembelajaran berlangsung secara “konvensional”. Pembelajaran secara konvensional seringkali membuat kita kecewa terutama apabila dikaitkan dengan pemahaman peserta didik. Hal itu disebabkan banyak siswa mampu menghafal materi ajar yang diterimanya dengan baik, namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya; sebagian besar peserta didik tidak mampu mengimplikasikan materi / pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari - hari; peserta didik sulit memahami konsep - mkonsep akademik, padahal mereka perlu memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat pada umumnya di mana mereka akan hidup dan bekerja.
Tak ada seorang pun yang mampu membantah bahwa guru memiliki peran yang amat vital dalam proses pembelajaran. Gurulah yang bertanggung jawab untuk menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan melakukan tindak lanjut proses pembelajaran. Dalam konteks demikian, gurulah yang akan menjadi “aktor” penentu keberhasilan peserta didik dalam mengadopsi dan menumbuhkembangkan nilai-nilai kehidupan.
Perlu disadari bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang bersifat kompleks dan timbal-balik antara guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik. Jika seorang guru tetap mengajar secara monoton, maka hasilnya akan menciptakan peserta didik yang monoton pula. Seorang guru dituntut untuk mengembangkan keahlian, pengetahuan, dan perlu mengekplorasi hal-hal baru. Seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang akan diajarkannya kepada peserta didik, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan pengetahuan tersebut pada peserta didik.
Tanpa dibarengi kemauan dari guru untuk selalu berinovasi, maka dimungkinkan pembelajaran akan dirasa menjenuhkan. Di samping itu, potensi yang dimiliki guru tidak dapat berkembang optimal. Inovasi akhirnya menjadi sesuatu yang harus dicoba untuk dilakukan. Ketika mendengar kata inovasi, yang muncul di benak kita barangkali sesuatu yang baru yang bermanfaat. Manusia sebagai makhluk sosial yang dinamis dan tak pernah puas dengan yang sudah ada akan selalu mencoba, menggali dan menciptakan sesuatu yang "baru" atau "berbeda" dari biasanya. Begitu pula masalah inovasi yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan pembelajaran akan bermakna. Berbagai inovasi tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat belajar.
Pada hakekatnya, inovasi bersifat relatif. Dalam artian inovasi yang kita lakukan sebenarnya sudah tidak asing bagi orang lain. Tetapi sebagai seorang guru yang setiap hari berinteraksi dengan peserta didik, maka tidaklah salah apabila terus-menerus dilakukan inovasi dalam pembelajaran. Melalui kegiatan pembelajaran yang inovatif, suasana kelas tidak kaku dan monoton. Para peserta didik perlu lebih banyak diajak berdiskusi, berinteraksi, dan berdialog sehingga mereka mampu mengbangun konsep, bukan dengan cara diceramahi. Peserta didik juga perlu dibiasakan untuk berbeda pendapat sehingga mereka menjadi sosok yang cerdas dan kritis. Tentu saja, secara demokratis, guru perlu memberikan penguatan-penguatan sehingga tidak terjadi salah konsep yang akan berbenturan dengan nilai-nilai kebenaran itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar